Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan kunjungan lapangan dan silaturahmi ke petani cabai Sri Binangun  untuk memahami praktik budidaya cabai yang diterapkan petani lokal dalam komunitas. Kegiatan yang secara rutin dilaksanakan sejak tanggal 21 Agustus 2025 ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan observasi langsung sebagai baseline assessment untuk mengidentifikasi potensi perbaikan teknik kultivasi dan memperkuat kolaborasi dengan petani setempat.

Tujuan kegiatan meliputi mempelajari praktik budidaya cabai yang diterapkan petani lokal, mengidentifikasi tantangan dalam proses kultivasi, membangun silaturahmi dan memperkuat hubungan dengan komunitas petani Sri Binangun, serta mengumpulkan data primer sebagai dasar monitoring program. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap pekan di lahan petani anggota komunitas Sri Binangun dan diikuti oleh tim pelaksana program bersama para petani Sanggar Tani Sri Binangun.

Metode yang digunakan adalah observasi lapangan terhadap kondisi tanaman dan lahan produksi cabai, diskusi langsung dengan petani mengenai teknik perawatan dan kendala budidaya yang dihadapi, dokumentasi visual dan pengumpulan data produktivitas lahan, serta silaturahmi dengan anggota komunitas petani Sri Binangun untuk mempererat hubungan. Dari kegiatan ini berhasil teridentifikasi beberapa area yang membutuhkan perbaikan dalam teknik budidaya, data primer produktivitas lahan berhasil dikumpulkan sebagai baseline monitoring program ke depan, hubungan solid terbangun dengan para petani Sanggar Tani, dan tercipta komunikasi terbuka mengenai tantangan dan kebutuhan petani yang akan menjadi dasar pendampingan selanjutnya. (SAA/AHR/RS)

Pustakawan Universitas Islam Indonesia (UII), Teguh Prasetyo Utomo, S.I. Pust berhasil meraih Juara 1 Indonesian Academic Librarian Award (IALA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) DIY dan diikuti oleh pustakawan dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Dengan capaian tersebut, Teguh akan mewakili DIY ke ajang IALA tingkat nasional pada 8–10 Oktober mendatang di Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Babak final kompetisi berlangsung pada Selasa (26/8) di Ruang Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Adapun puncak acara dan pengumuman pemenang digelar pada Selasa (2/9) di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII, bersamaan dengan Seminar Nasional bertema Etika Kecerdasan Buatan di Perguruan Tinggi: Peran Strategis Perpustakaan dalam Membangun Budaya Akademik yang Berintegritas.

Dalam kesempatan tersebut hadir Dr. Purwani Istiana, S.IP., M.A., mewakili pengurus FPPTI Pusat, yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan sekaligus memberikan dukungan bagi pustakawan berprestasi. “IALA merupakan wadah penting untuk menunjukkan kompetensi pustakawan perguruan tinggi sekaligus memotivasi peningkatan kualitas layanan di era digital,” ujarnya. FPPTI DIY menegaskan bahwa IALA tidak hanya sekadar kompetisi, melainkan juga bentuk apresiasi bagi pustakawan berprestasi serta dorongan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia.

Pada kompetisi ini, Teguh mengangkat inovasi bertajuk Penerapan AI-Generated Book Reviews untuk Meningkatkan Temu Kembali Koleksi Perpustakaan: Sebuah Praktik Terbaik. Gagasan tersebut lahir dari tantangan perpustakaan perguruan tinggi dalam memperkaya metadata katalog, khususnya penyediaan sinopsis atau ulasan buku di OPAC dengan sumber daya terbatas. Melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan, pustakawan dapat menghasilkan draft ulasan buku yang kemudian diverifikasi, diparafrase, serta diberi label provenance sebelum diunggah ke katalog.

Menurut Teguh, model ini menjamin peran pustakawan tetap sebagai gatekeeper dalam penggunaan AI di ranah akademik. “Penggunaan AI harus selalu dibarengi prinsip-prinsip etis agar tetap sejalan dengan nilai akademik,” jelasnya. Model ini terbukti meningkatkan efisiensi pengolahan metadata serta mempermudah pemustaka menemukan koleksi yang relevan. Teguh menegaskan bahwa praktik tersebut feasible, transparan, dan dapat direplikasi oleh perpustakaan lain di Indonesia.

