Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menjadi tuan rumah program internasional Passage to ASEAN: UII Sustainable ASEAN Global Exchange (P2A UIISAGE) dengan tema tahun ini “Sustainable Ecotourism for a Better Future (SEFuture)”. Program yang diselenggarakan pada 4–10 Agustus 2025 ini bertujuan untuk mendorong kesadaran lintas budaya dan kolaborasi internasional dalam membangun praktik pariwisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Dalam rilis yang disampaikan oleh Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Direktorat Kemitraan/ Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII, Nihlah Ilhami, program ini diikuti oleh 20 mahasiswa internasional dari berbagai perguruan tinggi mitra UII, antara lain Universiti Malaya (Malaysia), Universiti Utara Malaysia (Malaysia), Chiang Mai Rajabhat University (Thailand), Van Lang University (Vietnam), Hoa Sen University (Vietnam), University of Economics and Law – VNU HCMC (Vietnam), Université Paris Est Créteil (Prancis), dan Davao Del Sur State College (Filipina).

“Para peserta berasal dari beragam latar belakang kebangsaan, termasuk Malaysia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Aljazair, Nigeria, Afghanistan, Pakistan, Kolombia, dan Kamboja, mencerminkan semangat inklusivitas dan jejaring global dalam pengembangan SDM muda di bidang pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.

Dijelaskan oleh Dian Sari Utami selaku Direktur DK/KUI, Program SEFuture merupakan inisiatif non-akademik yang sepenuhnya bersifat budaya, dirancang untuk mendorong interaksi yang bermakna antar peserta internasional melalui serangkaian kegiatan budaya yang menarik dan interaktif. Selama kegiatan kunjungan, peserta akan mengunjungi Kraton Yogyakarta, Museum Sono Budoyo, Desa Wisata Nglanggeran, Pantai Parangkusumo, dan produksi Bakpia.

Lebih lanjut disampaikan Dian Sari Utami, kegiatan ini mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11: Kota dan komunitas yang berkelanjutan, SDG 15: Kehidupan di darat, dan SDG 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Melalui program ini, UII berkomitmen untuk membentuk pemimpin muda yang sadar lingkungan dan tangguh dalam kolaborasi internasional. UII percaya bahwa pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang pelestarian alam, tetapi juga soal membangun hubungan lintas budaya yang saling menghargai. SEFuture 2025 menjadi bukti nyata peran aktif UII dalam membentuk masa depan Asia Tenggara yang lebih hijau dan berkelanjutan.

 

Program P2A UIISAGE Resmi Dibuka

Program internasional P2A UIISAGE secara resmi dibuka pada Selasa pagi (5/8), di Ruang Teatrikal Lantai 1, Gedung Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Acara diawali dengan penampilan dari Unit Kegitan Mahasiswa ‘Tari Xaviera Unisi’ dengan membawakan tarian tradisional khas Indonesia sebagai bentuk sambutan budaya kepada para peserta program internasional ini.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Wiryono Raharjo, menekankan pentingnya keberlanjutan dalam kolaborasi antarbangsa, “We want this exchange to be sustainable, we meet new friends and who know it can connect you to opportunities. So this is not only about learning culture but also about spotting opportunities for the futures,” ujarnya di hadapan para peserta.

“UII berharap dengan program ini, peserta dapat menggali lebih dalam bagaimana praktik ekowisata bisa diterapkan untuk menjaga lingkungan, memberdayakan masyarakat lokal, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Wiryono Raharjo.

Pembukaan program P2A UIISAGE bertujuan memberikan informasi umum terkait budaya dan bahasa Indonesia serta wawasan mengenai tantangan dan peluang dalam menerapkan prinsip ekowisata di wilayah ASEAN.

Kegiatan hari pertama ditutup dengan campus tour serta permainan tradisional Indonesia yang dirancang untuk mempererat hubungan antar peserta lintas negara. Peserta program ini berasal dari berbagai universitas di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Mereka datang dengan semangat tinggi untuk belajar dan menjalin jejaring antarbangsa.

 

Peserta Antusias Mengikuti Program

Kornitah, mahasiswa dari Chiang Mai Rajabhat University, Thailand, mengaku tertarik karena aspek bahasanya. “It’s about language. The project are in English, and I interest about English, so that’s why I enjoy this program. I hope I will make new friend and new language like Indonesian language,” ungkapnya dengan semangat.

