Staf dan pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dari Cilacs Universitas Islam Indonesia (UII) turut berpartisipasi dalam kegiatan “Diseminasi Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA): Penguatan Regulasi dan Kemitraan Pengembangan Program BIPA” yang diselenggarakan oleh Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra (Pusdaya), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, bertempat di Hotel Malyabhara, Yogyakarta pada Rabu (08/10) diikuti oleh staf manajemen program BIPA dan perwakilan pengajar dari lembaga penyelenggara BIPA formal maupun non-formal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Melalui kegiatan ini, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang regulasi penjaminan mutu pembelajaran BIPA, sekaligus berkontribusi dalam penyusunan standar penyelenggaraan program BIPA. Diskusi dilakukan dalam bentuk Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) untuk menjaring berbagai pandangan pemangku kepentingan terhadap unsur-unsur yang diperlukan dalam pengembangan standar tersebut.

Dalam sesi paparan, peserta menyimak materi dari Prof. Dr. Gatut Susanto, M.Pd. (Ketua APPBIPA Pusat) dan Agus Soehardjono, S.S., M.M. (Ketua Forkom BIPA DIY) yang membahas Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), serta berbagai aspek standardisasi penyelenggaraan program BIPA. Selain itu, perwakilan dari berbagai lembaga seperti Perguruan Tinggi, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), dan penyelenggara mandiri turut memaparkan praktik baik serta tantangan yang mereka hadapi di lapangan.

Partisipasi Cilacs UII dalam kegiatan ini menjadi bentuk komitmen lembaga dalam mendukung upaya nasional standardisasi dan penjaminan mutu pembelajaran BIPA, sekaligus memperkuat jejaring kemitraan dengan berbagai lembaga penyelenggara BIPA di Indonesia. (ANK/AHR/RS)

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyelenggarakan Policy Lab bertajuk “Shaping a Partnership Strategy between Indonesia and Pakistan with Academic Partners” pada Selasa (07/10).  Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati 75 tahun kerja sama Indonesia-Pakistan yang menandai perjalanan panjang persahabatan antara kedua negara sejak tahun 1950. Direktur Asia Selatan dan Tengah Kemlu RI, Ricky Eka Virgana Ichsan menyampaikan acara ini menjadi wadah kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk merumuskan rekomendasi strategis dalam mempererat hubungan bilateral Indonesia-Pakistan di masa depan.

Rektor UII, Fathul Wahid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama di bidang akademik antara UII dan berbagai perguruan tinggi di Pakistan diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan kedua negara. “Kerja sama akademik merupakan fondasi penting bagi diplomasi jangka panjang. Pertukaran pengetahuan dan mobilitas mahasiswa dapat memperkokoh persahabatan antara Indonesia dan Pakistan,” ujar Fathul Wahid.

Sesi pertama kegiatan ini dibuka dengan paparan dari Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, H.E. Zahid Hafeez Chaudhri. Ia menegaskan, “Sebagai dua negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sangat penting bagi Indonesia dan Pakistan untuk mempererat kerja sama bilateral,”.  Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi kedua negara telah terjalin di berbagai bidang, khususnya pertahanan, pendidikan, dan perdagangan.

Selaras dengan pernyataan tersebut, Pande Ketut Wuri Handayani, yang merupakan diplomat Kemlu RI juga menyampaikan bahwa Pakistan merupakan partner dagang yang penting bagi Indonesia di Kawasan Asia Selatan.“Penting untuk memanfaatkan instrumen kerja sama yang sudah ada, seperti Indonesia-Pakistan PTA untuk memperkuat kemitraan bilateral,” ujarnya.

Hadza Min Fadhli Robby sebagai Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional Program Internasional dan dosen Kajian Asia Selatan, menyatakan, “Pesantren diplomacy penting digunakan sebagai bentuk kerja sama antarinstitusi keagamaan Indonesia-Pakistan. Kita sudah memiliki modal berupa people-to-people relations yang telah menjadi salah satu pilar dalam relasi kedua negara dan terjalin secara organik.” Ia juga menekankan bahwa peran Jamaah Tabligh dan potensi kolaborasi antarpesantren perlu difasilitasi oleh kedua pemerintah.