Ia pun menyampaikan rasa syukur atas prestasi yang diraihnya. “Saya tidak menyangka bisa menjadi Terbaik 1 di ajang IALA DIY 2025 ini. Semoga saya bisa memberikan hasil optimal di tingkat nasional nanti. Mohon doa agar diberikan kemudahan dan pertolongan dari Allah Swt dalam mengikuti kompetisi di Jakarta,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Teguh Prasetyo Utomo merupakan pustakawan UII yang aktif dalam riset dan publikasi di bidang kepustakawanan. Ia telah menulis sejumlah artikel ilmiah di jurnal nasional, serta aktif sebagai pemakalah di berbagai kegiatan call for paper kepustakawanan di Indonesia. Fokus kajiannya meliputi manajemen perpustakaan, literasi informasi, hingga transformasi peran pustakawan di era kecerdasan buatan.

Prestasi di ajang IALA ini melengkapi rekam jejaknya sebagai pustakawan yang konsisten mendorong inovasi layanan berbasis pengetahuan. Dengan kemenangan ini, Teguh resmi melangkah ke kompetisi IALA tingkat nasional yang akan digelar pada 8–10 Oktober 2025 di Universitas Tarumanegara, Jakarta. (TP/AHR/RS)

Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan workshop penyiapan lahan dilaksanakan pada Minggu (07/09) di lahan ketahanan pangan BUMKal Sambirejo. Kegiatan ini diselenggarakan karena meskipun Kalurahan Pakembinangun memiliki kandungan tanah berkualitas baik dengan pola tanah dan lahan yang lebih relevan dibanding lingkungan sekitar, namun petani masih jarang menggunakan pupuk kandang fermentasi karena lebih mengandalkan sistem ketengan untuk mencapai suplai panen tinggi, dan yang menjadi isu utama adalah kurangnya perhatian terhadap pengukuran pH tanah sebelum pemupukan.

Workshop ini bertujuan agar petani Kalurahan Pakembinangun khususnya petani Sanggar Tani Sri Binangun dapat mengetahui pengelolaan pupuk dan tanah yang tepat melalui teknik fermentasi dan monitoring pH untuk memaksimalkan produktivitas pertanian berkelanjutan. Kegiatan diikuti oleh petani Sanggar Tani Sri Binangun,narasumber ahli, dan tim pelaksana. Metode pelaksanaan meliputi analisis komparasi kualitas tanah Kalurahan Pakembinangun dengan wilayah sekitar, praktik pembuatan pupuk kandang fermentasi dengan campuran MPK, dolomit,dan bakteri selama 1 minggu, pelatihan penggunaan alat ukur pH digital untuk monitoring kondisi tanah, pembelajaran kombinasi optimal pupuk kompos, NPK, nofatek, dan fertipos, serta analisis pola tanaman companion untuk optimalisasi lahan.

Dari workshop ini diperoleh temuan bahwa kandungan tanah Pakembinangun memang berkualitas baik, proses fermentasi pupuk kandang menghasilkan gas sebagai indikator keberhasilan, kisaran pH 6-7 memberikan hasil terbaik, dan diperlukan rekomendasi teknis berupa penggunaan 1 kuintal per hektar untuk tanah ber-pH rendah, pemberian jeda 5-7 hari sebelum pemupukan, serta penyebaran 22 gram campuran pupuk per tanaman di atas mulsa. Workshop ini juga memperkenalkan pola tanam companion dimana tanaman utama cabai dapat dikombinasikan dengan tanaman pendamping seperti timun dan gambas untuk optimalisasi lahan musim kemarau. (SAA/AHR/RS)

Sebagai rangkaian dari pengenalan lingkungan kampus bagi mahasiswa baru, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Pesona Ta’aruf (PESTA) UII 2025 yang mengusung tema Kartagana Prajna Merengkuh Semesta yang ini diartikan sebagai semangat insan ulil albab yang inklusif dan progresif untuk kemaslahatan umat pada Rabu-Jumat (03-05/09) bertempat di Lapangan Utara Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan PESTA UII 2025 dibuka secara resmi oleh Rektor UII Fathul Wahid, bersama dengan Ketua Steering Committee PESTA UII 2025 Muhammad Iqbal Alifi, Ketua LEM UII Hidayat Fathirrizqi Azmi, dan Ketua Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) UII, Cipta Aditya Pratama ditandai secara simbolis dengan penyiraman air pada tanaman sebagai simbol harapan untuk mahasiswa baru agar bisa bertumbuh dan berproses dengan baik dan maksimal di UII.