Sementara itu, Vy dari Van Lang University, Vietnam, mengapresiasi kesempatan membangun jejaring internasional dan implikasi SDGs yang menajdi topik bahasan dalam program SEFuture ini. “I want to connect with the students from other ASEAN country, and I want learn more about SDGs. I want to learn about new perspective,” ujarnya. Vy juga menambahkan kesannya terhadap atmosfer kampus UII, “It feels so warm and welcoming, the campus is really beautiful and everyone is very friendly,” katanya.

Dengan berbagai kegiatan eksplorasi budaya, hingga tantangan inovasi keberlanjutan yang akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, program ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran kritis dan keterampilan praktis kepada generasi muda ASEAN dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari komitmen global untuk pendidikan lintas budaya dan pembangunan berkelanjutan, Passage to ASEAN (P2A) tak hanya menjadi platform pembelajaran, tetapi juga wadah persahabatan dan kolaborasi lintas negara demi dunia yang lebih baik. (NI/MFPS/AHR/RS)

Mengakhiri bulan Muharram tahun ini, Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (TMUA UII) adakan Kajian On The Road x Wonderful Muharrom mengusung tema yang epik yaitu Merayakan Luka. Dengan mengundang pendakwah muda inspiratif Ust. Handy Bonny, acara ini mengajak peserta kajian yang hadir untuk sama-sama menyembuhkan luka dan taqwa. Acara dilaksanakan secara hybrid dengan di Masjid Ulil Albab UII dan juga live streaming di YouTube Masjid Kampus UII pada Ahad (27/7).

Sebelum kajian dimulai, peserta dihimbau untuk menulis cerita pada kertas dan pulpen yang telah disediakan oleh panitia. Disitu peserta bisa bebas menulis dan mencurahkan apa yang menjadi kekhawatiran dan masalah yang sedang dialami untuk kemudian di akhir sesi kajian akan dibaca satu persatu oleh Handy. Memantik materi kajian, Handy memberi kata-kata hari ini, “Jangan terlalu mengapresiasi luka,” tegasnya.

Ia memberikan salah satu contoh dalil dari Q.S At-Taghabun ayat 11, bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia adalah izin dari Allah dengan tujuan menguji keimanan hamba-Nya. Menurutnya, semua orang pasti punya masalah dan ujiannya masing-masing, yang membedakan adalah bagaimana cara kita merespon masalah tersebut, “ada dua tipe manusia, satu ketika dia ada masalah/ujian dia menyalahkan orang lain yang berkaitan dengan masalah tersebut, dan satunya lagi yang fokus pada solusi,” ungkap Handy.

Labih lanjut, Handy membacakan arti ayat selanjutnya, tawaran solusi dari Allah untuk hamba-Nya yang sedang mengalami musibah, “Barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan petunjuk kepada hatinya,” ucap Handy. Dari sini, peserta diajak untuk memaknai musibah yang menimpa kita itu sebuah petunjuk agar kita lebih mendekat kepada-Nya. Lagi pula, Allah tidak akan menguji hamba-Nya lebih dari kemampuannya, jelas Handy.

Acara berlanjut pada pembacaan cerita yang telah ditulis oleh peserta. Masing-masing cerita yang dibacakan beberapa dikomentari oleh Handy sebagai bentuk dukungan dan saran. Di akhir acara, Handy berpesan kepada peserta kajian yang hadir tentang ayat seribu dinar, “selalu jadi orang yang taat, benerin hubungannya sama Allah, jaga sholatnya, fokus aja sama tujuan yang sekarang,”. (NKA/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) merayakan puncak Milad ke-82 dengan menggelar kegiatan Jelajah Kampus. Acara ini berlangsung meriah dan penuh semangat pada Minggu (27/7) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Muzakkir yang dihadiri oleh sivitas akademika UII, purna tugas, serta jajaran pimpinan universitas dan Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII.

Kegiatan dimulai sejak pagi hari, tepat pukul 06.00 WIB, dengan senam bersama di boulevard depan auditorium UII. Ratusan peserta, mulai dari dosen, karyawan, hingga jajaran pimpinan, larut dalam suasana kebersamaan. Selepas senam, rangkaian acara utama dibuka dengan laporan Ketua Panitia Milad ke-82, Ir. Fitri Nugraheni, S.T., M.T., Ph.D., IPM. Dalam laporannya, Fitri menegaskan bahwa Milad kali ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen UII terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

“UII Mengerti Bumi, yang ini merefleksikan komitmen kita, Universitas Islam Indonesia, sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya fokus pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup. Kegiatan hari ini yaitu Jelajah Kampus, adalah bagian dari refleksi tersebut,” ungkap Fitri.

