Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar acara tahunan bertajuk Gebyar Edukasi dan Motivasi Akademik (GEMA) FPSB 2025 pada Senin (05/05) di Auditorium K.H. Abdul Kahar Muzakir, Kampus Terpadu UII dengan  mengusung tema Sinergi Guru BK dan Siswa dalam Pemilihan Jurusan: Menemukan Passion, Bukan Sekedar Ikut Tren.

Acara yang diinisiasi oleh Unit Marketing & Communication FPSB UII ini bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa-siswi sekolah menengah atas mengenai pentingnya memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan minat dan potensi diri. Tidak hanya menyasar siswa, GEMA FPSB juga memberikan wawasan strategis kepada para guru Bimbingan Konseling (BK) agar lebih efektif dalam mendampingi siswa memilih jalur pendidikan tinggi yang tepat.

Rangkaian acara dimulai dengan seminar interaktif yang menghadirkan dosen Psikologi UII, Fani Eka Nurtjahjo, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang mengupas secara mendalam tentang pentingnya eksplorasi minat dan bakat sebelum memilih jurusan. Seminar ini juga disertai sesi tanya jawab yang menggugah antusiasme peserta dari kalangan siswa dan guru.

Selanjutnya, peserta diajak menyimak talkshow inspiratif bersama empat mahasiswa unggulan dari tiap program studi FPSB, yaitu Nydia Ayuning Tyas, Ayska Rahma Daffadilla, Auliyatunnisa, dan Yasmeen Mumtaz Widyawan. Dalam sesi ini, mereka berbagi kisah dan tantangan selama menjalani perkuliahan, termasuk tips dalam menentukan pilihan studi yang sesuai dengan passion pribadi.

GEMA FPSB 2025 juga menjadi ajang final dari dua perlombaan bergengsi, yakni Storytelling dan Speech. Penampilan para finalis mampu memukau para hadirin dengan keberanian, kemampuan bahasa, dan penguasaan materi. Berikut daftar para pemenang lomba:

Storytelling:

  1. Nayla Huwaida Zuhri – SMA Negeri 2 Temanggung
  2. Oricha Nuri Athallah – MA Negeri 1 Yogyakarta
  3. Hanin Izatul Alya – MA Negeri Purbalingga

Speech:

  1. Chandra Kirana – SMA Negeri 102 Jakarta
  2. Varrel Orvin Hernando – SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
  3. Lovely Viola Hadi – SMA Negeri 1 Yogyakarta

Di sela-sela lomba, peserta diajak mengunjungi booth expo empat program studi FPSB, yakni Ilmu Komunikasi, Hubungan Internasional, Psikologi, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Masing-masing booth memamerkan proyek-proyek kreatif mahasiswa serta menyediakan sesi interaktif tanya jawab untuk memperkenalkan lebih jauh dunia akademik di FPSB UII.

Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba dan penampilan dari Socio Culture Band yang membawakan suasana santai namun bermakna sebagai penutup rangkaian kegiatan. GEMA FPSB 2025 tak hanya menjadi ajang promosi fakultas, tetapi juga menjadi ruang dialog antara akademisi, siswa, dan guru dalam membangun masa depan pendidikan yang lebih terarah dan berbasis passion. (MFPS/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Uji Emisi Kendaraan Bermotor Gratis yang dilaksanakan di Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII pada Senin-Kamis (5-8/05). Uji Emisi ini terbuka untuk seluruh sivitas akademika UII dan masyarakat sekitar sebagai rangkaian kegiatan dari Milad ke-82 UII dengan tema UII Mengerti Bumi.

Kegiatan ini bertujuan sebagai  wujud komitmen nyata UII dalam meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan khususnya usaha menurunkan emisi gas buang kendaraan di kalangan sivitas akademika dan masyarakat luas.

