Dalam rangkaian kegiatan Safari Iman Ramadhan (SafirUII), Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Diskusi Intelektual Muslim #2 bertajuk Pendidikan dalam Kerangka Keadilan Sosial pada Jumat, (21/03). Acara ini menghadirkan Anies Rasyid Baswedan sebagai pembicara utama, dengan Eko Riyadi, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum UII, bertindak sebagai moderator. Diskusi yang berlangsung di Auditorium Prof. Abdul Kahar Mudzakir UII ini menarik perhatian mahasiswa serta masyarakat umum yang antusias mengikuti jalannya acara. Read more

Sebanyak 71 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) turut serta dalam program Relawan Ramadhan yang berlangsung dari tanggal 1-17 Maret. Program ini diadakan oleh Dahwah Hijrah Mahasiswa (DHM UII) dengan tujuan untuk mendampingi masyarakat dalam menghidupkan masjid, mengajar anak-anak di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), serta mempererat ukhuwah islamiyah di tujuh dusun sekitar UII. Read more

Joint/double degree merupakan program kolaborasi akademik Universitas Islam Indonesia (UII) yang memungkinkan mahasiswa memperoleh dua gelar dari dua institusi berbeda. Pada kesempatan ini, Fakultas Hukum UII (FH UII) mengadakan sosialisasi program joint degree dengan Coventry University sebagai mitra, pada Kamis (20/3) melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh 60 peserta. Program ini memungkinkan mahasiswa meraih gelar Sarjana Hukum dari UII dan LL.B dari Coventry University.

Coventry University dikenal sebagai salah satu universitas terbaik di Inggris dengan fasilitas unggulan seperti mock courtroom, disruptive media learning lab, serta sistem pembelajaran berbasis praktik. Kota Coventry juga dinilai sebagai salah satu kota pelajar terbaik dengan biaya hidup lebih terjangkau dibanding kota besar lainnya.

“Belajar di Coventry University memperbolehkan mahasiswa untuk mengembangkan skill bidang hukum, berpikir kritis, dan perspektif global,” ujar Ting Wang, perwakilan dari Coventry University.

Kepala Program Studi Hukum Program Sarjana, Dodik Setiawan, menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengikuti program ini akan menyelesaikan satu tahun studi di Coventry University atau kurang lebih 120 SKS yang dijalani dengan dua semester untuk mendapatkan gelar LL.B. Mahasiswa akan mengambil enam modul dalam satu tahun di Coventry, yang mencakup mata kuliah wajib dan pilihan, seperti Law, Innovation and Intellectual Property, International Criminal Law, dan International Human Rights Law.

Coventry University juga menyediakan Vice Chancellor’s Scholarship sebagai bantuan finansial, serta program mentorship atau orientasi selama dua minggu sebelum perkuliahan dimulai.  Program ini mencakup tur kampus, pengenalan perpustakaan, serta panduan dalam mengakses sumber belajar dan fasilitas akademik.

Selain itu, terkait persyaratan bahasa, Coventry University mensyaratkan IELTS dengan skor minimal 6.0. Namun bagi yang belum memenuhi syarat, tersedia opsi untuk mengikuti tes bahasa Inggris internal dari universitas atau program persiapan bahasa sebelum perkuliahan dimulai.

“Coventry University menyediakan layanan bimbingan karier hingga 36 bulan setelah kelulusan. Jadi, bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan atau bekerja di Inggris, tersedia pendampingan dari universitas,” jelas Dodik.

Mahasiswa yang mengikuti program ini pun diperbolehkan untuk bekerja paruh waktu selama masa studi namun dengan batasan. “Mahasiswa bisa bekerja paruh waktu tetapi dengan batasan. Perlu diingat bahwa tujuan utama ke UK ini adalah belajar bukan bekerja. Hal ini akan dinilai dalam wawancara kredibilitas,”jelas Ting Wang

Pada akhir sosialisasi, mahasiswa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang prosedur pendaftaran di Coventry University melalui applicantportal.coventry.ac.uk yang dibuka sampai  bulan Mei 2025. (MANF/AHR/RS)

Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) by Subject 2025 baru saja merilis peringkat untuk semua rumpun keilmuan di lingkungan perguruan tinggi sedunia. Untuk klaster ilmu sosial dan manajemen, khususnya rumpun Economics and Econometrics, Universitas IsIam Indonesia (UII) bertengger di urutan ke-8 nasional bersama sebuah kampus swasta lain atau rentang 551-700 dunia.