Rektor UII, Fathul Wahid dengan penuh bahagia menyambut mahasiswa baru yang saat ini sudah menjadi bagian dari keluarga besar UII. Lebih lanjut, Ia menjelaskan fungsi utama pendidikan sebagai upaya memberikan pemahaman yang akan mendukung proses pembelajaran mereka di UII. Ia menekankan fungsi pertama pendidikan adalah kualifikasi yang membekali mahasiswa dengan kecakapan dan kompetensi yang diperlukan agar bisa berkontribusi nyata di tengah masyarakat.

“Fungsi kedua adalah sosialisasi. Dalam proses pendidikan, adik-adik mahasiswa dikenalkan dengan banyak hal dan konteks dimana sekarang berada seperti konteks ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Untuk apa? Supaya kita bisa menjadi  warga sosial, bisa berinteraksi, mengasah empati, mempertajam kepekaan sosial, dan lain sebagainya,” ungkap Rektor UII ini.

Kemudian, diteruskan lagi oleh Fathul Wahid, fungsi ketiga pendidikan sebagai bentuk subjektifikasi dengan menjadikan manusia sebagai aktor otonom yang mampu mengambil keputusan dengan semua pilihan yang sudah dipilih.

“Dengan semua kompetensi yang kita butuhkan, pendidikan akan membuka pintu untuk sosialisasi, untuk mengetahui lebih baik terkait konteks kehidupan, dan akhirnya pendidikan akan membuat kita sebagai aktor yang independen,” tegas Fathul Wahid

Ketua Steering Committee Pesta UII 2025, Muhammad Iqbal Alifi mengatakan dalam sambutannya di hadapan mahasiswa baru untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PESTA UII 2025 yang sudah dirancang sebaik mungkin yang tidak hanya edukatif dan inspiratif, tetapi juga rekreatif sehingga memberikan pengalaman berkesan bagi mahasiswa baru.

“Kegiatan PESTA ini tidak hanya mengenalkan UII secara general, akan tetapi kita coba membedah kira-kira nilai apa yang dimiliki oleh UII. Mengenalkan UII baik secara kultur maupun secara kontur. Kegiatan lain juga ada focus group discussion (FGD), kesenian, bahkan ada kegiatan yang saya rasa jarang ada di kampus lain, yaitu kegiatan manajemen dan simulasi aksi. Semoga PESTA UII dapat menjadi batu loncatan dan bekal awal bagi kawan semua untuk berproses dan berdinamika di UII,”  harap Iqbal.

Dilanjutkan, Ketua LEM UII, Hidayat Fathirrizqi Azmi dalam sambutan dan orasinya berpesan kepada mahasiswa untuk terus belajar, bergerak dan menempa diri untuk menjadi lebih baik selama di UII dalam menapaki masa depan. Ia juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai garda terdepan dalam mengawal kondisi Indonesia serta menegakkan kebenaran dan keadilan.

“Perlu teman-teman ketahui bahwa UII menjunjung nilai-nilai keislaman dan ke-Indonesian yang selalu berpedoman pada dakwah Islamiyah yang membawa kemaslahatan. Maka hari ini, teman-teman (mahasiswa -red) berkomitmen bahwa harus berani berjuang, bersuara membela kepentingan rakyat, ilmu pengetahuan, dan kampus perjuangan kita,” jelas Hidayat.

Senada, Ketua Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) UII, Cipta Aditya Pratama juga berorasi dalam sambutannya bahwa PESTA UII harus menjadi momentum bagi mahasiswa baru untuk memahami peran dan fungsi mahasiswa di tengah masyarakat yaitu sebagai agent of change (agen perubahan), social control (kontrol sosial), iron stock (generasi penerus), guardian of value (penjaga nilai), dan moral force (kekuatan moral), bahkan menjadi guardian of truth (penjaga kebenaran).

“Kalau hari ini politik kita carut marut, mahasiswa harus jadi penata. Kalau hukum kita hari ini porak poranda, mahasiswa harus jadi penegak. Kalau kebenaran hari ini gelap dan kabur, mahasiswa harus menerangi paling depan. Maka saya ingin mengajak kawan-kawan semua untuk menjadikan kampus ini bukan hanya ruang belajar, tapi ruang perjuangan. Mari jadikan pesta UII ini bukan hanya acara seremonial, tapi menjadi ruang intelektual,” ungkap Cipta.

