Sebagai rangkaian dari pengenalan lingkungan kampus bagi mahasiswa baru, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Pesona Ta’aruf (PESTA) UII 2025 yang mengusung tema Kartagana Prajna Merengkuh Semesta yang ini diartikan sebagai semangat insan ulil albab yang inklusif dan progresif untuk kemaslahatan umat pada Rabu-Jumat (03-05/09) bertempat di Lapangan Utara Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan PESTA UII 2025 dibuka secara resmi oleh Rektor UII Fathul Wahid, bersama dengan Ketua Steering Committee PESTA UII 2025 Muhammad Iqbal Alifi, Ketua LEM UII Hidayat Fathirrizqi Azmi, dan Ketua Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) UII, Cipta Aditya Pratama ditandai secara simbolis dengan penyiraman air pada tanaman sebagai simbol harapan untuk mahasiswa baru agar bisa bertumbuh dan berproses dengan baik dan maksimal di UII.

Rektor UII, Fathul Wahid dengan penuh bahagia menyambut mahasiswa baru yang saat ini sudah menjadi bagian dari keluarga besar UII. Lebih lanjut, Ia menjelaskan fungsi utama pendidikan sebagai upaya memberikan pemahaman yang akan mendukung proses pembelajaran mereka di UII. Ia menekankan fungsi pertama pendidikan adalah kualifikasi yang membekali mahasiswa dengan kecakapan dan kompetensi yang diperlukan agar bisa berkontribusi nyata di tengah masyarakat.

“Fungsi kedua adalah sosialisasi. Dalam proses pendidikan, adik-adik mahasiswa dikenalkan dengan banyak hal dan konteks dimana sekarang berada seperti konteks ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Untuk apa? Supaya kita bisa menjadi  warga sosial, bisa berinteraksi, mengasah empati, mempertajam kepekaan sosial, dan lain sebagainya,” ungkap Rektor UII ini.

Kemudian, diteruskan lagi oleh Fathul Wahid, fungsi ketiga pendidikan sebagai bentuk subjektifikasi dengan menjadikan manusia sebagai aktor otonom yang mampu mengambil keputusan dengan semua pilihan yang sudah dipilih.

“Dengan semua kompetensi yang kita butuhkan, pendidikan akan membuka pintu untuk sosialisasi, untuk mengetahui lebih baik terkait konteks kehidupan, dan akhirnya pendidikan akan membuat kita sebagai aktor yang independen,” tegas Fathul Wahid

Ketua Steering Committee Pesta UII 2025, Muhammad Iqbal Alifi mengatakan dalam sambutannya di hadapan mahasiswa baru untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PESTA UII 2025 yang sudah dirancang sebaik mungkin yang tidak hanya edukatif dan inspiratif, tetapi juga rekreatif sehingga memberikan pengalaman berkesan bagi mahasiswa baru.

“Kegiatan PESTA ini tidak hanya mengenalkan UII secara general, akan tetapi kita coba membedah kira-kira nilai apa yang dimiliki oleh UII. Mengenalkan UII baik secara kultur maupun secara kontur. Kegiatan lain juga ada focus group discussion (FGD), kesenian, bahkan ada kegiatan yang saya rasa jarang ada di kampus lain, yaitu kegiatan manajemen dan simulasi aksi. Semoga PESTA UII dapat menjadi batu loncatan dan bekal awal bagi kawan semua untuk berproses dan berdinamika di UII,”  harap Iqbal.

Dilanjutkan, Ketua LEM UII, Hidayat Fathirrizqi Azmi dalam sambutan dan orasinya berpesan kepada mahasiswa untuk terus belajar, bergerak dan menempa diri untuk menjadi lebih baik selama di UII dalam menapaki masa depan. Ia juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai garda terdepan dalam mengawal kondisi Indonesia serta menegakkan kebenaran dan keadilan.

“Perlu teman-teman ketahui bahwa UII menjunjung nilai-nilai keislaman dan ke-Indonesian yang selalu berpedoman pada dakwah Islamiyah yang membawa kemaslahatan. Maka hari ini, teman-teman (mahasiswa -red) berkomitmen bahwa harus berani berjuang, bersuara membela kepentingan rakyat, ilmu pengetahuan, dan kampus perjuangan kita,” jelas Hidayat.