Ini merupakan pertama kalinya UI masuk QS WUR by Subject. Demikian rilis tertulis yang disampaikan Shubhi Mahmashony Harimurti, Kepala Bidang Akademik dan Organisasi Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP)/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan, kepada Bidang Hubungan Masyarakat UII.

Fathul Wahid, Rektor UII, menyambut gembira pencapaian ini sebagai bukti nyata bahwa UII semakin diakui dalam dunia akademik internasional. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dosen, peneliti, dan mahasiswa yang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan riset.

“Ini adalah momen penting bagi UII. Untuk pertama kalinya, kita masuk dalam QS WUR by Subject dan langsung menempati posisi 8 besar nasional di bidang ekonomi dan ekonometrik. Ini merupakan pengakuan atas kualitas yang kita bangun bersama,” ujar Fathul Wahid.

Ia menegaskan bahwa UII akan terus berbenah agar bisa bersaing di tingkat global. Salah satu fokus utama adalah peningkatan kualitas riset dan publikasi. “Capaian ini bukan titik akhir, melainkan langkah awal menuju kontribusi keilmuan yang lebih besar lagi,” tambahnya.

Secara terpisah, Raden Bagus Fajriya Hakim, Kepala BPP/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan UII, menyampaikan bahwa ini merupakan pengakuan pihak eksternal terhadap keilmuan di UII, khususnya dalam bidang ekonomi dan ekonometrik. “Aspek pengajaran hingga riset yang mengandung dua kata kunci tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pihak QS,” ungkapnya.

Setidaknya ada empat kriteria yang dinilai dalam capaian ini, yaitu akademik, kepegawaian, sitasi, dan H-Index. Skor paling tinggi didapatkan dari kriteria sitasi, yaitu 68,2. “Hanya ada 10 kampus Indonesia, 8 negeri dan 2 swasta, yang masuk QS WUR by Subject 2025 untuk rumpun Economics and Econometrics,” tambah Shubhi.

Ke depan, UII berkomitmen untuk memperkuat jaringan akademik dengan institusi nasional dan internasional serta meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi ilmiah. Dengan strategi ini, UII optimis bisa terus meningkatkan posisinya di peringkat dunia dan berkontribusi lebih besar bagi masyarakat.

Kafe Prancis Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Francophonie – Vive La Diversité pada Selasa (18/03) di Ruang Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Islam Fakultas Ilmu Agama Islam UII. Kegiatan ini mencakup berbagai kegiatan menarik seperti belajar bahasa Prancis, diskusi bersama dengan mahasiswa internasional UII, dan workshop membuat kartu ucapan Idul Fitri dalam bahasa Prancis.

Ima Dyah Safitri selaku koordinator Kafe Prancis mengucapkan apresiasinya terhadap banyaknya peserta dari kalangan mahasiswa yang hadir sebagai bentuk antusiasme dalam mengikuti kegiatan ini. Ima berharap semua peserta kegiatan ini dapat menikmati dan mendapat pengalaman belajar bahasa Prancis dari ahlinya.

“Semaine de la Francoponie – Vive la Diversité merupakan salah satu kegiatan di Kafe Prancis yang merayakan pekan budaya Bahasa Prancis sedunia yang jatuh pada 20 Maret. Melalui sesi diskusi interaktif, games dan workshop, kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mengenalkan budaya dan bahasa Prancis di kalangan mahasiswa UII dan umum, khususnya budaya Prancis di negara Frankofon, yang menganut ajaran Islam,” ungkapnya.

Lebih lanjut, mahasiswa diajak belajar bahasa Prancis oleh salah satu stagiaire dari Institut Français d’ Indonésie (IFI) Yogyakarta. Selain itu, semua peserta juga dikenalkan dengan pendidikan tinggi di Prancis yang harapannya dapat memacu semangat peserta untuk bisa melanjutkan pendidikan di Prancis.

Dalam kegiatan ini juga dilengkapi dengan sharing session dengan dua mahasiswa internasional UII yaitu Jean De Dieu yang berasal dari Rwanda dan Muhammad Tahir Yahya yang berasal dari Nigeria. Dalam sharing session ini, Jado (panggilan akrab dari  Jean De Dieu) dan Tahir berbagi pengalaman dan kebudayaan negara mereka masing-masing dalam menyemarakkan bulan Ramadhan.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan kartu ucapan Idul Fitri berbahasa Prancis yang dipandu oleh Jado. Dalam sesi ini, Jado memberikan banyak referensi kata-kata ucapan yang berkorelasi dengan Idul Fitri. Semua peserta aktif membuat kartu ucapan dengan daya kreativitas masing-masing untuk menghasilkan kartu ucapan yang menarik.

