Kupas Tuntas Jiwa Leadership dan Entrepreneurship Global

UII Talk

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) Universitas Islam Indonesia (UII) terus berupaya meningkatkan budaya diskusi intelektual dengan nuansa global dengan menghadirkan pembicara ahli dari mancanegara. Salah satunya dengan menyelenggarakan UII Talk Interactive Seminar bertemakan “Empowering Leadership and Entrepreneurship Mindset” pada (24/07) di Ruang IRC (Information Resource Centre) Lt. 1 Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Seminar ini mendatangkan Prof. David Dawson yang merupakan Professor in Leadership dari Business, Computing & Social Sciences, University of Gloucestershire, UK.

Prof. David Dawson membawakan materi yang berfokus pada dua topik yang saling berkesinambungan yaitu praktik kepemimpinan yang positif dan jiwa entrepreneurship. Ia menjabarkan praktik kepemimpinan positif bertujuan untuk mendapatkan output yang positif bagi kepentingan bisnis dan lingkungan kerja. Ia menjelaskan bahwa pemimpin yang baik dapat diidentikasikan dengan sifat-sifat admirable, excellent, dan successful.

Prof. David Dawson menjelaskan bahwa terdapat dimensi-dimensi yang menjadi indikator keberhasilan leadership dan entrepreneurship seperti business focused (target oriented, standards focused, visionary, knowledgeable, hardworking – organized), leader/manager skills (having integrity, leadership – taking responsibility), dan staff focused (people centred, a developer).

Menurutnya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang juga memahami orang-orang yang dipimpinnya. “Mereka (pemimpin-red) harus dapat dipercaya, bertanggungjawab, ketika muncul suatu permasalahan ia bertanggungjawab dan tidak menyalahkan yang lain, bahkan sebisa mungkin ia harus tetap mempertahankan dan menguatkan hati bawahan-bawahannya,” ungkapnya. Ia juga menggaris bawahi bahwa ternyata visionary bukanlah kata yang tepat untuk mendeskripsikan good leadership, “Kata visionary tidak tepat untuk seorang leader. Saya lebih menekankan vision setterkarena seorang pemimpin itu tidak melakukan semua hal akan tetapi membuat percakapan dan tantangan bagi stafnya,” jelasnya.

Selain itu ia juga menegaskan bahwa indikator-indikator leadership dan entrepreneurship dapat diperoleh secara maksimal dengan upaya organizational ambidexterity yaitu mampu mengoptimalkan kemampuan secara konsisten dan seimbang. Ia mengemukakan ambidexterity perlu dilakukan agar kita sebagai leader yang berjiwa entrepreneurship berwawasan luas dan peduli dengan sekitarnya. “Salah satu konsep dalam kepemimpinan adalah ambidexterity yaitu suatu konsep yang menegaskan bahwa pemimpin harus gemar mengeksplorasi hal-hal baru dengan efektif, contoh misal kamu memiliki produk, coba untuk pergi ke negara yang berbeda untuk melakukan perbandingan agar mengetahui kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh orang sekitar,” ujarnya.

Sesi penyampaian materi dan diskusi dari Prof. David Dawson tidak bersifat monoton melainkan dilakukan secara interaktif. Ia juga mengajak para peserta untuk mensimulasikan analogi decision-making dan teamwork dengan cara membuat barisan secara berkelompok dan peserta yang berdiri di barisan paling belakang melempar gulungan kertas sejauh mungkin kedepan untuk ditangkap oleh peserta yang berdiri di barisan paling depan. “Disini saya menggambarkan ketika kelompok yang lemparan kertasnya paling cepat, lebih awal, dan tertangkap itu seperti orang yang inovatif dan mudah bekerjasama dalam tim,” pungkasnya. Seminar ini memberikan wawasan yang mendalam dan menginspirasi peserta untuk memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship yang saling melengkapi.