Koordinator Kegiatan Uji Emisi Kendaraan Bermotor, Prof. Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D., IPU mengatakan uji emisi merupakan pengujian untuk mengetahui kinerja mesin kendaraan, khususnya terkait kadar emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan. Standar kelulusan uji emisi bergantung pada usia dan jenis bahan bakar kendaraan. Beberapa tahapan pemeriksaan dilakukan sebelum uji emisi, seperti pembersihan filter udara, pengecekan sistem pendingin mesin, serta pemeriksaan kondisi knalpot sebagai saluran pembuangan gas hasil pembakaran.

“Manfaat uji emisi tidak hanya berdampak pada kualitas udara, tetapi juga bermanfaat bagi pengendara dan kendaraan itu sendiri. Melalui uji emisi, pemilik kendaraan dapat mengetahui tingkat emisi yang dihasilkan dan menentukan langkah perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan dan performa mesin. Kendaraan yang rutin di servis dan dirawat dengan baik umumnya akan lebih mudah memenuhi standar emisi gas buang,” ungkap Guru Besar Teknik Lingkungan UII ini.

Senada, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Prof. Dr-Ing. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI dalam sambutannya mengatakan proses untuk mengerti bumi sendiri berkorelasi langsung dengan bagaimana manusia dan seluruh peradaban yang menyertainya itu berperilaku. Hal ini pasti berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup dunia.

“Disini sudah ada aturan yang disepakati untuk kendaraan bermotor yang menggunakan mesin berbahan bakar fosil itu pasti ada emisi. Karbon yang kita lepaskan ke udara sadar atau tidak sadar mampu mempengaruhi perubahan iklim. Ini baru satu sektor saja belum sektor yang lain,” tutur Prof. Ilya

Prof. Ilya berharap kegiatan ini menjadi sebuah evaluasi dan juga kontribusi dalam melestarikan lingkungan, sehingga sebagai manusia bisa berhati-hati dalam setiap tindakan khususnya dalam menjaga lingkungan.

“Karena harapan terbesarnya ada pada perubahan perilaku, alat itu insyallah dengan perkembang teknologi itu membantu tapi kalo tidak ada perubahan perilaku itu sama saja, jadi sasaran utamanya adalah perubahan perilaku karena bumi sekarang bergantung pada perilaku makhluk hidup,” harap Dekan FTSP ini. (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia  (UII) terus berkomitmen untuk meningkatkan mobilitas internasional mahasiswa dalam rangka mewujudkan UII yang mondial dengan berbagai macam ikhtiar, salah satunya yang diselenggarakan oleh Program Profesi Arsitek (PPAr) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII yang mengirimkan empat mahasiswanya yaitu Abid Hanif Ulhaq Sandhiya, Andi Saifulhaq, Muhammad Hajid Samudro, Muhammad Muffed Al Bareeq untuk menempuh international mobility studio arsitek profesional di Akitek Juru Rancang (AJR) Malaysia.

Ketua Jurusan Arsitektur UII, Prof. Noor Cholis Idham, Ph.D., IAI mengatakan kegiatan ini menjadi salah satu upaya  dalam menginternasionalisasikan PPAr. “Pertama dalam bentuk peningkatan kualitas, kedua dalam bentuk perluasan jejaring, dan ketiga adalah promosi. Ini merupakan salah satu bentuk promosi secara tidak langsung,” ungkapnya saat pengarahan di Ruang Sidang Dekanat Gedung Moh. Natsir FTSP UII pada Jumat (2/5). Prof. Noor Cholis Idham berpesan kepada empat mahasiswa tersebut untuk terus mengaktualisasi kegiatan yang dilakukan disana sebagai wujud promosi untuk PPAr.

Masih berkaitan dengan promosi, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Prof. Dr-Ing. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI mengatakan dalam arahannya untuk keempat mahasiswa tersebut bahwa PPAr bisa menjadi model dan contoh yang tidak hanya menjalankan perannya secara kaffah secara pendidikan tapi juga bisa membangun reputasi untuk internasionalisasi.

