Ecoprint Ramah Lingkungan Sebagai Wujud Cinta Bumi
Ikatan Ibu-Ibu (IKI) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Fakultas Teknologi Industri (FTI) menggelar Workshop Seni Ecoprint di tas jinjing (totebag) dan Workshop Literasi Produk Halal pada Jumat, (24/10) . Kegiatan ini berlangsung di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII dan diikuti oleh keluarga besar Ibu-Ibu di lingkungan UII.
Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan FTI UII, Ulin Agus Mansur yang menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan IKI UII, Ibu Zaenal, yang mengapresiasi antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan bertema keberlanjutan dan pelestarian lingkungan ini. Ia juga berharap acara ini dapat memberikan manfaat bagi peserta yang hadir.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan sesi workshop bertema literasi produk halal yang disampaikan oleh Dr. Harwati, S.T.,M.T, dosen jurusan Teknik Industri FTI UII dan dibersamai oleh Sayyidah Maulidatul S.T.,M.T. sebagai moderator. Dalam pemaparannya, Harwati menekankan pentingnya memastikan kehalalan produk yang digunakan sehari-hari dan memahami bagaimana cara mengetahui kehalalan suatu produk.

“Kita harus memperhatikan logo halal dari Kementerian Agama. Jangan sampai bahan yang kita konsumsi mengandung unsur haram, seperti darah atau babi, yang telah dijelaskan secara tegas dalam Al-Qur’an,” ujarnya.
Memasuki sesi kedua, workshop Ecoprint dipandu oleh Diyah Dwi Nugraheni S.T., M.T. dosen program studi Rekayasa Tekstil FTI UII. Ia menyebutkan bahwa ecoprint bukan hanya sekedar seni tetapi juga wujud cinta terhadap bumi.
“Filosofi ecoprint sendiri yaitu ia bukan hanya sekedar seni kain melainkan cara hidup yang menghormati bumi dan waktu. Ecoprint memandang alam bukan hanya sekedar sumber bahan tetapi rekan berkarya setiap daun dan bunga berkontribusi secara alami”. jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa proses pembuatan ecoprint terdiri dari tiga tahap, yakni mordanting (pencelupan kain dengan bahan pengikat warna), transfer warna yang dapat dilakukan dengan cara dikukus atau dipukul, serta fiksasi warna menggunakan air tawas agar hasilnya tahan lama.
Sebanyak sepuluh peserta berkesempatan mempraktikkan teknik transfer warna daun dan bunga pada totebag yang telah disiapkan panitia. Proses dilakukan dengan menempelkan daun atau bunga di atas kain, lalu memukulnya dengan alat khusus hingga motif alami berpindah.
Sebagai penutup, panitia memberikan doorprize kepada lima peserta dengan hasil motif terbaik. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat memahami pentingnya produk halal serta semakin mencintai bumi dengan memanfaatkan bahan-bahan alami secara kreatif dan berkelanjutan. (GRR/AHR/RS)