Policy Lab berlanjut ke sesi “Stocktaking Pilar Kerja Sama Kemitraan Indonesia-Pakistan” yang melibatkan akademisi Hubungan Internasional dalam kajian Asia Selatan dengan pemantik dari akademisi Hubungan Internasional antara lain Rochdi Mohan Nazala, Ph.D. (Universitas Gadjah Mada),Irawan Jati, Ph.D. (Universitas Islam Indonesia), dan Halifa Haqqi, S.I.P ., M.Si. (Universitas Slamet Riyadi Surakarta). Tak hanya itu, hadir pula sebagai peserta dalam kegiatan ini perwakilan akademisi Hubungan Internasional, Hukum Internasional, dan Studi Islam dari berbagai universitas di Yogyakarta dan sekitarnya, antara lain Universitas Islam Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Jenderal Soedirman, UPN “Veteran” Yogyakarta, Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, serta Universitas Respati Yogyakarta.

Rangkaian kegiatan ini menegaskan komitmen UII dalam memperkuat diplomasi Indonesia-Pakistan melalui penguatan jejaring akademik yang berlandaskan nilai-nilai keislaman. Melalui pendekatan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang, UII dan Kemlu RI mendorong strategi kemitraan yang relevan bagi masa depan hubungan bilateral dan kontribusi Indonesia dalam perdamaian global. (KUD/AHR/RS)

Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Kajian Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw bertajuk “Prophet Vibes: Menyebar Cinta dan Akhlak Nabi di Era Digital” pada Sabtu (04/10) di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII dengan menghadirkan Gus Maulana Al Arief. Kajian ini berhasil menggaet kisaran 350 peserta yang hadir dan mengikuti dari awal hingga akhir acara kajian.

Meski peringatan maulid Nabi Muhammad sudah terlewat satu bulan yang lalu, namun semangat dan cinta kepada Nabi yang melandasi panitia agar tetap terlaksananya acara ini. Jalannya acara dibersamai juga oleh Hadroh Al Munawwir oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) UII. Gus Maulana Al Arief sebagai pembicara yang hadir merupakan Pembina Pesma Anta Ya Maulana dan Pengasuh Pondok Tanah Jawi. Dalam penuturannya, Ia menceritakan secara singkat sejarah hidup Nabi Muhammad saw dan ciri-ciri fisik Nabi.

Diceritakan bahwa sejak kecil Nabi Muhammad saw telah menunjukkan tanda-tanda kenabian. Awan seolah selalu menaunginya, dan benda-benda pun tunduk kepadanya. Ciri-ciri fisik Nabi juga dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Disebutkan dala hadis tersebut bahwa warna kulit beliau tidak terlalu putih dan tidak terlalu coklat.

“Rambut di kepala dan jenggotnya beliau ittu tidak lebih dari dua puluh helai,” ujar Gus Maulana dalam kajiannya. Selain itu, Rasulullah saw dikenal memiliki bulu mata yang lentik, alis yang menyambung, serta postur tubuh yang tegak.

Menutup sesi kajian, Gus Maulana mengingatkan pentingnya menumbuhkan cinta kepada Nabi tidak hanya melalui ibadah lahiriah, tetapi juga dengan mengenal sosok dan ilmunya. “Jadi mencintai Nabi dalam hal ini, itu lebih penting. Jadi jangan terus cuman tinggal shalat, tapi kamu gak tahu ilmunya.” pesannya. Ia juga menyampaikan doa bagi seluruh peserta kajian yang hadir. (NKA/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) melepas keberangkatan mahasiswa delegasi UII menuju Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke-XVIII 2025 bersama dengan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. dan Direktur Pembinaan Kemahasiswaan (DPK UII), Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc. di Gedung GBPH Prabunigrat Rektorat UII pada Jum’at (03/10).

MTQMN adalah ajang kompetisi Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke- XVIII yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan prestasi mahasiswa, implementasi Kampus Berdampak serta menumbuhkan karakter Qur’ani mahasiswa Indonesia. Pada tahun ini pelaksanaan MTQMN akan melalui seleksi Pra Nasional pada tanggal 6-9 Oktober 2025 di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Dalam hal ini, UII mengirimkan 31 mahasiswa terpilih untuk 11 cabang lomba untuk menjadi delegasi peserta MTQMN.