Kegiatan PESTA 2025 ini menghadirkan talkshow bersama Drs. Imam Mudjiono, M.Ag , Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII dan Anies Rasyid Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 yang juga seorang akademisi, aktivis, dan politisi Indonesia yang diikuti oleh 5.188 mahasiswa baru UII. (AHR/RS)

Sejak diakuinya Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi Sidang Umum UNESCO pada 2023, posisi bahasa nasional ini semakin kokoh di kancah internasional. Pengakuan tersebut menjadi momentum penting bagi lembaga-lembaga pendidikan dan bahasa untuk memperkuat perannya dalam pengembangan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Dalam semangat itu, Center for Internasional Language and Cultural Studies (CILACS)  Universitas Islam Indonesia menerima kunjungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra (Pusdaya), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Pusat Cilacs UII, Jl. Demangan Baru No. 24 Yogyakarta, Rabu (3/9), bertujuan untuk menjajaki kerja sama strategis dalam pengembangan media ajar dan program BIPA.

Hadir dari Pusdaya, antara lain Dony Setiawan (Kepala Bidang Kemitraan dan Diplomasi Bahasa), Murwati Widiastuti (Staf Tata Usaha), Nida Fauziah (Koordinator Penyusunan Bahan Fasilitasi Pembelajaran BIPA), dan Edi Sarwa Susila (Pejabat Keuangan).
Sementara itu, dari pihak Cilacs turut hadir Rr. Ratna Roostika, SE., MAC., Ph.D. (Kepala Cilacs UII), Suprihatin (Kepala Departemen Akademik), Aditya Suci (Kepala Departemen Pemasaran), Aisyiyah (Kepala Departemen Keuangan), Saras Bayu Jatmiko (Koordinator BIPA Cilacs UII), serta Dinar Darundini (Staf Pemasaran).

Pertemuan yang berlangsung hangat dimulai sejak pukul 09.30 WIB ini dibuka dengan sesi perkenalan kedua lembaga. Dalam sambutannya, Kepala Cilacs UII, Rr. Ratna Roostika, SE., MAC., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Pusdaya yang memilih Cilacs sebagai mitra dalam pengembangan media ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). “Cilacs sendiri telah mengembangkan materi ajar BIPA sejak beberapa tahun lalu. Kami bangga dapat bermitra dengan Pusdaya untuk bersama-sama mewujudkan visi menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Cilacs sebagai lembaga yang fleksibel selalu terbuka menjalin kerja sama dalam berbagai bentuk,” ujarnya.

Sementara itu, Dony Setiawan dari Pusdaya juga mengungkapkan apresiasi terhadap Cilacs. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendukung uji coba buku ajar BIPA yang tengah disiapkan oleh Pusdaya. Bahan ajar yang dikembangkan meliputi tingkat dasar hingga menengah, dilengkapi dengan media video pembelajaran serta persiapan tes BIPA.

Acara ditutup dengan pertukaran cinderamata dan sesi foto bersama sebagai simbol awal terjalinnya sinergi antara kedua lembaga. (ANK/AHR/RS)

“Apa yang membuat seseorang itu menjadi pemimpin? Seseorang disebut pemimpin adalah jika dan hanya jika diikuti secara sukarela, bila anda punya pengikut, maka anda disebut pemimpin. Bila tidak ada yang ikut, tidak bisa disebut pemimpin. Jadi yang menentukan pemimpin bukan kita, bukan saya, yang menentukan anda itu pemimpin adalah orang lain. Karena itu hormati pengikutmu, hormati orang yang dipimpin,” demikian disampaikan oleh Anies Baswedan dalam Pesona Ta’aruf UII 2025 yang digelar  pada Rabu (03/09) bertempat di Lapangan Utara Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII.

Pada kesempatan itu, Anies Baswedan menjadi narasumber utama yang menyampaikan pesan tentang makna kepemimpinan kepada mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII). Anies menekankan bahwa kepemimpinan tidak lahir dari jabatan semata, tetapi muncul dari kepercayaan dan kerelaan orang lain untuk mengikuti. Pesona Ta’aruf UII ini menjadi agenda tahunan UII sebagai kegiatan penyambutan dan pengenalan kehidupan UII bagi mahasiswa baru.

Anies Baswedan di hadapan mahasiswa baru, memberikan rumus untuk mendapatkan kepercayaan yang ia terapkan dalam perjalanan karier politiknya yakni: K=K1+I+K2-KP. Rumus tersebut ia jabarkan sebagai formula yang menunjukkan bahwa K (kepercayaan) itu dibangun dengan K1 (kompeten) ditambah dengan I (integritas) yang tidak hanya dimaknai dengam kejujuran tetap juga berani untuk melakukan hal yang benar untuk kepentingan publik. Sementara itu, K2 direpresentasikan sebagai kedekatan yang menggambarkan kedekatan pemimpin dengan pengikutnya.