Tak lupa, Prof. Ilya berpesan untuk bisa membuat cerita sukses yang tidak hanya dalam konteks mampu untuk belajar tetapi bisa memberikan impresi kepada yang memberi tugas

“Buktikan kalau memang kalian itu kompeten, itu yang menjadi representasi dari institusi UII. Ini menjadi penting karena dengan begitu, kita bisa  mengaktualisasi tentang makna akreditasi internasional itu dalam bentuk aktivitas yang terekspresikan melalui kemampuan,” pesannya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D mengatakan bahwa mobilitas internasional keempat mahasiswa PPAr ini merupakan kali pertama dalam sejarah PPAr. “Ini menjadi milestone untuk kita dan menambah kekuatan UII dalam mengelola internasionalisasi,” ungkap Wiryono.

“Anda (empat mahasiswa PPAr -red) adalah ambassador dari UII, sehingga tentu ini menjadi suatu tantangan karena anda membuka jalan untuk kesempatan berikutnya, sekaligus merealisasikan kick off internasionalisasi PPAr.  Kemudian yang terpenting juga pembuka resiprokalitas hubungan di bidang lain,”

Dari laporan Ketua PPAr UII, Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., MT., selain AJR Malaysia, PPAr UII sudah menjalin hubungan baik dengan beberapa konsultan arsitek di Indonesia untuk studio arsitek profesional antara lain dengan PT. Patroon Arsindo di Jakarta, Labo Bandung, Studio WNA di Bali, Andyrahman Architect di Sidoarjo, dan Realrich Architect Jakarta.

“Ini juga menjadi pertama kali dilakukan di luar Indonesia, kita berharap akan terus berlanjut  dan meningkat di waktu mendatang. Terima kasih atas dukungan selama ini dan tentu saja ini membutuhkan terus dukungan dari jurusan, fakultas, dan universitas,” harapnya. (MNDH/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) continues to enhance its internationalization strategy through a strategic academic mission to Uzbekistan, held from April 23 to 25, 2025. This official visit aimed to expand institutional partnerships and promote UII’s academic programs to potential collaborators and students in Central Asia, particularly in the cities of Tashkent and Samarkand.

With full support from the Embassy of the Republic of Indonesia in Tashkent, the UII delegation—comprising Dr. Bambang Suratno, Head of the Domestic Partnership Division at the Directorate of Partnerships/Office of International Affairs (DK/KUI) UII, and Mr. Muhammad Ferry Rizki, Domestic Partnership Officer at DK/KUI UII—engaged in a series of high-level meetings with leading academic institutions across Uzbekistan. This mission underscores UII’s firm commitment to fostering mutually beneficial international collaborations as part of its global strategic vision.

“During the visit, UII representatives held constructive meetings with several key institutions, including the National University of Uzbekistan (NUU), Tashkent State Technical University (TSTU), Tashkent State University of Economics (TSUE), International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU), Madrasah Kukeldash, and Samarkand State University (SSU),” said Dr. Bambang Suratno.

The mission yielded several notable outcomes, including the dissemination of information about UII’s scholarship offerings, the Developing Country Partnership Scholarship (KNB), and the TIAS program to prospective partners and international students. It also involved the exploration of potential double degree programs in Management, Law, Chemistry, Pharmacy, and other relevant disciplines.

In addition, the visit promoted student and staff mobility programs such as summer schools and exchange initiatives. It also marked the initiation of joint research proposals and collaborations under the Erasmus+ framework. A final key achievement was the implementation of cultural and religious engagement initiatives that highlight the shared Islamic heritage between Indonesia and Uzbekistan.

“This series of engagements not only opened avenues for institutional cooperation but also demonstrated UII’s readiness to become a strategic academic partner in the region. Each meeting underscored the long-term potential for partnerships grounded in academic excellence, cultural alignment, and shared development objectives,” added the Head of the Domestic Partnership Division.

As a follow-up to the mission, a series of in-depth virtual discussions will be held between the respective universities, involving relevant faculties and academic programs directly.

