Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menekankan urgensi perguruan tinggi Islam swasta untuk meningkatkan kualitas. “Sekarang ini kita (perguruan tinggi Islam swasta) harus mengejar kualitas. Di mana-mana ada tujuan untuk meningkatkan universitas mencapai standar dunia,” ungkap Jusuf Kalla. Read more

Universitas islam Indonesia (UII) kembali berikhtiar turut serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk Palestina, khususnya di Jalur Gaza yang saat ini tengah menghadapi situasi krisis karena serangan Israel. Ikhtiar tersebut diimplementasikan dengan disalurkannya dana sejumlah 500 juta rupiah melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pada Selasa (7/11). Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah cacah professor dalam bidang ilmu hukum. Kali ini jabatan akademik tertinggi tersebut diraih oleh Dr. Ridwan, S.H., M.Hum. Secara simbolis Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 61558/M/07/2023 diterima Dr. Ridwan, S.H., M.Hum., pada Senin (6/11) di Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII.

Kegiatan yang dihadiri oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., dan Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si., turut pula dihadiri secara langsung oleh Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., beserta jajarannya.

Prof. Fathul Wahid dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas capaian yang diraih Dr. Ridwan. Torehan ini menyusul capaian sebelumnya, surat keputusan professor untuk Prof. Zaenal Arifin dan Prof. Ilya Fadjar Maharika juga diterima di tempat yang sama tepat satu bulan lalu. Untuk segala nikmat dan karunia ini, Ia mewakili segenap keluarga besar UII untuk senantiasa bersyukur. sebab, bertambahnya jumlah professor di UII membawa dampak positif bagi kampus ini.

“Beberapa program percepatan yang didesain dengan mempertimbangkan etika tinggi, alhamdulillah membuahkan hasil. Capaian jabatan profesor bukan hanya merupakan prestasi personal, tetapi juga meningkatkan profil institusi,” tuturnya.

Hingga saat ini, UII mempunyai 38 profesor aktif yang lahir dari rahim sendiri. Ini menjadikan proporsi dosen dengan jabatan akademik profesor mencapai 4,7 persen (38 dari 800 orang). Dari 38 tersebut, proporsi terbesar, sebanyak 11 orang dosen (atau 28,9 persen) berada di Fakultas Hukum UII.

“Kans dan harapan UII untuk terus menambah kuantitas Profesor menjadi cukup besar, mengingat saat ini sebanyak 263 dosen berpendidikan doktoral. Kemudian, sebanyak 69 berjabatan lektor kepala dan 118 lektor. Sehingga dapat dikatakan mereka yang telah sampai pada tingkat ini tinggal selangkah lagi mencapai jabatan akademik professor,” jelasnya.

Senada, Prof. Aris Junaidi juga turut menyampaikan selamat atas capaian yang diraih. Dengan data yang dipaparkannya, UII tercatat telah banyak menyumbangkan guru-guru besar dalam berbagai bidang keilmuan, terutama Ilmu Hukum sebagaimana Profesor yang Tengah menerima SK pengangkatannya pada hari ini.

Prof. Aris Junaidi berharap dengan bertambahnya professor dari UII, dapat meningkatkan etos intelektual terutama di kalangan generasi muda untuk dapat meraih capaian yang serupa, bahkan melampaui. “Mudah-mudahan dengan hadirnya Prof. Ridwan nanti bisa mencerahkan dan juga menambah kekuatan di UII yang memang dari dulu (fakultas) hukumnya memang luar biasa,” tuturnya.

Sementara Dr. Suparman dalam kesempatannya berharap hadirnya Dr. Ridwan sebagai salah satu profesor baru mampu memberikan kontribusinya terutama dalam berbagi pandangan-pandangan hukumnya guna menyikapi beragam peristiwa yang terjadi dewasa ini. Tidak lupa, Ia juga mengingatkan untuk terus berupaya menebarkan manfaat keilmuan kepada masyarakat luas.

