Tata Ruang Kampus UII: “The Colours of Nature”
Koherensi tata ruang dan lingkungan yang digariskan pada Master Plan Kampus Terpadu UII akan diwujudkan untuk membangun citra Kampus Terpadu sebagai kampus humanis dan kampus lestari melalui tema komprehensif “The Colours of Nature”. Tema ini merepresentasikan hubungan lestari antara manusia dengan alam, mengedepankan keragaman dan inklusivitas baik dalam budaya maupun pola pikir keilmuan dalam bingkai keindahan alami. Selain itu diharapkan akan membawa Kampus Terpadu UII pada suatu kualitas spasial yang mampu menginspirasi warganya yang pada akhirnya dapat memunculkan insan ulil albab yang sadar dan peka terhadap ayat-ayat kauniah yang terhampar di Kampus.

Kampus Terpadu UII digagas dipusatkan pada tiga klaster akademik atau ilmu pengetahuan (cluster of science) yaitu Klaster Ilmu-Ilmu Agama & Kemanusiaan (Religion and Humanity), Klaster Ilmu-Ilmu Alam & Kehidupan (Nature & Life Sciences), dan Klaster Ilmu-Ilmu Desain & Rekayasa (Design & Engineering). Klaster tersebut bukanlah entitas organisatoris yang kaku melainkan konsep alokasi spasial yang bersifat open system – terbuka tetapi tetap mempunyai koherensi fungsional dan citra dalam satu klaster.
Lingkungan Kampus yang Hijau dan Asri
Kondisi tanaman di Kampus Terpadu UII sejatinya adalah hasil dari proses penghijauan yang diawali sekitar tahun 1995. Hampir semua tanaman adalah hasil dari proses penghijauan tersebut. Kampus Terpadu yang hijau dan asri ini telah membawa UII mendapatkan penghargaan Indonesia Green Awards untuk kategori Green Campus dari La Tofi School of CSR pada tahun 2012, 2014 dan 2016.
Secara garis besar, penghijauan di Kampus UII dilakukan dengan strategi lapisan tanaman sebagai berikut:
- Lapisan pertama adalah penanaman tanaman perintis yang utamanya adalah bambu-bambuan di sepanjang sungai dan kali yang melintang kampus. Fungsi dari tanaman perintis ini adalah agar kampus segera hijau dan mampu menstabilkan tanah di area yang mudah terlarut oleh aliran air.
- Lapisan kedua adalah tanaman sengon yang berfungsi untuk percepatan penghijauan yang dilakukan di tempat-tempat dimana akan didirikan bangunan. Sengon ini merupakan tanaman antara sebelum nantinya akan digantikan oleh tanaman perindang yang permanen di lapisan ketiga.
- Lapisan ketiga adalah tanaman perindang berupa pohon-pohon yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia dengan pembagian di area kampus bagian barat diupayakan ditanami pepohonan dari wilayah Indonesia Barat, di area tengah dengan pepohon berasal dari wilayah Indonesia Tengah, dan area timur diisi pepohonan dari wilayah Indonesia Timur.
- Lapisan keempat adalah tanaman khusus berupa tanaman untuk fungsi tertentu misalnya pengarah atau simbolis seperti Sawo Kecik (Manilkara kauki) dan Kepel (Stelechocarpus burahol) di area Boulevard Kampus Terpadu. Pohon Sawo Kecik merupakan simbol kebaikan dalam filsafat Jawa. Sedangkan pohon Kepel, yang daunnya akan berubah warna bergantung pada musimnya, merupakan tanaman identitas Yogyakarta.
Penanaman tanaman di Kampus Terpadu UII juga dirancang dengan berorientasi pada warna tanaman dan secara integratif juga dipadukan dengan bangunan seperti tanaman pada dinding (green wall), di atap (roof garden) atau selasar-selasar di lantai atas bangunan.