Khasiat Minyak Atsiri dari Rempah Dapur
Ikatan Keluarga Ibu-Ibu Universitas Islam Indonesia (IKI UII) kembali menggelar pertemuan rutin yang kali ini diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII di Gedung Kuliah Umum (GKU) Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII, pada Jumat (22/8). Pertemuan kali ini berlangsung meriah dengan menghadirkan bazar, pemeriksaan kesehatan gratis, talkshow, hingga workshop pembuatan minyak atsiri dari rempah dapur.
Acara ini dibuka dengan penampilan hadroh tim UII. Kemudian, Dekan FMIPA UII dalam sambutan singkatnya mengapresiasi panitia dan mengajak peserta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. “Ada pemeriksaan kesehatan, kalau ibu-ibu mau periksa dipersilakan. Kuotanya 100 saja ya,” ujarnya.
Sesi utama menghadirkan Dr. Noor Fitri, S.Si., M.Si., dosen Program Studi Kimia UII, yang memaparkan khasiat minyak atsiri untuk kesehatan dan kecantikan. Menurutnya, minyak atsiri tidak hanya berfungsi sebagai pewangi, tetapi juga memberi efek psikologis dan medis. “Mengapa Rasulullah menyarankan kita memakai wewangian? Karena ada pengaruh pada emosi dan memori, memberi perasaan rileks dan tenang. Secara kimia, minyak atsiri dapat berinteraksi dengan neurotransmitter otak, merangsang serotonin dan endorfin yang berfungsi sebagai hormon bahagia dan penenang,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa minyak atsiri juga bermanfaat sebagai antioksidan, antibakteri, antidepresan, hingga membantu tidur lebih nyenyak. Beberapa rempah dapur seperti pala, jahe, dan kapulaga dapat diolah melalui teknik destilasi sederhana sehingga menghasilkan minyak murni alami. Minyak pala, misalnya, diyakini mampu meredakan nyeri sendi. Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan apakah minyak atsiri aman bagi penderita asma. Menanggapi hal tersebut, Noor Fitri menyarankan agar memilih aroma yang soft. “Kalau punya asma, mungkin sebaiknya pilih wangi yang soft seperti mawar atau melati, jangan yang terlalu strong,” jelasnya.
Peserta kemudian mengikuti workshop pembuatan minyak aromaterapi dalam kelompok kecil. Mereka mencoba varian bahan yang telah disediakan, seperti kapulaga, cengkeh, dan kayu manis, sekaligus meraciknya menjadi produk sederhana. Kegiatan ini sekaligus menumbuhkan semangat kompetisi karena setiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil kreasinya.
Tidak hanya talkshow dan workshop, peserta juga dapat mengunjungi berbagai stand yang tersedia, mulai dari stand makanan, busana, kesehatan, kecantikan, hingga photobooth. Antusiasme terlihat saat peserta berbondong-bondong mencoba layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan berburu produk di bazar yang tersedia.