Kania, salah satu peserta yang juga merupakan mahasiswa program studi Hubungan Internasional sangat terkesan dengan kegiatan ini. Ia mengira kegiatan ini hanya sebatas pada belajar bahasa Prancis. Lebih dari itu, dalam kegiatan ini Ia bisa bertemu teman baru baik dari mahasiswa domestik hingga internasional dari berbagai program studi yang ada di UII.

“Di acara ini kita bersatu  karena memiliki minat nya sama, yaitu mempelajari budaya Prancis. Tak hanya itu, acara ini juga memberikan pengalaman yang menarik dalam membuat kartu ucapan,” jelasnya. (AHR/RS)

Pondok Pesantren (PP) Universitas Islam Indonesia (UII) sukses menyelenggarakan Khotmil Al-Qur’an pada Senin (17/03) sebagai akhir rangkaian kegiatan Bahana Syi’ar Romadhon (Basyiro) 2025. Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren UII Putra  ini menjadi penutup dari serangkaian agenda yang telah dimulai sejak 26 Februari 2025.

Khotmil Al-Qur’an dimulai tepat pukul 16.00 WIB dengan partisipasi aktif dari seluruh santri putra dan putri, serta jajaran asatidz Pondok Pesantren UII. Setiap santri telah ditentukan bagiannya masing-masing untuk membaca satu juz, sehingga dalam satu waktu, seluruh 30 juz Al-Qur’an dapat diselesaikan secara bersamaan. Prosesi ini menjadi simbol kesatuan dan semangat dalam meneguhkan syiar Ramadhan di lingkungan akademik dan pesantren.

Acara ini juga menjadi bentuk penyambutan terhadap malam Nuzulul Qur’an yang bertepatan dengan malam 17 Ramadhan. Momen ini semakin menambah kekhusyukan dan makna dari Khotmil Al-Qur’an, mengingat pentingnya peringatan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman utama umat Islam.

Setelah seluruh bacaan Al-Qur’an terselesaikan, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa Khotmil Al-Qur’an yang dipimpin langsung oleh Direktur Pondok Pesantren UII, Prof. Dr. Tamyiz Mukharrom, MA. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Tamyiz juga menyampaikan sambutannya yang menekankan pentingnya ibadah puasa yang disertai dengan keikhlasan serta pengharapan penuh kepada Allah.

“Orang yang puasa, dan dia betul-betul mengharapkan ridho-Nya, maka Allah menjamin akan mengampuni dosa-dosanya, dan pintu surga akan terbuka,” ujar Prof. Tamyiz dalam ceramahnya.

Usai sambutan, seluruh peserta berbuka puasa bersama dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan. Momentum ini tidak hanya menjadi ajang berbagi hidangan, tetapi juga mempererat ukhuwah islamiyah di antara para santri dan asatidz. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan salat isya berjamaah, yang kemudian diikuti dengan salat Tarawih berjamaah sebagai penutup kegiatan hari itu.

Basyiro 2025 merupakan agenda tahunan Pondok Pesantren UII yang diselenggarakan setiap bulan Ramadhan. Tahun ini, kegiatan dimulai dengan Tarhib Ramadhan pada 26 Februari 2025 yang diisi oleh Gus Rifqil Muslim. Selain itu, berbagai kegiatan lain juga turut meramaikan Basyiro 2025, seperti Basyiro Fest, Tabligh Akbar, Sharing Session bersama SLB A Yaketunis, hingga Khotmil Qur’an sebagai acara akhirnya. (MFPS/AHR)

Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (TMUA UII) menggelar Talkshow Spesial Palestina pada (16/03) di Masjid Ulil Albab UII. Acara talkshow ini merupakan salah satu dari rangkaian acara TAMARAM (Tarawih Malam Ramadhan 1446 H) yang dilangsungkan setelah shalat tarawih dan juga ditayangkan dalam saluran YouTube Masjid Kampus UII.

Syekh Ahmad Juma’a Bashir Nashwan adalah warga asli Gaza, Palestina yang sedang berkunjung pertama kali di Indonesia. Ia juga merupakan Imam dan Kepala Departemen Ujian Hafalan Al-Qur’an di Masjid Al Falah. Karena sang Syekh adalah penutur asli berbahasa arab maka didatangkan penerjemah agar peserta talkshow dapat memahami penjelasan dan tausiyah darinya.