Rektor UII, Fathul Wahid, dalam sambutannya, turut mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjadikan Milad ke-82 sebagai momentum kesadaran bersama.

“Milad ke-82 ini mengambil tema Mengerti Bumi dan kita harapkan, tema ini akan memantik kesadaran bersama bahwa apa yang kita nikmati hari ini adalah yang harusnya kita wariskan kepada generasi seterusnya. Kita tidak mengeksploitasi bumi, kita tidak mengotorinya, kita tidak melewati batas kemampuan bumi saat ini, sehingga insyaallah anak cucu kita semuanya mendapatkan manfaat dari bumi yang sama-sama kita tinggali,” ujarnya.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah pembukaan secara simbolis yang ditandai dengan pelepasan burung oleh jajaran pimpinan universitas. Pelepasan ini menjadi representasi kepedulian UII terhadap kelestarian lingkungan dan komitmen menjaga ekosistem. Setelah itu, rektor secara resmi mengibarkan bendera start, menandai dimulainya Jelajah Kampus.

Rute jelajah kali ini membawa peserta mengelilingi area kampus dan kawasan masyarakat sekitar UII. Sambil menikmati udara pagi, peserta disuguhi pemandangan hijau yang semakin memperkuat pesan utama tema “UII Mengerti Bumi”, sekaligus menjadi jembatan silaturahmi antara UII dan warga sekitar.

Setelah para peserta kembali ke auditorium, acara dilanjutkan dengan pengumuman hasil kompetisi olahraga antarunit yang telah berlangsung selama rangkaian Milad ke-82. Penyerahan Piala Juara Umum Olahraga menjadi puncak yang ditunggu-tunggu, diiringi sorak sorai pendukung masing-masing unit. Tidak kalah seru, sesi pengundian doorprize menjadi momen penuh antusiasme. Hadiah-hadiah menarik yang disiapkan panitia menjadi apresiasi bagi seluruh peserta yang telah memeriahkan acara.

Suasana semakin meriah dengan penampilan band-band kebanggaan UII, seperti UNISI Music Community, Band Aslisip FTSP, dan tim Band KKA. Musik yang mengalun menghadirkan nuansa hangat dan kebersamaan, menjadi penutup rangkaian acara yang mengesankan. Tidak hanya sivitas akademika yang menikmati kemeriahan ini, masyarakat sekitar UII juga turut merasakan manfaatnya. Kehadiran pedagang yang berjualan di sekitar lokasi acara turut meramaikan suasana sekaligus memberikan dampak ekonomi positif.

Milad ke-82 ini bukan sekadar perayaan usia UII sebagai salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia, tetapi juga momentum refleksi akan tanggung jawab menjaga bumi. Melalui tema UII Mengerti Bumi, UII mengingatkan bahwa keberlanjutan lingkungan harus menjadi prioritas bersama, sejalan dengan misi pendidikan yang tidak hanya mencetak insan cendekia tetapi juga peduli pada alam. Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap bumi, Jelajah Kampus Milad ke-82 UII berhasil menjadi perayaan yang membahagiakan sekaligus bermakna. Di usia ke-82 ini, UII terus melangkah maju dengan komitmen mewariskan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang. (MFPS/AHR/RS)

UII Talk

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) Universitas Islam Indonesia (UII) terus berupaya meningkatkan budaya diskusi intelektual dengan nuansa global dengan menghadirkan pembicara ahli dari mancanegara. Salah satunya dengan menyelenggarakan UII Talk Interactive Seminar bertemakan “Empowering Leadership and Entrepreneurship Mindset” pada (24/07) di Ruang IRC (Information Resource Centre) Lt. 1 Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Seminar ini mendatangkan Prof. David Dawson yang merupakan Professor in Leadership dari Business, Computing & Social Sciences, University of Gloucestershire, UK.

Prof. David Dawson membawakan materi yang berfokus pada dua topik yang saling berkesinambungan yaitu praktik kepemimpinan yang positif dan jiwa entrepreneurship. Ia menjabarkan praktik kepemimpinan positif bertujuan untuk mendapatkan output yang positif bagi kepentingan bisnis dan lingkungan kerja. Ia menjelaskan bahwa pemimpin yang baik dapat diidentikasikan dengan sifat-sifat admirable, excellent, dan successful.

