Rakorja UII 2025 Usung Semangat Rawat Nilai dan Aksi Kolektif
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar agenda tahunan Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) Tahun 2025 pada Senin-Selasa (29-30/09) di Auditorium Prof. Dr. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Rakorja UII tahun ini mengusung tema Kompak Rawat Nilai, Serempak dalam Aksi, Rampak Berkontribusi yang dihadiri oleh pimpinan UII tingkat universitas, fakultas, dan jurusan hingga program studi.
Rektor UII, Fathul Wahid dalam sambutannya mengemukakan Rakorja tahun ini menjadi rakorja terakhir di periode kepemimpinannya. Ia mengibaratkan sisa periode jabatan ini seperti lampu lalu lintas.
“Sekarang lampu hijau masih menyala, tapi kuning sudah terlihat. Harapannya, sebelum merah, kita bisa ngebut untuk menuntaskan janji-janji dalam renstra (rencana strategis -red). Insyaallah dalam satu tahun ke depan kita bisa melakukan banyak hal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fathul Wahid menekankan pentingnya menghidupi tema Rakorja tahun ini sebagai aksi kolektif untuk memastikan keberlangsungan visi misi UII tidak hanya untuk satu tahun kedepan, tapi untuk tahun-tahun mendatang.
“Pertama yaitu kompak rawat nilai. Merawat nilai bukan sekadar isapan jempol tapi sesuatu yang harus diyakini dan diikhtiarkan. Kedua, serempak dalam aksi dengan menyatukan langkah dan sepakat menuju visi sudah disepakati bersama. Ketiga, rampak berkontribusi yang tidak hanya soal waktu tetapi bagaimana menjaga langkah, ritme, dan harmoni,” jelas Fathul Wahid.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII), Dr. Suparman Marzuki, menegaskan dalam arahannya bahwa perlu adanya kesinambungan rencana strategis antara YBW UII, universitas, dan fakultas. Ia menyampaikan YBW UII berupaya untuk menyempurnakan integrasi layanan teknis yang ada dengan tiga prinsip utama yaitu transparansi, integritas, dan akuntabilitas. “Kita ingin semua proses, mulai dari pengadaan hingga penggunaan keuangan, tercatat dan terkontrol dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Suparman juga menyoroti pentingnya pembenahan regulasi melalui perbaikan hierarki, harmonisasi, dan sinkronisasi aturan agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih. Ia menegaskan perlunya penguatan fungsi kontrol auditor yang tidak hanya sekadar memeriksa, tetapi juga memberikan opini serta temuan yang jelas.
Lebih lanjut, YBW berencana mengoptimalkan fungsi sebagai fasilitator melalui pembenahan teknologi informasi. Suparman juga menekankan pentingnya optimalisasi aset serta pengembangan SDM melalui man power planning dan revitalisasi pusat studi.
“Universitas dan fakultas tidak perlu lagi disibukkan dengan urusan teknis seperti kebersihan, keamanan, atau pengadaan barang. Fokus utama mereka adalah pendidikan,” tegasnya.
Kegiatan Rakorja berlanjut dengan presentasi rencana pengembangan dari seluruh fakultas dan jajaran pimpinan universitas. Paparan tersebut meliputi potensi yang dimiliki oleh masing-masing unit, evaluasi pelaksanaan RKAT beserta pelajaran terpetik, tantangan yang dihadapi, program unggulan yang dapat dikembangkan, hingga prospek kolaborasi dan eskalasi ke depan.
Melalui rangkaian paparan tersebut, Rakorja diharapkan tidak hanya menjadi forum evaluasi, tetapi juga wahana merumuskan langkah strategis untuk memperkuat kontribusi UII dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah Islamiyah di masa mendatang. (AHR/RS)