Universitas Islam Indonesia extends its sincere appreciation to the Embassy of the Republic of Indonesia in Tashkent for its support and facilitation throughout the mission. UII remains optimistic that the connections forged during this visit will evolve into impactful collaborations, enriching both institutions and supporting UII’s vision of becoming a world-class university rooted in Islamic values. (BS&MFR/AHR/RS)

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  menyelenggarakan workshop fotografi pada Kamis (1/5) dengan tema Akademik dan Karir : Memotret Momen, Menciptakan Kesan. Acara workshop diadakan di Auditorium Gedung Moh. Natsir FTSP UII dihadiri 90 mahasiswa UII dengan mengundang Arbain Rambey, seorang fotografer jurnalis senior Indonesia.

 

Dalam sambutannya, Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng sebagai Ketua Jurusan Teknik Lingkungan UII menyampaikan harapannya kepada mahasiswa yang hadir di acara workshop fotografi untuk bisa mengikuti acara ini dengan baik dan bisa menyerap sebanyak-banyaknya ilmu yang akan diberikan oleh pemateri.

“Mungkin Pak Arbain berkenan untuk membagi insight dengan adik-adik di teknik lingkungan khususnya. Karena di akhir masa studi, kita diminta untuk membuat eksibisi, menampilkan poster tugas akhir dan juga ada video dan foto-foto,” ujar Awaluddin.

Sesi berlanjut dengan pemaparan materi oleh Arbain yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Andik Yulianto, S.T., M.T selaku Kaprodi Teknik Lingkungan UII. Arbain memulai sesi diskusi dengan menekankan bahwa semua orang bisa belajar fotografi, meski latar belakang akademiknya tidak sejalan. Menurutnya, tidak perlu takut untuk belajar menjadi fotografer handal.

Materi yang dibawakan oleh Arbain seputar teknik fotografi yang tepat, tips bagi jurnalis untuk mendapatkan momen dan angle yang membuat foto terlihat menarik. Menurut pemaparannya, visual sangat memainkan makna dalam fotografi. Begitu juga dengan proporsi foto, bagaimana foto bisa terlihat bagus dan menarik ketika dalam mode landskap maupun potret. Ia banyak menampilkan contoh-contoh foto jurnalistik yang diambil dari website Kompas.com.

Arbain memberikan pesan kepada mahasiswa yang hadir untuk membayangkan objek atau acara apa yang akan difoto sehingga nanti dapat dijadikan referensi untuk menentukan angle dan pencahayaan yang baik. Sehingga nantinya akan didapatkan foto yang menarik secara visual dan memiliki makna dibaliknya (NKA/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) terus memperkuat strategi internasionalisasi melalui misi akademik strategis ke Uzbekistan yang berlangsung pada (23-25/04). Kunjungan resmi ini bertujuan untuk memperluas kemitraan institusional dan mempromosikan program akademik UII kepada calon mitra dan mahasiswa di kawasan Asia Tengah, khususnya di kota Tashkent dan Samarkand.

Dengan dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent, delegasi UII yaitu Dr. Bambang Suratno selaku Kepala Divisi Kemitraan Dalam Negeri Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI)  UII dan  Muhammad Ferry Rizki selaku Staf Kemitraan Dalam Negeri DK/KUI UII melakukan serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan institusi akademik terkemuka di Uzbekistan. Misi ini menegaskan komitmen UII dalam membangun kolaborasi internasional yang saling menguntungkan sebagai bagian dari visi strategis globalnya.

“Selama kunjungan, perwakilan UII mengadakan pertemuan konstruktif dengan beberapa institusi utama, termasuk National University of Uzbekistan (NUU), Tashkent State Technical University (TSTU), Tashkent State University of Economics (TSUE), International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU), Madrasah Kukeldash, dan Samarkand State University (SSU),” ungkap Bambang

Dalam kegiatan ini, UII mampu mewujudkan beberapa capaian penting yakni sosialisasi program beasiswa UII, Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan TIAS kepada calon mitra dan mahasiswa internasional. Penjajakan program gelar ganda (double degree) di bidang Manajemen, Hukum, Kimia, Farmasi, dan program studi lainnya yang memungkinkan.