Prof. David Dawson menjelaskan bahwa terdapat dimensi-dimensi yang menjadi indikator keberhasilan leadership dan entrepreneurship seperti business focused (target oriented, standards focused, visionary, knowledgeable, hardworking – organized), leader/manager skills (having integrity, leadership – taking responsibility), dan staff focused (people centred, a developer).

Menurutnya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang juga memahami orang-orang yang dipimpinnya. “Mereka (pemimpin-red) harus dapat dipercaya, bertanggungjawab, ketika muncul suatu permasalahan ia bertanggungjawab dan tidak menyalahkan yang lain, bahkan sebisa mungkin ia harus tetap mempertahankan dan menguatkan hati bawahan-bawahannya,” ungkapnya. Ia juga menggaris bawahi bahwa ternyata visionary bukanlah kata yang tepat untuk mendeskripsikan good leadership, “Kata visionary tidak tepat untuk seorang leader. Saya lebih menekankan vision setterkarena seorang pemimpin itu tidak melakukan semua hal akan tetapi membuat percakapan dan tantangan bagi stafnya,” jelasnya.

Selain itu ia juga menegaskan bahwa indikator-indikator leadership dan entrepreneurship dapat diperoleh secara maksimal dengan upaya organizational ambidexterity yaitu mampu mengoptimalkan kemampuan secara konsisten dan seimbang. Ia mengemukakan ambidexterity perlu dilakukan agar kita sebagai leader yang berjiwa entrepreneurship berwawasan luas dan peduli dengan sekitarnya. “Salah satu konsep dalam kepemimpinan adalah ambidexterity yaitu suatu konsep yang menegaskan bahwa pemimpin harus gemar mengeksplorasi hal-hal baru dengan efektif, contoh misal kamu memiliki produk, coba untuk pergi ke negara yang berbeda untuk melakukan perbandingan agar mengetahui kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh orang sekitar,” ujarnya.

Sesi penyampaian materi dan diskusi dari Prof. David Dawson tidak bersifat monoton melainkan dilakukan secara interaktif. Ia juga mengajak para peserta untuk mensimulasikan analogi decision-making dan teamwork dengan cara membuat barisan secara berkelompok dan peserta yang berdiri di barisan paling belakang melempar gulungan kertas sejauh mungkin kedepan untuk ditangkap oleh peserta yang berdiri di barisan paling depan. “Disini saya menggambarkan ketika kelompok yang lemparan kertasnya paling cepat, lebih awal, dan tertangkap itu seperti orang yang inovatif dan mudah bekerjasama dalam tim,” pungkasnya. Seminar ini memberikan wawasan yang mendalam dan menginspirasi peserta untuk memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship yang saling melengkapi.

Komunitas Gending Gamelan Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pertemuan koordinasi anggota baru pada Senin (21/07), di Auditorium Gedung K.H. Wahid Hasyim, Fakultas Ilmu Agama Islam, Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang km. 14,5, Sleman. Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur sivitas akademika UII, termasuk Sekretaris Eksekutif UII Hangga Fathana, SIP., B.Int.St., MA., Kepala Bidang Humas UII Rifqi Sasmita Hadi, S.E., M.M., dan pelatih komunitas Anditya Dwi Nugroho.

Komunitas Gending Gamelan UII sendiri terbentuk pada Oktober 2023 sebagai wadah pelestarian budaya gamelan di lingkungan kampus. Komunitas ini terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UII, dengan perangkat gamelan yang merupakan hibah dari keluarga R. Mujoko Rachmat Soerodirdjo. Pertemuan koordinasi kali ini menjadi momentum penting untuk menyambut gelombang kedua anggota komunitas serta membahas strategi pelatihan dan pengembangan kegiatan di periode mendatang.

Acara dibuka oleh MC dengan penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya komunitas dan visinya dalam menghidupkan kembali tradisi musik gamelan di kalangan sivitas akademika. Selanjutnya, Sekretaris Eksekutif UII, Hangga Fathana, menyampaikan sambutannya yang menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh warga kampus dalam menjaga warisan budaya. “Untuk melestarikan kebudayaan, tidak hanya dengan merawat gamelan, merawat fisiknya tetapi juga mengajak seluruh generasi, seluruh warga UII yang berminat untuk bisa bersama-sama berlatih bermain Gamelan,” ungkapnya.

