Kesalehan Sosial
Beragama bukan hanya perjalanan soliter seorang diri, melainkan juga tentang membangun harmoni dan berbagi. Perintah Allah tak sekadar sujud dan rukuk semata, tapi juga uluran tangan kepada sesama. Salat ditegakkan, zakat ditunaikan, agar sejahtera tak hanya di langit, tapi juga menghampar di bumi (antara lain QS At-Taubah: 1).
Iman sosial
Keimanan tidak selayaknya hanya menyala di dalam dada, namun juga menjalar dan menyentuh jiwa lainnya. Ia mewujud dalam tutur yang santun, dalam langkah yang menebar derma, dalam tangan yang menggandeng sesama, dan dalam hati yang tak tega melihat derita (QS Al-Baqarah: 177).
Orang yang beriman akan memberikan penghormatan kepada tamu dan kepada tetangga (Al-Arbaun An-Nawawiyah: 15). Keimanan yang paripurna seharusnya tidak menjadikan kita jemawa (QS Al-Isra: 37), tetapi sebaliknya, membuat kita semakin peduli kepada sesama. Akhlak mulia sesama manusia adalah buah manisnya (Riyadlu Ash-Shalihin: 61).
Berislam adalah tentang menghadirkan cinta (QS Al-Balad: 17), bukan sekadar ritual tanpa makna. Bukan hanya tasbih yang bergema di sepertiga malam, tapi juga senyum yang menghangatkan hati liyan. Bukan hanya doa yang membumbung tinggi ketika Subuh, tapi juga langkah ringan menuju yang butuh, tangan terbuka bagi yang terjatuh, dan bahu yang kokoh bagi yang rapuh.
Lihatlah beragam ikhtiar bajik yang ada di sekeliling kita. Di sana ada panti asuhan tempat berteduh mereka yang kehilangan ayah bunda, lembaga pendidikan pendamping pengembangan diri dan jiwa, lembaga kesehatan pelayan mereka yang membutuhkan usada, orang-orang berpunya yang hatinya luas bak samudra yang terlihat ceria berbagi kepada sesama, dan para penolong yang mengulurkan tangan tanpa berharap balasan.
Kesalehan nyata
Masyarakat beriman tidak hanya tercermin pada rumah ibadah yang megah, tapi juga keseharian yang penuh kepedulian (QS Al-Baqarah: 177). Kesalehan tak cukup hanya dalam simbol dan lisan, melainkan nyata dalam tindakan (QS Ash-Shaf: 3). Mengangkat yang lemah, menyokong yang tak berdaya, membantu yang papa, insyaallah akan menjadikan dunia sebagai ladang pahala dan sebagai wasilah mendapat rida-Nya (Sahih Muslim: 2699).
Jika keimanan adalah sinar, maka kesalehan sosial adalah pendaran cahayanya. Jika kasih sayang adalah bahasa semesta, maka berbagi adalah huruf-huruf sucinya.
Mari, kita berikhtiar tak lelah untuk menjadi insan yang tak hanya bersimpuh di hadapan-Nya, tapi juga berbagi dan menghormati sesama dengan cinta-Nya (QS An-Nisa: 86). Karena sejatinya, tangan yang memberi lebih mulia dari yang meminta (Sahih Muslim: 1033). Bahkan, kata-kata yang baik, lebih mulia daripada sedekah yang diiringi cemoohan (QS Al-Baqarah: 263).
Dunia yang kita bangun dengan kepedulian adalah cerminan surga yang dirindukan. Dunia akan menjelma menjadi tempat menghamba Sang Pencipta dengan bahagia yang diliputi spirit kesetaraan, pelayanan, dan penghormatan kepada liyan.
Tulisan sudah tayang di SKH Kedaulatan Rakyat, 18 Maret 2025.
Fathul Wahid
Rektor Universitas Islam Indonesia 2022-2026