Senada, Ketua Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) UII, Cipta Aditya Pratama juga berorasi dalam sambutannya bahwa PESTA UII harus menjadi momentum bagi mahasiswa baru untuk memahami peran dan fungsi mahasiswa di tengah masyarakat yaitu sebagai agent of change (agen perubahan), social control (kontrol sosial), iron stock (generasi penerus), guardian of value (penjaga nilai), dan moral force (kekuatan moral), bahkan menjadi guardian of truth (penjaga kebenaran).

“Kalau hari ini politik kita carut marut, mahasiswa harus jadi penata. Kalau hukum kita hari ini porak poranda, mahasiswa harus jadi penegak. Kalau kebenaran hari ini gelap dan kabur, mahasiswa harus menerangi paling depan. Maka saya ingin mengajak kawan-kawan semua untuk menjadikan kampus ini bukan hanya ruang belajar, tapi ruang perjuangan. Mari jadikan pesta UII ini bukan hanya acara seremonial, tapi menjadi ruang intelektual,” ungkap Cipta.

Kegiatan PESTA 2025 ini menghadirkan talkshow bersama Drs. Imam Mudjiono, M.Ag , Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII dan Anies Rasyid Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 yang juga seorang akademisi, aktivis, dan politisi Indonesia yang diikuti oleh 5.188 mahasiswa baru UII. (AHR/RS)

“Apa yang membuat seseorang itu menjadi pemimpin? Seseorang disebut pemimpin adalah jika dan hanya jika diikuti secara sukarela, bila anda punya pengikut, maka anda disebut pemimpin. Bila tidak ada yang ikut, tidak bisa disebut pemimpin. Jadi yang menentukan pemimpin bukan kita, bukan saya, yang menentukan anda itu pemimpin adalah orang lain. Karena itu hormati pengikutmu, hormati orang yang dipimpin,” demikian disampaikan oleh Anies Baswedan dalam Pesona Ta’aruf UII 2025 yang digelar  pada Rabu (03/09) bertempat di Lapangan Utara Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII.

Pada kesempatan itu, Anies Baswedan menjadi narasumber utama yang menyampaikan pesan tentang makna kepemimpinan kepada mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII). Anies menekankan bahwa kepemimpinan tidak lahir dari jabatan semata, tetapi muncul dari kepercayaan dan kerelaan orang lain untuk mengikuti. Pesona Ta’aruf UII ini menjadi agenda tahunan UII sebagai kegiatan penyambutan dan pengenalan kehidupan UII bagi mahasiswa baru.

Anies Baswedan di hadapan mahasiswa baru, memberikan rumus untuk mendapatkan kepercayaan yang ia terapkan dalam perjalanan karier politiknya yakni: K=K1+I+K2-KP. Rumus tersebut ia jabarkan sebagai formula yang menunjukkan bahwa K (kepercayaan) itu dibangun dengan K1 (kompeten) ditambah dengan I (integritas) yang tidak hanya dimaknai dengam kejujuran tetap juga berani untuk melakukan hal yang benar untuk kepentingan publik. Sementara itu, K2 direpresentasikan sebagai kedekatan yang menggambarkan kedekatan pemimpin dengan pengikutnya.

“Tapi ada yang membuat kepercayaan turun yaitu KP, kepentingan pribadi. Walaupun kompeten, integritas, dan dekat, tapi kepentingan pribadi yang menonjol pada akhirnya kepercayaan akan turun. Jadi kalo mau jadi pemimpin ingat-ingat 4 hal ini. Tingkatkan kompetensi, integritas, kedekatan dan kurangi kepentingan pribadi,” ungkap Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini.

Lebih lanjut, Anies menyampaikan bahwa dengan berlatih untuk terus meningkatkan kompetensi baik dalam kelas maupun luar kelas. Integritas yang dimaknai dengan keberanian mengambil sikap yang benar untuk kepentingan banyak orang, dan membangun relasi dengan banyak teman dapat menjadi bekal mahasiswa baru dalam menapaki masa depan.