Sesi sambutan berikutnya disampaikan oleh Anditya Dwi Nugroho selaku pelatih komunitas, yang menjelaskan ragam gending yang akan dipelajari dalam program pelatihan. “Kita untuk berlatih tidak hanya gendingan Jogjakarta, sebagian juga Gending Surakarta, Gending Semarangan, Gending Banyumasan, mungkin juga nanti Jawa Timuran,” jelas Anditya, seraya menekankan pendekatan lintas gaya yang diusung komunitas.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Rifqi Sasmita Hadi. Diskusi ini menjadi ajang tanya jawab antara pengurus dan anggota, sekaligus membahas teknis pelaksanaan pelatihan. Rifqi menyampaikan bahwa batch kedua pelatihan ini mencatatkan 60 peserta dari berbagai kalangan, yang nantinya akan dibagi menjadi tiga kelompok.
“Di kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan bahwa, di batch kedua ini nantinya ada 60 peserta, 60 peserta ini ada dari dosen, ada tenaga kependidikan, ada mahasiswa. Nanti akan kami bentuk menjadi 3 kelompok, jadi satu kelompok satu sesi,” jelasnya.

Suasana diskusi berlangsung hangat, dengan banyak anggota baru menyampaikan harapan serta masukan untuk keberlangsungan komunitas. Beberapa anggota juga menyatakan kegembiraannya dapat bergabung dalam upaya pelestarian gamelan, yang tidak hanya menjadi sarana belajar musik tradisional tetapi juga memperkuat ikatan kebersamaan di lingkungan kampus.

Latihan ini menjadi langkah awal bagi peserta baru untuk mulai mengenal instrumen gamelan dan merasakan pengalaman bermain bersama dalam format kelompok.(MFPS/AHR/RS)

Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan CILACS UII menggelar kegiatan Sosialisasi CEPT (Certificate of English Proficiency Test) yang bertempat di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII, pada Jumat (18/07)

Kegiatan ini dihadirkan sebagai respons atas masih banyaknya mahasiswa UII yang mengalami kesulitan dalam memenuhi standar minimal skor CEPT sebagai salah satu syarat kelulusan. Kurangnya persiapan serta pemahaman terhadap strategi pengerjaan tes menjadi tantangan utama yang dihadapi mahasiswa.

Melalui sosialisasi ini, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai berbagai strategi persiapan menghadapi CEPT, mulai dari latihan soal, pemahaman konsep, hingga teknik menjawab yang efektif. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi CEPT sebagai bagian penting dari perjalanan akademik mereka.

Lebih jauh, sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi panduan komprehensif bagi mahasiswa untuk meraih hasil optimal dalam tes, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya persiapan sejak dini. Peserta diajak untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka dalam berbahasa Inggris, sehingga dapat mengalami peningkatan skor CEPT yang signifikan.

Melalui kolaborasi antara LEM UII dan CILACS UII ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang tidak hanya berhasil mencapai skor CEPT yang dipersyaratkan, namun juga memiliki kesiapan berbahasa Inggris yang mumpuni sebagai bekal akademik dan profesional di masa depan. (ANK/DNR/AHR/RS)

Mahasiswa asing peserta program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dari Cilacs Universitas Islam Indonesia (UII) mengikuti kegiatan kunjungan budaya ke Candi Plaosan dan Desa Wisata Bugisan, Prambanan, Klaten.

Peserta kegiatan ini merupakan mahasiswa penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan beberapa adalah penerima beasiswa Future Global Leaders Scholarships (FGLS) dari Universitas Islam Indonesia. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Palestina, Suriah, Pakistan, Nigeria, dan Thailand.

Kunjungan ini merupakan bagian dari mata kuliah dalam program BIPA yang dirancang untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal Jawa dan Indonesia secara umum. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman kebahasaan, tetapi juga menanamkan pemahaman akan nilai-nilai sejarah, kehidupan sosial, dan kearifan lokal masyarakat Jawa.

Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa diajak menyusuri situs bersejarah Candi Plaosan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan bersepeda menuju Desa Wisata Bugisan. Di sana, mereka diperkenalkan pada berbagai aspek budaya lokal, seperti mengenal pohon bambu dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.