“Palestina saat ini masih bergelut dengan kemiskinan yang terdampak dari Perang Palestina-Israel. Ahmad menceritakan bahwa Masjid Al Aqsha yang seharusnya tempat beribadah untuk semua kalangan nampaknya dibatasi oleh aparat setempat. Hanya orang tua yang berumur lebih dari 50 tahun yang boleh beribadah disana. Peperangan terakhir pada 2023 silam dinilai sangat tragis. Rumah, tempat ibadah, dan sekolah semua dihancurkan,” jelasnya

Palestina adalah saudara bagi umat islam di dunia, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Ahmad menganjurkan 4 cara untuk membantu para saudara muslim disana yaitu dengan doa yang diucapkan pada waktu-waktu mustajab, tidak berhenti membicarakan kabar warga Palestina agar dunia tidak melupakan mereka, boikot produk-produk dari Israel dan terakhir dengan berinfak, menyisihkan sebagian harta untuk membantu warga Palestina disana.

Di akhir sesi, Ahmad mengucapkan rasa terimakasih kepada saudara-saudara di Indonesia yang sangat baik dan ramah. Ia juga mendoakan agar kita semua dapat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dengan maksimal. (NKA/AHR/RS)

Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS) Universitas Islam Indonesia (UNISIA/UII) menggelar acara buka puasa bersama dengan 500 guru honorer se-DIY pada Jum’at (14/03). Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel The Rich Jogja tersebut menghadirkan Ketua Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII, Suparman Marzuki, S.H., M.Si sebagai pemateri. Guru honorer yang diundang merupakan guru pada tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) serta Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memulai acara, Ketua LAZIS UNISIA, Dr. Muzhoffar Akhwan, MA. dalam sambutannya, ia menjelaskan mengenai sistem kerja LAZIS yang menghimpun dana kemudian mendistribusikan dana tersebut dengan syarat harus tepat sasaran.

“Jika itu zakat, maka penyalurannya kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. Adapun jika itu infaq atau sedekah, maka harus disalurkan kepada orang yang layak menerimanya” ucapnya

Ia juga menyampaikan bahwa guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia sehingga perlu diberikan apresiasi yang setara bagi pejuang pendidikan tersebut.

“Hati kita memiliki rasa yang sama yaitu untuk membangun energi anak bangsa, karena tujuan tersebut mulia maka menjadi guru merupakan tugas yang mulia. Terutama guru honorer, mudah-mudahan kehadiran bapak dan ibu semua memberikan semangat, oleh sebabnya penting untuk memberikan apresiasi yang sepadan kepada guru honorer” jelasnya

Acara dilanjutkan dengan ceramah motivasi oleh Dr. Suparman Marzuki S.H., M.Si yang menyampaikan bahwa masalah guru honorer di Indonesia masih belum dapat diatasi bahkan setiap tahun dijadikan materi kampanye calon presiden.

“Cita-cita kita sebagai guru atau dosen adalah agar anak didik kita menjadi lebih baik, Saya melihat betapa peliknya problem guru honorer di Indonesia. Ratusan ribu guru honorer sudah bekerja mencerdaskan anak didik rata-rata sepuluh tahun dengan penghasilan rata-rata 350 ribu per bulan, ada yang lebih dan ada yang kurang tapi inilah faktanya setiap waktu guru honorer menjadi materi kampanye para calon presiden” tegasnya

Lebih lanjut, ia juga mendukung penuh para guru honorer untuk dapat menyuarakan hak-hak mereka agar tidak dipandang sebelah mata.

“Dengan penuh rasa hormat saya kepada bapak ibu sekalian yang sudah bertahan di kondisi semacam ini maka berjuanglah, suarakan hak-hak bapak ibu. Jangan diam, sebab keadilan di Indonesia ini perlu diperjuangkan” Tegasnya menutup materi.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan bedah rumah senilai 100 juta rupiah yang disalurkan kepada 2 guru honorer yang membutuhkan. Sebagai penutup, masing-masing guru menerima paket makanan berbuka puasa serta parcel sembako senilai 300 ribu rupiah. (GRR/AHR)

Program Studi Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Center of Data Science (CDS) dan IT Centrum menyelenggarakan Pesantren Sains Data 1446 H secara daring melalui kanal Zoom Meeting pada Kamis dan Jumat (13–14/03). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat umum mengenai sains data, big data, kecerdasan buatan (AI), serta pembelajaran robot. Acara yang diikuti oleh lebih dari 70 peserta ini berlangsung dalam dua sesi, yaitu sesi pemaparan materi yang dilanjutkan dengan kultum Ramadhan. Seluruh peserta menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang kegiatan, yang terlihat dari interaksi aktif dan umpan balik yang mereka berikan saat pemateri menyampaikan materi

Mengoptimalkan Big Data dan AI dalam Visualisasi Data

Memasuki hari pertama, Kamis (13/3), para peserta disuguhkan materi bertajuk Data Understanding dan Visualisasi dalam Era Big Data dan AI. Sesi ini menghadirkan Ardiansyah, S.Kom., M.Kom. dari Universitas Lampung sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bagaimana data dipahami, dikelola, serta divisualisasikan dalam era digital yang semakin berkembang.