Selain itu, promosi program mobilitas mahasiswa dan staf, termasuk program sekolah musim panas dan pertukaran mahasiswa. Inisiasi proposal kerja sama riset bersama dan kolaborasi melalui skema Erasmus+. Terakhir, pelaksanaan program keterlibatan budaya dan keagamaan yang menghubungkan warisan Islam antara Indonesia dan Uzbekistan.

“Rangkaian kegiatan ini tidak hanya membuka peluang kerja sama institusional, tetapi juga memperlihatkan kesiapan UII untuk menjadi mitra akademik strategis di kawasan tersebut. Setiap pertemuan menekankan potensi kemitraan jangka panjang yang dilandasi oleh keunggulan akademik, keselarasan budaya, dan tujuan pembangunan bersama,” jelas Kepala Divisi Kemitraan Dalam Negeri DK/KUI ini.

Sebagai tindak lanjut, akan diselenggarakan diskusi daring yang lebih mendalam antara universitas-universitas terkait, dengan melibatkan langsung fakultas dan program studi masing-masing.

Universitas Islam Indonesia menyampaikan apresiasi yang tulus kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent atas dukungan dan fasilitasi yang telah diberikan selama misi berlangsung. UII optimis bahwa hubungan yang terjalin dalam kunjungan ini akan berkembang menjadi kolaborasi yang berdampak, memperkaya kedua institusi, dan mendukung visi UII untuk menjadi universitas kelas dunia yang berakar pada nilai-nilai Islam. (BS&MFR/AHR/RS)

Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PSAD) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan diskusi daring sebagai bagian dari upaya memperkuat peran perguruan tinggi dalam merespons isu-isu global yang berdampak langsung terhadap kebijakan nasional. Diskusi bertajuk “Membaca Tantangan dan Arah Kebijakan Indonesia dalam Menghadapi Perang Tarif Global” ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Rabu (30/04) , dan diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, akademisi, hingga pegiat masyarakat sipil.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., Guru Besar Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII, serta Enggar Furi Herdianto, S.IP., M.A., Dosen Hubungan Internasional UII. Diskusi dimoderatori oleh Dr. Aidha Trisanty, S.E., M.M., dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII.

Dalam pemaparannya, Prof. Edy Suandi Hamid menjelaskan bahwa apa yang disebut sebagai “perang tarif global” sebenarnya lebih tepat dipahami sebagai perang dagang bilateral antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun demikian, ia menegaskan bahwa dampaknya bersifat sistemik dan menjalar ke berbagai negara lain, termasuk Indonesia.

“Ketika dua kekuatan ekonomi terbesar dunia berkonflik, negara-negara berkembang seperti Indonesia berada di posisi yang rawan terkena imbasnya. Sektor ekspor yang semula tumbuh positif kini menghadapi tantangan besar akibat kebijakan tarif yang diterapkan sepihak,” ungkap Prof. Edy.

Prof. Edy mencontohkan bagaimana sektor-sektor manufaktur Indonesia, seperti tekstil, alas kaki, dan komoditas karet, mengalami penurunan permintaan karena masuknya hambatan tarif di pasar utama seperti Amerika Serikat. Akibatnya, terjadi pengurangan produksi dan pemutusan hubungan kerja di sejumlah industri padat karya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Edy menawarkan strategi diversifikasi pasar ekspor ke kawasan nontradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Menurutnya, Indonesia tidak bisa terus bergantung pada mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menguatkan pasar domestik melalui peningkatan konsumsi produk dalam negeri dan pemberdayaan pelaku usaha kecil dan menengah.

Sementara itu, narasumber kedua, Enggar Furi Herdianto, menyoroti persoalan dari perspektif hubungan internasional. Enggar menjelaskan bahwa perang tarif yang terjadi saat ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan terhadap sistem tata kelola perdagangan global yang selama ini dibangun melalui institusi seperti World Trade Organization (WTO).

“Dalam situasi ini, negara-negara besar cenderung mengambil langkah unilateral dan mengabaikan mekanisme multilateral. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara seperti Indonesia yang selama ini menggantungkan kestabilan ekonomi pada keterbukaan pasar internasional,” jelas Enggar.