Peserta juga terlibat langsung dalam proses pembuatan emping mlinjo, mulai dari menumbuk hingga memanggang, yang memberikan pengalaman praktis sekaligus menarik. Kegiatan dilanjutkan dengan bersepeda di tengah persawahan dan kebun tradisional, hingga akhirnya mengunjungi Rumahe Simbah, sebuah destinasi budaya yang mempertahankan suasana rumah tradisional Jawa lengkap dengan peralatan rumah tangga zaman dahulu. Pada sesi akhir para siswa BIPA juga diajak untuk Mereka juga belajar membatik dengan sistem eco-printing dan melukis topeng.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, namun juga membentuk kedekatan emosional para mahasiswa asing terhadap budaya Indonesia. Dengan pendekatan langsung ke masyarakat dan pengalaman autentik, para peserta diharapkan dapat membawa cerita positif dan memperkuat jejaring antarbangsa berbasis pemahaman budaya. (ANK/AHR/RS)

Pelatihan Erasmus+ Masudem

Universitas Islam Indonesia (UII) terus berkomitmen dalam menjalin kemitraan internasional berkelanjutan dengan mengadakan kembali pelatihan bagi dosen dan mahasiswa Program Studi Manajemen Program Magister, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII. Training kali ini mendatangkan dua akademisi yaitu Dr. Vesarach Aumeboonsuke dari NIDA (National Institute of Development Administration), Thailand dan Dr. Andrej Privara dari UEBA (University of Economics in Bratislava), Slovakia.

Kegiatan ini merupakan salah satu bagian penting dalam implementasi Erasmus+ Masudem (Master Studies in Sustainable Development and Management), yang dikoordinasikan oleh UEBA sejak 3 tahun yang lalu dengan tujuan membuka konsentrasi baru di Program Studi Manajemen Program Magister UII, yakni Sustainable Development Management.

Pada 5 hari kedepan (12-16/07) peserta training dibersamai oleh Dr. Vesarach Aumeboonsuke membahas materi CSR and Sustainable Development dan 5 hari setelahnya (19-23/07) dibersamai oleh Dr. Andrej Privara membahas materi Research Method for Sustainable Development.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D mengatakan konsentrasi baru ini diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan jumlah alumni yang peduli terhadap pentingnya pengelolaan tingkungan hidup yang lebih ramah.

“Kerjasama  internasional yang membidani pembukaan konsentrasi baru ini akan memberikan peluang kepada MM UII untuk menguatkan kerjasama yang lebih konkrit dengan mitra-mitra Erasmus+ Masudem, melalui inisiasi program gelar ganda dan transfer kredit internasional,” ungkap Wiryono. (WR/AHR/RS)

Laboratorium Enterprise Resource Planning Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan Webinar Nasional ERP-Talks 2025 bertemakan “Grasping the Real-World Rules of SAP Modules in Corporate Environments” pada Sabtu (19/7) secara daring melalui kanal Zoom Meeting. Webinar ini menghadirkan alumni Teknik Industri UII, Dhianitya Yogiari selaku IT Project Management di PT Adaro Logistics.

Dr. Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng selaku kepala laboratorium Enterprise Resource Planning (ERP) berharap acara ERP-Talks 2025 yang diselenggarakan ini mampu menambah bekal ilmu pengetahuan bagi peserta. Kegiatan ERP-Talks yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun ini diharapkan menjadi bagian dari ikhtiar peserta untuk mengamalkan ilmu yang didapatkan. Ia juga menambahkan dalam sambutannya bahwa kini perusahaan-perusahaan tengah fokus dalam mempertahankan stability di tengah ketidakpastian global. ERP menjadi salah satu cara perusahaan agar mampu memiliki perencanaan yang baik dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Dhianitya Yogiari menjelaskan bahwa mengimplementasikan program ERP Systems Applications and Products in Data Processing (SAP) adalah proses yang cukup kompleks dan panjang karena ada proses translasi aktivitas bisnis ke modul SAP. Ia mencontohkan PT Adaro Logistics yang membutuhkan sistem kinerja yang sistematis dan teratur dalam menjalankan integrasi proses bisnisnya, maka dibutuhkan tahapan strategi-strategi pengaplikasian SAP. Pengaplikasian yang dimaksud terdiri dari tiga tingkatan yaitu, level 3: dashboard yang menyediakan visualisasi data untuk di-monitoring dan menjadi dasar strategic decision making; level 2: penggunaan ERP sebagai platform terintegrasi dan sumber data data informasi, standardisasi, dan kontrol yang konsisten; level 1:  Operational app yang mendukung aktivitas bisnis sehari-hari dan diintegrasikan dengan information and technology (IT).

