UII Dorong Penguatan Peta Jalan Integrasi Indonesia dengan Dunia Islam
Program Studi Hubungan Internasional (Prodi HI) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Menuju Integrasi Indonesia ke Dunia Islam: Kepentingan Nasional dan Realitas Geopolitik” pada Jumat (21/11) dengan menghadirkan narasumber Wakil Menteri Luar Negeri, Muhammad Anis Matta. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kerja sama penelitian antara Prodi HI UII dan Kemlu RI dalam penyusunan Policy Output Mengintegrasikan Indonesia dan Dunia Islam: Arah, Kerangka, dan Peta Jalan.
Dalam sambutannya, Rektor UII Fathul Wahid menegaskan bahwa kerja sama UII dan Kemlu RI telah berjalan intensif. Ia menambahkan bahwa UII juga aktif membuka ruang dialog global, salah satunya melalui keterlibatan dalam R20 Interfaith Dialogue sebagai bagian dari forum G20 di Bali tahun 2022. Fathul menekankan bahwa agama memiliki peran penting dalam merespons tantangan dunia, mulai dari krisis energi hingga konflik berkepanjangan. “Kami percaya Indonesia memiliki posisi strategis, dan Islam dipercaya sebagai soft power untuk menyelesaikan masalah global serta menjadi sumber inspirasi,” ujarnya.
Dalam sesi Kuliah Umum, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Muhammad Anis Matta, menekankan bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam berperan secara strategis di dunia Islam. “Indonesia memiliki tiga elemen utama yang dapat menjadi landasan perencanaan dan penguatan posisinya di kancah global, yaitu agama, demokrasi, dan kemakmuran. Kombinasi tiga elemen ini merupakan keunggulan strategis yang tidak selalu dimiliki oleh negara-negara lain,” jelasnya. Anis Matta juga menyoroti bahwa perjuangan Dunia Islam yang menempatkan nilai persatuan dan kemanusiaan sebagai landasan bersama dapat menjadi game changer dalam mencari solusi atas krisis kemanusiaan di Palestina.
Ketua tim peneliti Policy Output sekaligus Wakil Dekan Sumber Daya Fakultas Ilmu Sosial Budaya UII, Irawan Jati, menegaskan pentingnya langkah bertahap untuk mencapai integrasi Indonesia dengan Dunia Islam. “Peta jalan ini mengajukan beberapa capaian kunci atau key milestones yang didasarkan pada identifikasi SOAR (Strength, Opportunities, Aspirations, Results) dan kapabilitas, serta disesuaikan dengan periode RPJMN dan sasaran utama visi RPJPN 2045”. Ia menjelaskan bahwa tahapan tersebut menjadi panduan praktis bagi pemerintah untuk mengukur kemajuan dan memastikan bahwa integrasi Indonesia dengan Dunia Islam berjalan terarah serta memberi manfaat jangka panjang bagi kepentingan nasional.
Menutup sesi Kuliah Umum, moderator Rizki Dian Nursita, menyimpulkan bahwa posisi Indonesia di Dunia Islam semakin penting baik secara geopolitik maupun ekonomi. “Indonesia merupakan salah satu pusat dari ekonomi halal global, dengan nilai pasar halal mencapai sekitar USD 279 miliar pada 2023 dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 807 miliar pada 2030”. Ia juga mencatat bahwa dinamika ekonomi Dunia Islam kini dipimpin oleh aktor utama seperti Malaysia, Arab Saudi, Indonesia, dan Uni Emirat Arab, yang membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat pengaruh geopolitik melalui kerja sama ekonomi, industri halal, dan diplomasi kawasan.
Rangkaian kerja sama penelitian dan penyelenggaraan Kuliah Umum ini menegaskan komitmen UII dalam mendukung diplomasi Indonesia di Dunia Islam, baik melalui penguatan riset maupun ruang dialog strategis. Melalui kolaborasi berkelanjutan dengan Kemlu RI, UII berupaya memperluas kontribusinya dalam membangun pemahaman kawasan, memperkuat jejaring akademik, dan menghadirkan gagasan yang relevan bagi kepentingan nasional Indonesia di tengah dinamika global. (KU/AHR/RS)