 “Karena anda berada di era abad 21, kuasai teknologi digital, manfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kompetensi. AI (artificial intelligence -red) dimanfaatkan jangan dijauhi. Tapi jangan gunakan AI untuk menggantikan anda dalam berpikir, jangan merendahkan diri anda kepada AI untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang jadi tugas kampus. Gunakan alat ini untuk menjadi asisten pribadi anda, asisten mencari data dan informasi. Kalau anda bisa memanfaatkan AI, maka anda bisa melakukan lompatan yang cepat sekali dalam penguasaan ilmu,” ungkap Anies.

Terakhir, Anies juga mendorong mahasiswa baru untuk menguasai bahasa internasional sebagai bahasa komunikasi antar negara. Menurutnya, kemampuan tersebut mampu membuka peluang generasi muda untuk menjadi pemimpin yang tdak hanya pada level nasional, tetapi juga level internasional.

Anies menekankan bahwa mahasiswa baru UII harus mampu berkiprah di gelanggang yang lebih besar sebagai warga dunia dengan aktivitas selama kuliah yang dapat menjadi bekal berharga untuk menapaki masa depan. (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) resmi menyambut 5.188 mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026 dalam Kuliah Perdana Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar pada Selasa (2/9) di Lapangan Utara GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII. Acara ini ditandai dengan penyerahan berita acara Kuliah Perdana oleh perwakilan wali mahasiswa kepada Rektor UII, Fathul Wahid, serta pelantikan mahasiswa baru sebagai simbol dimulainya perjalanan akademik mereka di UII.

Rektor UII dalam sambutannya mengucapkan selamat datang untuk mahasiswa baru di UII dan berpesan kepada mahasiswa untuk bersyukur karena bisa berkuliah yang notabene hanya sepertiga anak bangsa yang mampu mengenyam bangku kuliah. “Maka syukurilah dengan belajar dan keteguhan membangun diri,” pesan Fathul Wahid.

Di hadapan mahasiswa baru, Rektor UII menyampaikan bahwa UII bukan sekadar ruang untuk menimba ilmu akademik, tetapi sebagai taman luas dalam menyemai nilai agama, menumbuhkan kepedulian sosial, mengasah kepemimpinan, dan merayakan keragaman.

“Disini perbedaan bukan alasan untuk menjauh, melainkan undangan untuk saling mendekat. Itu bukan tembok pemisah melainkan jembatan penghubung. Di UII, keberagaman adalah anugerah yang dirayakan dengan ketulusan,” ungkap pakar bidang sistem dan teknologi informasi UII ini.

Sejalan dengan itu, Fathul Wahid juga menyampaikan bahwa hidup bukan sekadar dalam bayangan masa lalu. Memang, nilai luhur harus tetap dijaga, tetapi perlu penafsiran ulang dengan perkembangan zaman yang ada. Di era digital, ungkapnya, teknologi hadir dalam setiap aspek kehidupan dan karena itu harus dikuasai serta dimanfaatkan sebagai alat keilmuan dan pemuliaan akhlak.

“Saudara harus menyiapkan diri menjadi warga global. Ruang pengabdian Saudara bukan hanya lokal atau nasional  tetapi juga dunia. Kuasai bahasa internasional, pahami keragaman budaya, dan asah kepekaan terhadap isu-isu besar, ketidakadilan sosial, krisis energi, perubahan iklim, masalah lingkungan, hingga konflik antar negara,” lanjut Fathul Wahid.

Di akhir sambutan, Fathul Wahid kembali berpesan agar mahasiswa baru tidak hanya fokus menuntaskan mata kuliah, tetapi juga membangun relasi dan persahabatan yang kelak dapat menjadi jaringan dalam peran masing-masing. Ia menekankan pentingnya menjaga persahabatan dengan kejujuran, kesetaraan, dan keadilan, serta menjadikan nilai-nilai UII yaitu Islami, Modial, Unggul, Intelektual, dan Indonesiawi (I’M UII) sebagai kompas moral dalam kehidupan.

Kegiatan Kuliah Perdana Mahasiswa Baru UII Tahun Akademik 2025/2026  ini menghadikan narasumber Adib Zaidani Abdurrohman  diplomat senior yang saat ini menjabat sebagai Deputy Director for Financial Contribution and Membership in International Organization di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral  Kementerian Luar Negeri RI dan  Nayla Ilma Kauna sebagai Mahasiswa Berprestasi I UII tahun 2024 dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Internasional Program Sarjana Angkatan 2022. (AHR/RS)