Selanjutnya Dhianitya Yogiari menjabarkan metodologi implementasi SAP yang terdiri dari lima fase (project preparation, business blueprint, realization, final preparation, go-live, dan support). Dhianitya juga menegaskan bahwa penerapan SAP dalam suatu perusahaan membutuhkan proses yang matang dan kerja sama yang baik.

“Implementasi di perusahaan tidak seratus persen sama seperti yang dipelajari, tapi at least kita sudah menguasai aplikasinya. Teamwork penting karena kita butuh teman-teman. Perusahaan tidak jalan kalau sendiri saja,” ungkap Dhianitya.

Dhianitya juga menambahkan tips dalam dunia kerja di perusahaan mengenai pentingnya networking dan kemauan belajar. “Semua lini perusahaan atau organisasi pasti ada flow-nya, ada prosesnya, dari proses itu kita bisa belajar mana yang perlu di-improve, mana yang sudah bagus.  Secara global industri-industri lain yang sekarang belum kenal, kalau punya networking bagus kita bisa tahu industri-industri yang berkembang. Termasuk kalau kita baru join perusahaan, mungkin kita punya bekal ilmu dari belajar kuliah. Realitanya kita perlu penyesuaian dan pembelajaran lagi,” pungkasnya. (AAO/AHR/RS)

Kunjungan Benchmarking Unwahas ke UII

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan benchmarking dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) dalam rangka penguatan kapasitas penyelenggaraan kelas internasional. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (15/07) di Ruang Audio Visual, Gedung GBPH Prabuningrat, Kampus Terpadu UII ini dihadiri oleh delegasi pimpinan dan pelaksana kelas internasional dari Unwahas. Benchmarking ini bertujuan untuk memperoleh gambaran komprehensif dan praktik baik dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi program kelas internasional.

Unwahas tengah menyiapkan langkah strategis dalam proses internasionalisasi pendidikan tinggi melalui penyelenggaraan kelas internasional pada program studi terpilih. Dengan semangat kolaboratif, benchmarking ini juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama antarlembaga dalam bidang pendidikan, penelitian, dan mobilitas internasional. UII sebagai salah satu perguruan tinggi yang telah memiliki pengalaman panjang dalam mengelola kelas internasional, dipilih sebagai mitra untuk berbagi pengalaman tersebut.

Dalam arahannya, Rektor UII, Fathul Wahid, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Unwahas dan menekankan bahwa penyelenggaraan kelas internasional lebih dari sekadar strategi pemasaran. “Penyelenggaraan kelas internasional bukan semata-mata hanya untuk menambah minat mahasiswa baru, namun juga membentuk ekosistem yang terintegrasi guna menciptakan lingkungan pembelajaran yang makin baik, meningkatkan kualitas internal universitas, serta menjalin kerja sama internasional,” ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., turut menyampaikan pemaparan tentang tata kelola kelas internasional di UII. Ia menjelaskan bahwa sistem kelas internasional di UII mengadopsi pendekatan kombinatif antara sentralisasi dan desentralisasi. “Kami memberikan otonomi kepada dua sekretaris program studi, yakni untuk program reguler dan internasional, yang masing-masing memiliki kewenangan penuh dalam mengelola kelasnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wiryono menegaskan pentingnya fleksibilitas dalam mengelola kelas internasional, mengingat dinamika yang dihadapi di lapangan sangat beragam. “Tidak ada satu pola baku yang bisa digunakan di semua program studi. Kami menyesuaikan pendekatan berdasarkan karakteristik prodi dan kebutuhan mahasiswa, terutama dalam aspek pengelolaan kurikulum, dosen pengampu, hingga metode pembelajaran berbasis English Medium Instruction (EMI),” tambahnya.

Kegiatan benchmarking juga melibatkan diskusi dan observasi terhadap aspek kelembagaan, akademik, SDM, rekrutmen mahasiswa, pendanaan, serta sistem penjaminan mutu. Delegasi Unwahas terdiri dari berbagai unsur pimpinan dan pengelola program studi, termasuk Wakil Rektor II dan III, Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama, Ketua LPM, serta para Ketua Program Studi penyelenggara kelas internasional di Unwahas.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan terbentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang strategi internasionalisasi pendidikan tinggi yang kredibel dan berdaya saing global. Baik UII maupun Unwahas berkomitmen untuk terus menjalin sinergi dan kolaborasi demi peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan. (IMK/AHR/RS)