, ,

Rektor UII Berbagi Manfaat Humor Kepada Wisudawan Baru

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar wisuda jenjang Doktor, Sarjana, dan Diploma Periode IV Tahun Akademik 2024/2025 pada Sabtu-Minggu (26-27/04) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir. Pada periode kali ini, UII mewisuda 673 lulusan terdiri dari 7 doktor, 111 magister, 545 sarjana, dan 9 sarjana terapan, serta 1 ahli madia. Sehingga, sampai saat ini tercatat lebih dari 131.426 alumni yang berkiprah dalam berbagai peran baik dalam negeri maupun mancanegara.

Fathul Wahid selaku Rektor UII dalam sambutannya mengemukakan topik yang bagi khalayak terkesan tidak masuk akal yaitu tentang humor. Fathul menyampaikan bahwa humor ini sudah diteliti dalam beragam riset ilmiah dan banyak manfaat yang didapat dari sifat ini.

“Ternyata, humor juga meningkatkan memori atau daya ingat (Bains et al., 2014).  Temuan riset ini mengingatkan kepada saya, Indonesia pernah mempunyai presiden, seorang demokrat sejati, yang sangat humoris: Gus Dur. Beliau dapat mengingat ribuan nomor telepon. Memori yang sangat luar biasa,” jelas Fathul.

Selain itu, pada dunia kerja riset menemukan bahwa humor meningkatkan kesejahteraan, kreativitas, kepuasan kerja, dan kinerja. Pada sisi individu, humor dapat melawan emosi negatif dan membantu dalam menoleransi kepedihan, selain juga membantu menangkal stres. Dalam kerja tim, humor akan meningkatkan komunikasi kelompok, efektivitas dan kohesi yang mengurangi konflik.

“Tentu, masih banyak peran humor dalam kehidupan, termasuk di tempat kerja, aktivitas sosial, di ruang kelas, maupun dalam kehidupan bernegara. Tentu di sana ada kepatutan (permissibility) yang harus diperhatikan. Kepatutan humor tergantung pada empat hal: muatannya, pelakunya, audiensnya, dan juga konteksnya (Wilk & Gimbel, 2024),” jelas Fathul

Lain halnya dengan Rektor UII, wakil alumni, Donny Oktavian Syah, S.E., M.E-Bus., Ph.D. yang saat ini mengemban amanah sebagai dosen di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. memaparkan beberapa nilai hidup yang penting untuk menjadi bekal bagi wisudawan baru. Pertama, Be Adaptable, or Be left Behind, di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity), sebuah masa yang penuh perubahan cepat, sarat dengan “ketidakpastian”, tuntutan kompleksitas/detil dan nuansa penuh ambiguitas

“Kemampuan beradaptasi merupakan hal penting dan aset berharga. Perusahaan kekinian cenderung mencari pribadi yang tidak semata bisa “adaptasi” tapi lebih jauh mencari pribadi yang mematri gaya hidup adaptasi dalam aktivitasnya sehari hari. So, stay curious. Stay teachable. Be that person who doesn’t fear change — but make sure you flow with it,” harap Donny.

Kedua, Deliver Real Value. Perusahaan butuh lulusan yang andal menghadirkan sederet solusi yang dibutuhkan. Real value biasanya bisa ditelisik dari beberapa faktor yang bobotnya lebih bernuansa soft-skill. Ketiga. Embrace the Growth Mindset. Tidak seperti lomba lari yang ada garis finish-nya, berproses ke depan tidak pernah mengenal finish atau berhenti. Setelah lulus selalu sempatkan untuk mengambil pembelajaran apa yang dilakukan. Melakukan perbaikan, dan selalu terbuka akan masukan feedback membangun.

Senada, dihadapan wisudawan baru, wakil alumni dr. Gesit Purnama Giana Deta, Sp.THT-KL sebagai dokter spesialis THT di Rumah Sakit JIH dan Rumah Sakit UII juga memberikan pesan untuk berjuanglah selalu untuk meraih mimpi-mimpi yang terlintas dalam diri.

“Jangan pernah takut untuk mencoba dan gagal, bahkan untuk berkompetisi di level yang tertinggi sekalipun. Kita tidak akan pernah tahu kemampuan dan kekurangan kita selama kita tidak pernah mencoba. Dari sebuah kegagalan, kita bisa melihat kekurangan, kemampuan dan peluang lain dari diri kita,” jelas dr. Gesit. (MNDH/AHR/RS)