Ardiansyah menekankan bahwa pemahaman terhadap data sangat penting dalam era big data dan AI. “Dalam dunia yang serba digital, data adalah aset yang sangat berharga. Memahami bagaimana mengolah dan memvisualisasikannya akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih akurat,” ungkapnya.

Selain itu, sesi kultum disampaikan oleh Dhommas Hatta Fudholi, Ph.D., selaku dosen Program Studi Informatika. Dhommas menekankan pentingnya memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan umat. “Teknologi yang kita kembangkan harus bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, bukan hanya sekadar inovasi tanpa arah,” ujar Ketua Program Studi Informatika Program Sarjana UII ini.

Pembelajaran Robot dengan Metode Curriculum Learning

Keesokan harinya, Jumat (14/3), fokus diskusi bergeser ke Curriculum Learning untuk Pembelajaran Robot. Dalam sesi ini, Chandra Kusuma Dewa, Ph.D., dari Universitas Islam Indonesia membahas bagaimana robot dapat dilatih menggunakan metode pembelajaran bertahap yang menyerupai cara manusia belajar.

Menurut Chandra Kusuma Dewa, robot yang dirancang dengan metode curriculum learning akan memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik. “Dengan pendekatan ini, kita bisa melatih robot agar belajar secara bertahap, mulai dari tugas sederhana hingga yang lebih kompleks,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Syarif Hidayat yang merupakan dosen Program Studi Informatika UII memberikan kultum yang mengajak peserta untuk terus belajar dan mengembangkan keilmuan mereka. “Teknologi akan terus berkembang, dan kita harus siap untuk mengikuti perubahan agar tidak tertinggal,” ungkapnya. (IMK/AHR/RS)

Acara kajian spesial senja yang diselenggarakan oleh Safari Iman Ramadan (Safir) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali digelar pada Senin (10/3). Kajian kali ini menghadirkan Lifthya Ahadiati A., S.Psi., M.Psi, seorang dosen Psikologi UII, sebagai narasumber. Acara yang diadakan di Auditorium Prof. Abdul Kahar Muzakkir ini mengangkat tema Bangkit dari Kegagalan, Melangkah dengan Keyakinan yang berhasil menarik perhatian banyak mahasiswa untuk hadir dan mengikuti kajian

Dalam pemaparannya, Lifthya Ahadiati A., S.Psi., M.Psi menerangkan bahwa setiap manusia memiliki jatah untuk gagal yang artinya mereka diajarkan untuk selalu mencoba dan terus belajar. Menurutnya, kegagalan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan justru kegagalan akan memberikan banyak pelajaran agar tidak jatuh dalam kesalahan yang sama. 

“Kegagalan itu memiliki 3 tujuan baik tetapi manusia seringkali hanya menggerutu dan sibuk menyalahkan takdir Allah Swt. Pertama, kegagalan datang untuk mengabulkan do’a-do’a kita. Kedua, Allah menjadikan kita gagal karena ada sesuatu takdir yang lebih baik di kemudia hari. Ketiga, gagal menjadi cara Allah untuk berbicara dengan kita, karena biasanya ketika seseorang itu gagal, ia akan menangis dan mencurahkan isi hatinya kepada Allah swt” jelasnya

Lebih lanjut, ia memberikan solusi untuk dapat bangkit dari kegagalan dan Bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba berlapang dada dan ikhlas menerima kegagalan. 

“Jika teman-teman pernah berada dalam fase yang menyedihkan, maka mari jadikan Ramadan kali ini sebagai momentum menyayangi diri sendiri. Dengan berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, syukuri segala nikmat yang Allah berikan, tingkatkan ibadah sholat, membaca al-qur’an serta sesekali melihat ke bawah ke mereka yang hidupnya jauh lebih susah daripada kita” ucapnya

Sebagai penutup, ia berharap bahwa selepas Ramadan ini para mahasiswa yang hadir dapat lebih ikhlas dalam menerima takdir Allah swt seperti kegagalan dan peristiwa-peristiwa buruk lainnya dengan menganggap itu semua sebagai ujian untuk meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah Swt. (GRR/AHR/RS)