Rektor UII, Fathul Wahid dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih dan apresiasi kepada mahasiswa yang sudah mempersiapkan diri untuk menjadi delegasi UII dalam ajang MTQ Tingkat Mahasiswa Nasional. Ia juga mengingatkan bahwa mahasiswa harus selalu meluruskan niat, terutama karena ini berkaitan dengan Al-Qur’an maka yang utama adalah memuliakan Al-Qur’an. “Juara itu membuat bahagia. Tapi kalau niatnya lurus, kalau toh pun katakanlah kita ingin juara satu, ternyata juara dua, mudah-mudahan Insyaallah kita akan tetap semangat,” ucap Fathul.

Lebih lanjut, Dr. Rohidin juga turut hadir memberikan semangat kepada mahasiswa untuk terus mengingat bahwa kompetisi ini disebut dengan ‘Musabaqah’ yang memiliki arti ‘bersegera atau berpacu dalam kebaikan’. Ia menegaskan mahasiswa untuk tidak saling mengalahkan dan meluruskan niat agar kemenangan itu menjadi berkah.

Direktur Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan, Arif mengungkapkan, tahun lalu UII berhasil menduduki prestasi tiga besar nasional kategori PTN maupun PTS. Ia berharap tahun ini mahasiswa delegasi UII bisa mempertahankan dan meningkatkan rata-rata prestasi sehingga berhasil melampaui raihan prestasi tahun lalu.

Fathul Wahid juga berpesan, “ketika anda kesana (lomba), ini tidak hanya membawa nama personal pribadi tapi juga nama UII. Itu saya titip, dimana nama UII bisa dijaga terutama dalam bertindak, bersikap, dan berinteraksi dengan yang lain”. Ia berharap semuanya diberi kemudahan dan dilimpahkan yang terbaik dari Allah Swt. (NKA/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) terus berkomitmen untuk menjalin kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi baik nasional maupun internasional. Kali ini UII menerima lawatan kerja sama dari National Yunlin University of Science and Technology (Yuntech), Taiwan pada Kamis (02/09) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya kedua universitas untuk mengeksplorasi peluang kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian kolaboratif, serta program pengembangan akademik dan inovasi bisnis. Delegasi Yuntech dipimpin oleh Presiden Yuntech, Chang Chuan Yu, didampingi sejumlah pimpinan Yuntech.

Rektor UII, Fathul Wahid, menyambut baik lawatan kerja sama Yuntech dan berharap kunjungan ini dapat memperkuat kemitraan antara kedua universitas.

“Saya dikasih tahu oleh kolega, kita sudah menjalin aktivitas bersama, seperti mengirimkan mahasiswa yuntech ke UII dan kami juga berbahagia karena Yuntech memberi beasiswa kepada satu dosen UII untuk melanjutkan studi disana. Kita disini untuk mendiskusikan kemungkinan untuk berkolaborasi lebih lanjut dan kami berharap kita bisa menghasilkan diskusi yang bermanfaat,” harap Fathul Wahid.

Lebih lanjut, Fathul Wahid menyampaikan bahwa UII memiliki keinginan kuat untuk menjadi universitas bertaraf global, sehingga membuka kesempatan bagi mahasiswa internasional menempuh studi di kampusnya.

“Walaupun UII berbasis Islam, universitas kami bukan hanya untuk muslim. Sejak awal berdirinya, kami juga memiliki mahasiswa non-muslim dan mereka bahagia berkuliah di sini. Kami menghormati semuanya. Selain itu, kami memiliki ribuan alumni yang berkarya di berbagai sektor, baik nasional maupun internasional, hal-hal ini yang membuat kami bersyukur,” tegas Fathul Wahid.

Dalam sambutannya, Presiden Yuntech, Chang Chuan Yu, menyampaikan apresiasi atas kesempatan menjalin silaturahmi dengan UII. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki posisi penting bagi Yuntech dalam pengembangan cultural studies. “Suatu kehormatan bagi saya untuk berdiri di sini mewakili Yuntech hari ini dan bertemu dengan sivitas akademika UII,” ujarnya.

Chang juga menambahkan bahwa saat ini terdapat 130 alumni Yuntech yang berkarier di Indonesia, dan pihaknya ingin memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan, penelitian, serta inkubasi bisnis.

Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kerja sama antara kedua universitas, diikuti dengan menonton pagelaran gamelan di Gedung K.H. Wahid Hasyim Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dan kunjungan ke Museum Candi Kimpulan yang terletak di Gedung Moh. Hatta Perpustakaan UII. Lawatan ini diharapkan menjadi langkah strategis bagi UII dan National Yunlin University of Science and Technology (Yuntech) Taiwan untuk terus memperkuat kolaborasi dan meningkatkan semangat kerja sama akademik. (AHR/RS)

Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) membentuk struktur kepengurusan Sanggar Tani Sri Binangun dilaksanakan pada Kamis (25/09)  di Lahan Ketahanan Pangan BUMKal Sambirejo. Kegiatan ini diselenggarakan karena Sanggar Tani Sri Binangun memerlukan struktur organisasi yang jelas untuk mengoptimalkan pengelolaan program ketahanan pangan dan koordinasi antar anggota, serta untuk mendistribusikan peran dan tanggung jawab secara efektif, meningkatkan akuntabilitas, dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah Kalurahan Pakembinangun.

Kegiatan diikuti oleh Tim pelaksana, 10 anggota Sanggar Tani Sri Binangun yang berasal dari berbagai dusun yaitu Sempu, Sambirejo, Duwetsari, Sambi, Wonogiri, Paraksari, Balong, dan Banjarsari. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui presentasi rancangan struktur organisasi, diskusi peran dan tanggung jawab setiap posisi, pemilihan dan penunjukan pengurus melalui voting terbuka, penetapan program kerja dan mekanismekoordinasi, serta dokumentasi hasil keputusan dalam berita acara pembentukan.

Kegiatan ini membuahkan hasil dengan dibentuknya struktur organisasi lengkap dengan susunan kepengurusan yang terdiri dari Harsana sebagai Ketua, Sutarno dan Ihsanuddin Rahmatullah sebagai Sekretaris 1 dan 2, Yuri Prasetyo sebagai Bendahara, serta pengurus bidang-bidang meliputi Produksi, Penelitian dan Pengembangan, Sarana dan Prasarana, dan Pemasaran. Struktur yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan program dan memperkuat koordinasi internal komunitas petani. (SAA/AHR/RS)

Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan studi banding ke lahan percontohan cabai di wilayah Turi dilaksanakan pada Sabtu (23/09) dengan mengunjungi tiga lokasi yaitu Oemah Bibit Cagar Alam Arjasari Wonokerto sebagai titik awal, lahan percontohan kedua di wilayah Turi, dan rumah praktisi pengusaha cabai Pak Supriyanto sebagai titik akhir.

Kunjungan lapangan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk memahami praktik terbaik budidaya cabai secara langsung, karena optimalisasi budidaya cabai memerlukan pemahaman praktis tentang teknik penanaman yang efektif dan dapat diadopsi petani lokal untuk meningkatkan produktivitas serta efisiensi usaha tani. Kegiatan diikuti oleh tim pelaksana program yang melakukan interaksi langsung dengan praktisi budidaya cabai di Turi sebagai narasumber. Metode yang digunakan adalah observasi langsung terhadap berbagai sistem budidaya di ketiga lahan, diskusi mendalam dengan praktisi mengenai teknik-teknik yang diterapkan, dokumentasi visual dan tertulis mengenai praktik budidaya, serta analisis komparatif sistem penanaman antar lahan untuk mengidentifikasi praktik terbaik.

Dari kegiatan ini diperoleh temuan penting bahwa sistem penanaman satu baris dengan jarak tanam 30 cm menunjukkan hasil terbaik dibanding sistem lain, penyemprotan perlu dilakukan setiap 5 hari sekali untuk pengendalian hama dan penyakit optimal, potensi produktivitas dapat mencapai 40-50 kali panen dalam satu siklus tanam dengan perawatan optimal, serta strategi timing penanaman pada Juli-Agustus dapat memaksimalkan keuntungan karena panen puncak jatuh pada Desember-Januari saat harga pasar tinggi. Sistem budidaya terintegrasi dengan timing yang tepat ini terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani hingga 35% melalui optimalisasi harga jual saat musim permintaan tinggi. (SAA/AHR/RS)

