,

Limbah Plastik Kopi Instan Disulap Jadi Tas Belanja Cantik

Semakin menumpuknya sampah plastik di Indonesia tentunya menjadi permasalahan tersendiri. Menurut sebuah riset, Indonesia termasuk negara penghasil sampah plastik terbesar ke-dua di dunia. Rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya penumpukan sampah juga semakin memperparah kondisi yang ada. Tidak mengherankan jika di lingkungan padat penduduk, sampah plastik begitu mudah ditemukan. Padahal dalam berbagai pelajaran sekolah dan agama, menjaga kebersihan lingkungan menjadi hal yang sangat ditekankan.

Kondisi inilah yang mendorong Adi Muliya Nurcahyo mahasiswa Psikologi UII angkatan 2015 bersama ketiga orang rekannya (Riska Pratama, Mora Sukma R, dan Wahyu Meka R) untuk mencetuskan Tas Jali, sebuah kreasi tas belanja lipat yang terbuat dari limbah plastik kemasan kopi instan. Idenya tersebut dilandasi oleh keinginan pemuda ini untuk mendukung gerakan Indonesia bebas sampah 2020.

Ide ini lahir dari saran dosennya yang menyarankan agar mereka mengangkat limbah sampah plastik sebagai ide produk inovatif. Ide itu kemudian dimatangkan oleh mereka dengan menitik pada nilai kreasi agar sampah limbah plastik bisa menarik dan memiliki nilai. Setelah berusaha akhirnya sampailah Adi dan tim pada produk berupa Tas Jali.

Berawal Dari Keprihatinan

Menurut Adi yang merupakan inisiator produk ini, limbah plastik merupakan masalah sampah tertinggi di Indonesia. Selain itu, plastik juga merupakan sampah yang mudah dijumpai dan didaur ulang.

“Sampah kan banyak jenisnya, tapi sampah plastik itu merupakan sampah yang paling banyak dan menjadi masalah bagi Indonesia, kalau kita bisa manfaatkan kenapa tidak?” tukas Adi dalam wawancara bersama Humas UII.

Adi menggungkapkan bahwa sejauh ini ia dan timnya memilih limbah plastik bekas bungkus kopi instan untuk dibuat menjadi tas belanja cantik. Hal itu berangkat dari hobinya yang gemar mengkonsumsi kopi. Selain itu, menurutnya bungkus kopi merupakan sampah plastik yang unik, minimalis, dan simple.

“Untuk jenis plastik, kami menggunakan limbah dari bungkus kopi. Selanjutnya kami sudah menyiapkan inovasi baru agar kemasan tas plastik lebih menarik”, imbuhnya.

Rajin Mengumpulkan Sampah Warung Burjo

Adapun proses pembuatan tas berawal dari mengumpulkan limbah plastik. Setelah dibersihkan, limbah plastik dijahit dengan kain perca dan diberi resleting. Tas ini didesain berukuran besar sehingga dapat digunakan sebagai wadah belanja dan jika sedang tidak digunakan dapat dilipat sehingga lebih efisien tempat dan mudah untuk dibawa.

Selain itu, Tas Jali juga diproduksi dengan variasi ukuran, mulai dari kecil, sedang, dan besar. “Tas Jali memiliki desain tidak hanya untuk wanita, tetapi juga terdapat desain untuk pria sehingga dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat”, ungkap Adi.

Adi mengungkapkan bahwa limbah plastik yang digunakan sebagian besar didapatkannya dari warung-warung makan sekitar kampus, seperti warung burjo dan lain-lain. Ia dan timnya bekerjasama dengan para pengusaha warung makan atau warung kopi untuk tidak membuang langsung bungkus kopi dan meminta mereka untuk menggunting sedikit saja bungkus kopi tersebut.

Awalnya memang tidak mudah, tapi berkat ketelatenan Adi dan tim, nyatanya berhasil bekerjasama dengan para pengusaha burjo dan warung kopi sekitar kampus. Mereka yakin niat baik pasti akan selalu didukung. (EF)

Save

Save

Save

Save

Save