Enggar menekankan pentingnya posisi Indonesia sebagai middle power atau kekuatan menengah yang memiliki peluang untuk memainkan peran strategis dalam menjaga stabilitas kawasan. Ia mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam forum-forum regional seperti ASEAN, APEC, dan RCEP, guna memperkuat posisi tawar Indonesia serta memperjuangkan sistem perdagangan yang lebih adil dan inklusif.

Lebih lanjut, Enggar juga menyoroti perlunya reformasi internal, termasuk penyederhanaan prosedur ekspor-impor, perbaikan tata kelola perdagangan, dan peningkatan perlindungan terhadap tenaga kerja, sebagaimana tercermin dalam laporan United States Trade Representative (USTR) yang beberapa kali menyoroti hambatan struktural di Indonesia.

Pusat Studi Agama dan Demokrasi UII berkomitmen untuk terus mengangkat isu-isu strategis melalui forum-forum ilmiah seperti ini.  Diskusi ini menjadi bagian dari komitmen PSAD UII dalam mendorong kajian kebijakan yang strategis. Melalui forum ini, diharapkan muncul gagasan-gagasan kritis dan konstruktif yang dapat memperkaya diskursus kebijakan publik nasional, khususnya dalam menyikapi dinamika global yang terus berubah. (ELKN/AHR/RS)

Center for International Language and Cultural Studies (CILACS) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan studi ekskursi untuk Mahasiswa Internasional Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Angkatan 2023 yang mengikuti program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilaksanakan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga pada Senin-Rabu (28-30/4).

Kegiatan yang diikuti oleh lima mahasiswa internasional KNB yakni Fazli Elahi dan Usama Ahmad Khan dari Pakistan, Muhammed Fatty dari Gambia, Mqinisi Sibanda dari Zimbabwe, serta Murokib Kode dari Thailand ini dilakukan untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap bahasa, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia secara langsung.

Jenis kegiatan yang dilakukan mencakup menghadiri seminar mini tentang seni budaya, kunjungan ke berbagai situs sejarah, observasi terhadap kehidupan masyarakat lokal, belajar bela diri tradisional seperti pencak silat, mengunjungi UMKM lokal untuk menyaksikan cara pembuatan produk, mengunjungi tempat ibadah serta sekolah yang merupakan cagar budaya, serta melakukan percakapan santai dengan warga setempat maupun keluarga asuh.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa internasional tidak hanya belajar Bahasa Indonesia secara teoretis di kelas, tetapi juga menggunakannya dalam konteks nyata melalui interaksi langsung dengan penutur asli, yakni masyarakat Indonesia yang ditemui di sekitar kampus UKSW dan lokasi kunjungan diantaranya Rumah Khalwat RONCALLI Salatiga, UMKM Ting-Ting Gepuk Cap Klenteng, Kedai Ronde Ny. Ong, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga, Prasasti Plumpungan, dan Museum Salatiga, serta SMP Negeri 1 Salatiga.

Usama yang merupakan salah satu mahasiswa BIPA UII mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal membantunya untuk menjadi lebih percaya diri dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-harinya selama menempuh pendidikan di UII.

Selain itu, saya jadi lebih mengerti budaya Indonesia, bukan hanya dari buku, tapi dari pengalaman langsung seperti saat belajar pencak silat dan mencicipi makanan tradisional Salatiga. Menurut saya, ini salah satu cara belajar yang menyenangkan dan efektif,” ungkap Usama. (NJS/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Festival Seni Pertunjukan sebagai bagian dari rangkaian Milad ke-82 dengan mengusung tema “UII Mengerti Bumi.” Acara ini berlangsung pada Rabu (30/4) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Muzakkir UII, dan terbuka untuk seluruh dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa. Melalui tema ini, UII ingin mengajak seluruh sivitas akademika untuk merefleksikan kembali hubungan manusia dengan bumi, serta memperkuat komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui ekspresi seni dan budaya.

Read more