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi berkolaborasi dengan Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional dan Workshop Jurnal Ilmiah menuju Terindeks Internasional Bereputasi pada Kamis (02/10) di Auditorium lantai 4 Gedung Fakultas Hukum, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi sekaligus meningkatkan kapasitas dosen dalam menulis artikel untuk jurnal internasional bereputasi. Sejumlah dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UII turut berpartisipasi aktif yang didampingi oleh pemateri ahli antara lain Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc.Ed., Ph.D. (Universitas Jambi), Prof. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom  (Universitas Dian Nuswantoro), Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D. (Universitas Hasanuddin), Dr. Eng. Ali Khumaeni, S.Si., M.Eng. (Universitas Diponegoro), Prof. Dr. Renea Shinta Aminda, S.E., (Universitas Ibn Khaldun), Prof. Dr. Jaka Sriyana (Universitas Islam Indonesia), Prof. Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd. (Universitas Tidar), Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T. (Universitas Diponegoro), Tinton Dwi Atmaja, S.T, M.T. (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Antomi Saregar, M.Pd., M.Si. (UIN Raden Intan Lampung), dan Prof. Dr. Hariyanto, M.Hum., M.Pd (UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri)  yang memberikan pendampingan langsung kepada peserta dalam proses penulisan, penyuntingan, hingga strategi publikasi di jurnal internasional bereputasi.

Menulis Artikel yang Kuat dan Terarah
Sesi pertama disampaikan oleh Prof. Amirul Mukminin tentang materi Title, Authorship, Abstract, Keywords, and References yang menjelaskan bahwa elemen-elemen awal seperti judul dan abstrak sangat menentukan kesan pertama bagi editor dan pembaca. Menurutnya, judul yang baik harus ringkas, spesifik, dan mencerminkan kontribusi riset. Sementara kepengarangan harus ditetapkan berdasarkan kontribusi nyata, bukan karena jabatan atau hubungan personal.

Kualitas Hasil dan Pembahasan dalam Artikel Ilmiah
Dilanjutkan lagi paparan oleh Prof. Jaka Sriyana mengenai hasil, diskusi, dan kesimpulan pada penelitian yang menjadi inti dari naskah penelitian. Bagian ini tidak hanya menyajikan data, tetapi juga menunjukkan kontribusi ilmiah atau novelty yang membedakan penelitian tersebut dari karya sebelumnya. Penulis didorong untuk menafsirkan temuan dalam konteks yang lebih luas, sehingga hasil penelitian memberi dampak nyata pada pengembangan ilmu.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Penulisan Artikel Ilmiah
Lebih lanjut, Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D memaparkan materi teknologi informasi dalam penulisan artikel ilmiah. Menurutnya, teknologi informasi menawarkan banyak maanfat dalam siklus artikel ilmiah mulai dari akses ilmu pengetahuan yang bervariasi hingga reproduksibilitas dan data yang terbuka yang mendorong transparansi, validitas, dan kolaborasi lanjutan.

Beragam platform seperti Journal FinderOpen Science Framework (OSF)Zenodo, hingga GitHub kini memudahkan kolaborasi dan penyimpanan data riset secara transparan. Selain itu, peneliti juga diingatkan agar berhati-hati terhadap jurnal predator yang sering menawarkan publikasi instan tanpa proses telaah sejawat yang valid.

Etika dan Integritas dalam Publikasi
Tak kalah penting, perlu untuk menjaga etika dan integritas agar menghasilkan jurnal ilmiah yang berdampak baik seperti yang dipaparkan oleh Prof. Jaka Sriyana  dalam materi Research Misconduct, Plagiarism, dan Penggunaan AI Pada Publikasi Ilmiah.

Prof. Jaka memaparkan berbagai bentuk pelanggaran etik dalam penelitian dan publikasi mulai dari fabrikasi, falsifikasi, manipulasi, hingga plagiarisme. Etika merupakan aturan pedoman moral yang sifatnya eksternal, sedangkan integritas merupakan kualitas individu yang bersifat pribadi Dua aspek ini menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kejujuran dan tanggung jawab akademik.

Tidak hanya itu, Prof. Jaka juga menyoroti  penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan banyak keuntungan seperti peningkatan efisiensi hingga penyempurnaan tata kelola penulisan. Selain itu, ethical clearance untuk penelitian yang melibatkan manusia dan hewan sebagai sasaran dan tujuan risetnya juga perlu diperhatikan.

“Untuk penelitian yang tergolong menimbulkan risiko ketidaknyamanan ringan atau tidak ada risiko sama sekali (low and negligible risk), dokumen ethical clearance dapat diganti dengan pernyataan mandiri dari penulis tentang kepatuhan pada kelayakan etik, yang disetujui oleh mitra bestari dan penyunting,” ungkap Prof. Jaka.

