,

UII Gelar Seminar Kesehatan Mental dan Resmikan Layanan Konseling Pegawai

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Sumber Daya Manusia/Sekolah Kepemimpinan (DSDM/SK)  menggelar seminar kesehatan mental bertajuk “Kesejahteraan Mental untuk Kinerja Optimal” pada Rabu (12/11) di Auditorium Fakultas Hukum (FH) UII. Kegiatan ini menghadirkan Prof. Aulia Iskandarsyah, M.Psi, M.Sc., Ph.D seorang Psikolog Klinis dan Kesehatan dari Universitas Padjajaran dan dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan UII.

Kegiatan seminar ini juga diselenggarakan bersamaan dengan Pembukaan Layanan Konseling Pegawai yang ditandai dengan pemasangan puzzle oleh perwakilan tenaga kependidikan UII Nisrina Kamilia Salsabila, S.Si., M.Si; Direktur DSDM/SK UII, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., Psikolog; Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Psikologi Program Profesi, Dr. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psi.; serta Rektor UII, Fathul Wahid.

Rektor UII, Fathul Wahid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa layanan konseling pegawai ini merupakan konkritisasi dari gagasan lama yang sudah berjalan. Saat ini UII berupaya melembagakannya melalui mekanisme yang lebih sistematis yang akan dikawal oleh DSDM/SK, sementara sistemnya didukung oleh Badan Sistem Informasi (BSI) UII.

Lebih lanjut Fathul Wahid juga mengingat sebuah buku berjudul Mati Ketawa ala Rusia. Dari cerita-cerita di dalamnya, terdapat pelajaran penting tentang membangun pola pikir, memperluas perspektif, dan mengelola ekspektasi.

“Karena sering kali kita kena paparan yang menyebabkan kita gagal dalam mengelola ekspektasi—berharap luar biasa, tidak ukur badan, dan akhirnya yang terjadi itu dari satu baper ke baper yang lain,” ungkap Rektor UII ini.

Selain layanan konseling, UII juga memiliki acara rutin UII Sore Nyastra yang dapat menjadi sarana untuk mengurangi stres. Dosen maupun tenaga kependidikan yang sedang galau—baik terhadap diri sendiri, lingkungan, maupun negara—dapat menyalurkannya melalui puisi. Demikian pula Festival Seni Pertunjukan yang diadakan setiap Milad UII,  dapat diintegrasikan sebagai bagian dari inisiatif untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Kesejahteraan Mental untuk Kinerja Optimal
Bekerja merupakan fitrah manusia yang membedakannya dari makhluk lain sebagai bentuk aktualisasi diri. Tetapi, seiring berjalannya waktu, manusia merasa tersiksa dengan pekerjaannya karena berbagai macam faktor khususnya di era ketidakpastian ini yang menyebabkan banyaknya tekanan sehingga diperlukan kekuatan psikologis dan kompetensi yang mumpuni. Berikut yang di sampaikan oleh Prof. Aulia Iskandarsyah seorang Psikolog Klinis dan kesehatan dari Universitas Padjajaran dalam pemaparan materi bertema “Kesehatah Mental untuk Kinerja Optimal”.

Ia menjelaskan bahwa kondisi kerja modern menuntut kemampuan adaptasi yang kuat. Mengutip WHO, Prof. Aulia menyebut kesehatan mental sebagai kemampuan mengatasi tekanan hidup dan bekerja dengan baik. Ia menambahkan, “Beban kerja berlebihan, jam kerja panjang, hingga bullying dapat menjadi risiko kesehatan mental pekerja,” ungkap Prof. Aulia.

Prof. Aulia juga memaparkan cara mengelola stres, termasuk mengenali gejalanya sejak awal. Ia mengatakan bahwa stres tidak selalu negatif, namun tetap perlu diatur. “Manajemen stres bertujuan menjaga agar fungsi kehidupan tidak terganggu,” jelasnya. Strategi yang dianjurkan antara lain mengubah persepsi terhadap stresor dan menerima dukungan sosial.

Selain itu, Ia memperkenalkan berbagai teknik pengelolaan emosi dan batasan diri yang dapat diterapkan sehari-hari. Beberapa di antaranya meliputi mindfulness, scaling untuk memantau intensitas emosi, serta latihan pernapasan sebagai cara menenangkan diri dalam situasi menekan. Teknik-teknik ini disebutnya penting untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi dinamika pekerjaan.

Pada sesi penutup, ia menjelaskan Psychological First Aid (PFA) yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Adapun tiga langkah PFA meliputi Look, Listen, dan Link. “Kita cukup mengamati, mendengarkan tanpa menghakimi, dan menghubungkan pada bantuan yang tepat,” kata Prof. Aulia, menegaskan pentingnya dukungan awal bagi pegawai yang mengalami tekanan.

Dengan kegiatan ini, diharapkan kesejahteraan mental tenaga kependidikan UII dapat terus terjaga sehingga mampu memberikan kinerja optimal di setiap waktu. Upaya kolektif ini juga menjadi wujud komitmen UII dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suportif, dan kolaboratif. (AHR/RS)