,

Palestina Terluka, UII Membela

Ratusan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) berkumpul di pelataran Auditorium Prof. K.H. Kahar Muzakkir dalam sebuah aksi solidaritas bertajuk “Aksi Bela Palestina: Palestina Terluka, UII Membela”. Aksi ini menjadi bentuk nyata dukungan moral dan kemanusiaan dari sivitas akademika UII terhadap penderitaan rakyat Palestina yang hingga kini masih menghadapi genosida dan penjajahan oleh rezim Zionis Israel.

Aksi ini merupakan kolaborasi sejumlah Lembaga Dakwah di lingkungan UII, yakni KODISIA (Korps Dakwah Mahasiswa UII), TMUA (Takmir Masjid Ulil Albab), HAWASI (Hafidz Hafidzah Mahasiswa UII), UAM (UII Ayo Mengajar), DHM (Dakwah Hijrah Mahasiswa), dan LDK Al Fath. Bersama-sama, mereka menggelar acara yang berlangsung tepat setelah pelaksanaan salat Jumat dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk anak-anak dan warga sekitar.

Acara dibuka oleh dua pembawa acara, Sinta Prasetya Dewi dan Muhammad Agus Kurniawan, yang memandu jalannya aksi dengan khidmat. Kemudian, suasana dibuat hening dan penuh haru ketika Muhammad Zaki Tasnim Mubarok dan Diha Maulana Yusuf membacakan puisi bertema kemanusiaan dan perjuangan Palestina. Salah satu penggalan puisinya menyayat hati peserta aksi:

“Biarlah aku mati sebagai puisi,
Biarlah aku hidup sebagai bait terakhir yang tak pernah tunduk.
Dan akupun diam, bisu, karena malu
tlah membiarkan anak sekecil itu mengajarkan makna iman dengan cara paling kejam.”

Pembacaan puisi ini menjadi pengingat bahwa tragedi kemanusiaan yang berlangsung di Palestina bukan hanya statistik, melainkan kisah pilu yang mengiris nurani. Setelah sesi puisi, giliran dua mahasiswa, Dimas Al Fath dan Alfin Ibnu Hady, menyampaikan orasi mereka. Dalam orasinya, Alfin dengan lantang menyerukan:

“Saudara saudari sekalian. Siang hari ini, di tengah awan yang mending ini, kita akan menunjukkan kepada para pemimpin dunia bagaimana seharusnya bertindak.”

Orasi tersebut disambut dengan pekikan takbir dan seruan solidaritas dari para peserta aksi yang memenuhi area pelataran auditorium. Mereka membawa poster-poster bertuliskan “Free Palestine”, “Stop Genocide”, dan “Humanity for All”, sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Puncak acara ditandai dengan pembacaan Pernyataan Sikap Mahasiswa UII oleh Rival Mustaba. Dalam pernyataan tersebut, mahasiswa UII menegaskan lima poin sikap terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina yaitu Pertama, bertekad untuk terus berdiri bersama rakyat Palestina dan mendukung kemerdekaannya dari segala bentuk penjajahan. Kedua, mendesak seluruh negara di dunia untuk mengakui kemerdekaan Palestina dan memberikan keanggotaan penuh dalam forum-forum internasional. Ketiga, menuntut agar Israel diadili di mahkamah internasional sebagai penjajah dan pelaku kejahatan kemanusiaan.

 

Keempat, mendukung sikap Pemerintah Indonesia untuk tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dalam kondisi dan alasan apapun. Kelima, mendukung kebebasan berekspresi masyarakat internasional, termasuk di dunia kampus, dalam menyuarakan dukungan bagi Palestina. Poin-poin tersebut tidak hanya menjadi sikap simbolis, namun juga bentuk komitmen mahasiswa UII untuk terus menggaungkan perjuangan Palestina di berbagai ruang publik, baik melalui aksi nyata maupun kampanye sosial di media.

Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Muhammad Farhan Shiddiq, yang memohon keselamatan dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina serta keistiqamahan umat Islam di seluruh dunia untuk terus membela keadilan. Suasana haru menyelimuti akhir acara, di mana banyak peserta meneteskan air mata dan saling berpelukan sebagai bentuk simpati mendalam atas tragedi yang terus berulang di tanah para nabi.

Aksi ini menjadi bukti bahwa semangat kemanusiaan dan solidaritas masih hidup di kalangan mahasiswa, khususnya di lingkungan UII. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya menjadi pelajar di ruang kelas, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa suara-suara kebenaran ke ranah publik. Dengan aksi damai dan bermartabat ini, mahasiswa UII menegaskan bahwa isu Palestina bukan hanya isu umat Islam, melainkan isu kemanusiaan yang seharusnya menggugah hati nurani siapa pun yang cinta perdamaian. (MFPS/AHR/RS)