,

FK UII Gelar Pelatihan Kader Pendamping ODGJ, Peringati Hari Skizofrenia Sedunia

Memperingati hari skizofrenia sedunia, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa (IKJ) dan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menyelenggarakan Pelatihan Kader Pendamping ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) pada Sabtu (24/5) di Ruang Audio Visual Gedung Fakultas Hukum UII.

Mengangkat tema “Peningkatan Kompetensi Kader Kesehatan Jiwa Masyarakat dalam Deteksi Dini Psikosis se-DIY dan turut mengundang Dr. Ade Indah Wahdini, Sp.KJ, dan dr. Baiq Rohaslia Rhadiana, M.Sc., Sp.KJ, dan Dr. dr. Sunarto, M.Kes sebagai pemateri yang dibagi dalam tiga sesi. Acara dihadiri oleh perwakilan kader dari lima daerah yaitu Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kota Yogyakarta.

Kesehatan jiwa kini menjadi isu krusial. Temuan terbaru menunjukkan bahwa salah satu daerah dengan angka tertinggi gangguan psikosis justru datang dari pusat pendidikan dan budaya yaitu Yogyakarta. “Data nasional itu ternyata, Psikosis Indonesia itu juaranya di D.I Yogyakarta. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, Indonesia mendapat 4% orang dengan gejala, sedangkan diagnosa tegas itu 3%. Artinya ada 1% yang tidak tertegakkan diagnosisnya. Ternyata di D.I Yogyakarta itu orang bergejala 9,3% artinya melebihi persentase nasional,” ungkap Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran UII dalam sambutannya.

Fathul Wahid, Rektor UII menyinggung bahwa semua orang bisa terkena gangguan kesehatan mental. Tidak terkecuali para mahasiswa. Untuk mendukung hal tersebut, UII menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa. “Ini penting untuk memberikan kesadaran karena potensi gangguan kejiwaan bisa menjangkiti siapa saja. Preferensinya lebih tinggi di kalangan remaja,” ujar Fathul.

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental beresiko melakukan tindakan bunuh diri. Fathul mengatakan, kasus bunuh diri setiap tahun terjadi sebanyak 1.800 kasus. Ia juga turut mengapresiasi para peserta yang bersedia menjadi kader dan memberikan kontribusi nyata dalam menjadi pendamping ODGJ di wilayahnya masing-masing.

Lebih lanjut, Soleh Anwari, S.ST sebagai Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta (P3AP2) dalam sambutannya menekankan dukungan keluarga, empati dan pemahaman tentang ODGJ adalah faktor kunci kesembuhan bagi pasien ODGJ. (NKA/AHR/RS)