“Pencapaian ini milik publik, intelektual tentu tidak sekadar menyampaikan ilmu pengetahuannya di ruang kelas, tetapi ia diharapkan memberikan pencerahan, memberikan pendidikan pada publik, karena negeri kita ini sekarang sedang tidak baik-baik saja,” tutup Dr. Suparman. (HM/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar diskusi bertajuk Angkringan Rumah Gagasan #4 Imaji UII Satu Abad Vol.2 pada Kamis (2/11) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII. Acara ini merupakan keberlanjutan dari diskusi civitas akademika yang diinisiasi oleh Badan Perencanaan & Pengembangan/Rumah Gagasan (BPP) UII. Dalam rangka membangun kampus masa depan, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta merilis buku yang berjudul ‘Imaji UII Satu Abad’ yang di dalamnya terdapat 55 tulisan hasil dari imajinasi 51 penulis. Read more

Dua dosen Universitas Islam Indonesia (UII) yakni Prof. Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. dikukuhkan sebagai professor dalam Bidang Ilmu Kimia dan Prof. Ar. Suparwoko, Ir. MURP. Ph.D. IAI. IAP. sebagai professor dalam Bidang Ilmu Pengantar Rancang Kota dalam Rapat Terbuka Senat UII pada Selasa (31/10), di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir.

Dalam pidato pengukuhannya yang bertajuk Komposit Sebagai Material Maju Untuk Energi

dan Lingkungan, Prof. Allwar yang juga menjabat sebagai Ketua Pengembangan Pendidikan, Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII ini mengemukakan tentang dampak negatif dari kemajuan industri serta pemanfaatan material maju sebagai bagian dari mitigasi dampak negatif tersebut.

Disampaikan Prof. Allwar, nanokomposit menjadi fokus utama dalam penelitiannya kali ini, yakni meliputi nanokomposit sebagai adsorben serta katalis untuk proses hidrokraking atau hidrogenasi dalam mencari sumber energi terbarukan.

Menurutnya, Aplikasi nanomaterial komposit sangat menjanjikan sebagai adsorben dan fotokatalis terutama untuk menjaga kesehatan lingkungan perairan. Sintesis nanomaterial seperti Fe304/karbon aktif, NiO-ZnO/karbon aktif, Fe304-Ti02/karbon Aktif, CuO/karbon aktif, Ag2O-ZnO/nanoselulosa telah di analisis dan di uji kapasitasnya sebagai adsorben pada proses adsorpsi fenol dan klorofenal, zat warna sentetik seperti rhodamine B dan metil orange, limbah obat-obatan seperti metformin, terasiklin, ibuprofen dll.

Di samping pembahasan utama mengenai nanomaterial, Prof. Allwar yang juga masih aktif mengajar di program studi kimia UII ini juga mengemukakan beragam tantangan dalam perkembangan nanoteknologi di Indonesia, seperti perkembangannya yang masih relatif lambat, hasil riset yang masih berada dalam skala kecil, dan penelitian potensial yang masih belum mampu mencapai tahap implementasi.

Tantangan lain juga muncul dari belum banyaknya orang yang mengetahui manfaat besar dari nanomaterial khususnya karbon aktif. “tidak banyak orang mengetahui keistimewaan dari karbon aktif, hingga banyak Masyarakat tidak tertarik melakukan bisnis karbon aktif,” tutur Prof. Allwar.

Inovasi Pengembangan Kota Kecil

Dalam kesempatan penyampaian pidato pengukuhan selanjutnya, Prof. Suparwoko mengangkat materi tentang Inovasi Pengembangan Kota Kecil Berbasis Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia. Pria yang meraih gelar Doktor dari Victoria University of Technology, Australia ini mengemukakan beberapa topik dalam rangkum penelitiannya antara lain Hilirisasi Desa Kota, Inovasi Pengembangan Kota Kecil, Inovasi Tipologi Rumah MBR, serta Inovasi Material.

Dalam topik pembuka, Prof. Suparwoko membawa Pantai Selatan Jawa Tengah sebagai studi kasus untuk hilirisasi desa kota dengan kajian wisata Pantai. Seraya memaparkan keindahan lanskap beberapa Pantai di Jawa Tengah, dikemukakan juga lonjakan jumlah objek wisata yang menurutnya memerlukan waktu kurang lebih 20 tahun untuk mencapai tingkat yang demikian signifikan.