Workshop Jurnal dan Pendampingan
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop jurnal ilmiah yang membahas standarisasi substansi artikel, manajemen jurnal, etika penerbitan, serta substansi jurnal itu sendiri. Selanjutnya, peserta mendapatkan pendampingan dan sesi bedah jurnal secara kelompok. Melalui kegiatan ini, para dosen didorong untuk tidak hanya mengejar kuantitas publikasi ilmiah semata yang berpotensi menimbulkan pelanggaran etika akademik. Fokus utama diarahkan pada penguatan kualitas dan integritas dalam penulisan. Dengan demikian,  artikel yang dihasilkan tidak hanya bereputasi internasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan masyarakat luas. (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar agenda tahunan Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) Tahun 2025 pada Senin-Selasa (29-30/09) di Auditorium Prof. Dr. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Rakorja UII tahun ini mengusung tema Kompak Rawat Nilai, Serempak dalam Aksi, Rampak Berkontribusi  yang dihadiri oleh pimpinan UII tingkat universitas, fakultas, dan jurusan hingga program studi.

Rektor UII, Fathul Wahid dalam sambutannya mengemukakan Rakorja tahun ini menjadi rakorja terakhir di periode kepemimpinannya. Ia mengibaratkan sisa periode jabatan ini seperti lampu lalu lintas.

“Sekarang lampu hijau masih menyala, tapi kuning sudah terlihat. Harapannya, sebelum merah, kita bisa ngebut untuk menuntaskan janji-janji dalam renstra (rencana strategis -red). Insyaallah dalam satu tahun ke depan kita bisa melakukan banyak hal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fathul Wahid menekankan pentingnya menghidupi tema Rakorja tahun ini sebagai aksi kolektif untuk memastikan keberlangsungan visi misi UII tidak hanya untuk satu tahun kedepan, tapi untuk tahun-tahun mendatang.

“Pertama yaitu kompak rawat nilai. Merawat nilai bukan sekadar isapan jempol tapi sesuatu yang harus diyakini dan diikhtiarkan. Kedua, serempak dalam aksi dengan menyatukan langkah dan sepakat menuju visi sudah disepakati bersama. Ketiga, rampak berkontribusi yang tidak hanya soal waktu tetapi bagaimana menjaga langkah, ritme, dan harmoni,” jelas Fathul Wahid.

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII), Dr. Suparman Marzuki, menegaskan dalam arahannya bahwa perlu adanya kesinambungan rencana strategis antara YBW UII, universitas, dan fakultas. Ia menyampaikan YBW UII berupaya untuk menyempurnakan integrasi layanan teknis yang ada dengan tiga prinsip utama yaitu transparansi, integritas, dan akuntabilitas. “Kita ingin semua proses, mulai dari pengadaan hingga penggunaan keuangan, tercatat dan terkontrol dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, Suparman juga menyoroti pentingnya pembenahan regulasi melalui perbaikan hierarki, harmonisasi, dan sinkronisasi aturan agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih. Ia menegaskan perlunya penguatan fungsi kontrol auditor yang tidak hanya sekadar memeriksa, tetapi juga memberikan opini serta temuan yang jelas.

Lebih lanjut, YBW berencana mengoptimalkan fungsi sebagai fasilitator melalui pembenahan teknologi informasi. Suparman juga menekankan pentingnya optimalisasi aset serta pengembangan SDM melalui man power planning dan revitalisasi pusat studi.“Universitas dan fakultas tidak perlu lagi disibukkan dengan urusan teknis seperti kebersihan, keamanan, atau pengadaan barang. Fokus utama mereka adalah pendidikan,” tegasnya.

Kegiatan Rakorja berlanjut dengan presentasi rencana pengembangan dari seluruh fakultas dan jajaran pimpinan universitas. Paparan tersebut  meliputi potensi yang dimiliki oleh masing-masing unit, evaluasi pelaksanaan RKAT beserta pelajaran terpetik, tantangan yang dihadapi, program unggulan yang dapat dikembangkan, hingga prospek kolaborasi dan eskalasi ke depan.

Melalui rangkaian paparan tersebut, Rakorja diharapkan tidak hanya menjadi forum evaluasi, tetapi juga wahana merumuskan langkah strategis untuk memperkuat kontribusi UII dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah Islamiyah di masa mendatang. (AHR/RS)