FORPIMAWA DIY Laksanakan Syawalan di UII, Dorong Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi dalam Masa Efisiensi
Bertepatan dengan silaturahmi bulan Syawal, Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan (FORPIMAWA) Daerah Istimewa Yogyakarta menekankan pentingnya kolaborasi antar perguruan tinggi di masa efisiensi pemerintahan Prabowo-Gibran. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium lantai Fakultas Ilmu Agama Islam, Kampus terpadu UII, pada (24/04) . Turut hadir dalam acara ini puluhan pimpinan bidang kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. dalam sambutannya menuturkan bahwa keadaan politik, ekonomi, kesehatan hingga pendidikan negara pada tahun ini dalam keadaan yang mengecewakan. Di bidang hukum, sebagai akademisi, ia mengaku prihatin terhadap kasus korupsi yang menyeret beberapa hakim di pengadilan negeri Jakarta Pusat. “Padahal uangnya tidak seberapa, ya, kecil dibandingkan dengan kasus-kasus korupsi lainnya, dan taruhannya nama baik,” ungkap Dr. Rohidin.
“Ini merupakan situasi yang sangat sulit bagi kita. Kita mempunyai hutang yang jatuh tempo di tahun ini. Ditambah lagi dengan pajak Amerika dan China,” lanjutnya. Dr. Rohidin menuturkan bahwa geliat ekonomi negara menurun akibat kebijakan efisiensi pemerintah. Pemangkasan ini juga membuat anggaran pokok, seperti kebutuhan penerangan untuk universitas-universitas negeri yang ada di Yogyakarta turun lebih dari 75%.
“Universitas Islam indonesia juga terdampak dengan kondisi seperti ini, karena harusnya sampai bulan-bulan April-Mei itu sudah memenuhi kuota sekitar 50%, hanya 30% saja. Ini sungguh, sangat mengkhawatirkan. Karena perguruan tinggi swasta, basis anggarannya diperoleh dari mahasiswa.” jelasnya.
Dr. Rohidin menilai bahwa ketidak terpenuhan ini merupakan efek domino dari berbagai perusahaan dalam negeri yang mangkrak, meninggalkan banyak sekali karyawan menganggur dan daya beli penduduk menurun. “Oleh sebab itu, bergandengan nampaknya, kolaborasi namanya itu sangat diperlukan dan sebagai sebuah keniscayaan,” ujar Dr. Rohidin.
Dalam sesi sambutan berikutnya, Ketua FORPIMAWA DIY, Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H., menanggapi hal senada. “Pesan Pak Menteri pada saat audiensi kemaren, bapak dan ibu, kita sekarang harus bisa kreatif dalam suasana seperti ini, kondisi efisiensi ini. Maka diharapkan, kita, masing-masing perguruan tinggi bisa menggandeng sponsor-sponsor yang menjadi mitra. Tapi masalahnya mitra-mitra kita juga sekarang sedang ramai mendengungkan efisiensi.”
“Di masa efisiensi ini nanti akan banyak lomba, yang biasa itu dibawah BELMAWA dan PUSPRESNAS, dengan efisiensi ini dari 18 sampai 23 kompetisi yang diselenggarakan oleh kementrian itu nanti akan ada bahasanya adalah penyesuaian-penyesuaian.” Jelas Dr. Gatot.
Tiga kompetisi yang diluncurkan diantaranya adalah PPK ORMAWA, PKM dan P2MW. Dr. Gatot menyebutkan bahwa kuota penerimaan proposal pada ketiga kegiatan tersebut telah dibatasi dan mahasiswa perlu mencurahkan kreativitas yang lebih ekstra.
Masa efisiensi menurutnya menjadi tantangan bagi tiap-tiap institusi untuk mencetak alumni yang siap bersaing di dunia kerja. Untuk membahas dan menindaklanjuti permasalahan ini, ia mengajak para pimpinan kemahasiswaan masing-masing perguruan tinggi untuk dapat hadir dalam agenda REMBUGNAS FORPIMAWA pusat di Balikpapan. Kegiatan kemudian dilanjutkan oleh tausiyah oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII, Dr. Nur Kholis S. Ag., M.Sh.Ec. dan sesi sarasehan bersama ketua FORPIMAWA serta perwakilan LLDIKTI wilayah V. (MNDH/AHR/RS)