Menurut Prof. Suparwoko, upaya penelitian yang juga mengawal perkembangan Pembangunan infrastruktur dari beragam dimensi di wilayah tersebut juga turut mengantarkan arus kesejahteraan yang cukup kuat, terutama dalam dimensi Pendidikan dan ekonomi Masyarakat. Bagian paruh pertama ini ditutup dengan visi pengembangan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Selanjutnya, Prof. Suparwoko mengemukakan bahwa pembangunan kota kecil berbasis perumahan MBR sangat signifikan dibutuhkan dan perlu dilakukan secara simultan kerjasama top down dan bottom up. Pembangunan ini sangat baik dan rasional untuk dirancang, mengingat pendekatan yang digunakan adalah local genius dari Surya Mandala dan Catur Gatra Tunggal dari Kerjaan Majapahit.

Temuan Prof. Suparwoko terinspirasi dari Pembangunan kota Barcelona, Spanyol sejak tahun 1830-an mengenai Kerjasama antara Madrid dan Barcelona dalam peneluran konsep perluasan kota dan mengutamakan daerah di luarnya. Pendekatan ini juga ditemukan dalam Surya Majapahit meski belum digunakan untuk pendekatan spasial. Ia juga menitik beratkan pada Local Genius Catur Gatra Tunggal, yakni integrasi ideal antara Keraton, Agama, Alun-alun, serta Pasar yang diolah menjadi alternatif pengembangan kota kecil di Indonesia.

Di samping temuan-temuannya, tidak lupa Prof. Suparwoko mengingatkan tentang pentingnya Upaya integrasi dan kerja kolektif antar stakeholder yang seharusnya terlibat. “Pembangunan kota kecil berbasis MBR di Indonesia perlu kebersamaan potensi integrasi PENTAHELIX (konsep multi pihak) yang bekerja sama antara Pemerintah, Masyarakat, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan Media Masa” tutur Prof. Suparwoko.

Dalam hal ini, dikemukakan Prof. Suparwoko peranan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi lebih proaktif untuk meningkatkan alokasi dana kegiatan dan fasilitas laboratorium untuk kepentingan lapangan. Salah satu Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui percobaan dan pembuatan model pembangunan kawasan dan perumahaan, serta pembuatan puwarupa bangunan rumah MBR beserta komponen atau konstruksinya.

“Ilmu adalah sesuatu yang lapang dan berada di lapangan – kampus adalah bagian sangat penting berada di lapangan,” tutup Prof. Suparwoko. (HM/RS)

Kekeringan yang tengah melanda warga di beberapa desa di wilayah Gunungkidul mengakibatkan semakin langka dan bahkan tidak ada lagi sumber mata air yang bisa dimanfaatkan oleh warga desa. Mata air yang sudah mulai mengering menjadikan beberapa warga desa semakin sulit mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Ikhtiar Universitas Islam Indonesia (UII) meningkatkan kualitas di banyak aspek, kembali diapresiasi lembaga pemeringkatan bereputasi internasional. Kali ini, UII masuk Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2024. 

Read more

Sebanyak lebih dari 60 orang terdaftar sebagai peserta Bambooland Walk dan 100-an orang bergabung di platform daring zoom Bambooland Talk dalam gelaran acara Tetralogi Bambo, kerjasama sindikasi Bambooland Indonesia dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu 21 Oktober 2023.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan kemitraan dari Mathias Corvinus Collegium (MCC), Hungaria pada Kamis (19/10) di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Dalam kunjungan kali ini, berlangsung diskusi riset antara peneliti MCC dengan perwakilan UII.

Read more

Diskusi keilmuan telah menjadi budaya bagi para akademisi. Dalam berbagai format, gagasan-gagasan besar dibahas oleh para ilmuwan untuk mendapatkan temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi peradaban. Hal ini tersirat dalam Serial Diskusi Peradaban yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) pada pada Selasa (17/10), di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito.

Read more