“Tapi ada yang membuat kepercayaan turun yaitu KP, kepentingan pribadi. Walaupun kompeten, integritas, dan dekat, tapi kepentingan pribadi yang menonjol pada akhirnya kepercayaan akan turun. Jadi kalo mau jadi pemimpin ingat-ingat 4 hal ini. Tingkatkan kompetensi, integritas, kedekatan dan kurangi kepentingan pribadi,” ungkap Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini.

Lebih lanjut, Anies menyampaikan bahwa dengan berlatih untuk terus meningkatkan kompetensi baik dalam kelas maupun luar kelas. Integritas yang dimaknai dengan keberanian mengambil sikap yang benar untuk kepentingan banyak orang, dan membangun relasi dengan banyak teman dapat menjadi bekal mahasiswa baru dalam menapaki masa depan.

 “Karena anda berada di era abad 21, kuasai teknologi digital, manfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kompetensi. AI (artificial intelligence -red) dimanfaatkan jangan dijauhi. Tapi jangan gunakan AI untuk menggantikan anda dalam berpikir, jangan merendahkan diri anda kepada AI untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang jadi tugas kampus. Gunakan alat ini untuk menjadi asisten pribadi anda, asisten mencari data dan informasi. Kalau anda bisa memanfaatkan AI, maka anda bisa melakukan lompatan yang cepat sekali dalam penguasaan ilmu,” ungkap Anies.

Terakhir, Anies juga mendorong mahasiswa baru untuk menguasai bahasa internasional sebagai bahasa komunikasi antar negara. Menurutnya, kemampuan tersebut mampu membuka peluang generasi muda untuk menjadi pemimpin yang tdak hanya pada level nasional, tetapi juga level internasional.

Anies menekankan bahwa mahasiswa baru UII harus mampu berkiprah di gelanggang yang lebih besar sebagai warga dunia dengan aktivitas selama kuliah yang dapat menjadi bekal berharga untuk menapaki masa depan. (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) resmi menyambut 5.188 mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026 dalam Kuliah Perdana Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar pada Selasa (2/9) di Lapangan Utara GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII. Acara ini ditandai dengan penyerahan berita acara Kuliah Perdana oleh perwakilan wali mahasiswa kepada Rektor UII, Fathul Wahid, serta pelantikan mahasiswa baru sebagai simbol dimulainya perjalanan akademik mereka di UII.

Rektor UII dalam sambutannya mengucapkan selamat datang untuk mahasiswa baru di UII dan berpesan kepada mahasiswa untuk bersyukur karena bisa berkuliah yang notabene hanya sepertiga anak bangsa yang mampu mengenyam bangku kuliah. “Maka syukurilah dengan belajar dan keteguhan membangun diri,” pesan Fathul Wahid.

Di hadapan mahasiswa baru, Rektor UII menyampaikan bahwa UII bukan sekadar ruang untuk menimba ilmu akademik, tetapi sebagai taman luas dalam menyemai nilai agama, menumbuhkan kepedulian sosial, mengasah kepemimpinan, dan merayakan keragaman.

“Disini perbedaan bukan alasan untuk menjauh, melainkan undangan untuk saling mendekat. Itu bukan tembok pemisah melainkan jembatan penghubung. Di UII, keberagaman adalah anugerah yang dirayakan dengan ketulusan,” ungkap pakar bidang sistem dan teknologi informasi UII ini.

Sejalan dengan itu, Fathul Wahid juga menyampaikan bahwa hidup bukan sekadar dalam bayangan masa lalu. Memang, nilai luhur harus tetap dijaga, tetapi perlu penafsiran ulang dengan perkembangan zaman yang ada. Di era digital, ungkapnya, teknologi hadir dalam setiap aspek kehidupan dan karena itu harus dikuasai serta dimanfaatkan sebagai alat keilmuan dan pemuliaan akhlak.

“Saudara harus menyiapkan diri menjadi warga global. Ruang pengabdian Saudara bukan hanya lokal atau nasional  tetapi juga dunia. Kuasai bahasa internasional, pahami keragaman budaya, dan asah kepekaan terhadap isu-isu besar, ketidakadilan sosial, krisis energi, perubahan iklim, masalah lingkungan, hingga konflik antar negara,” lanjut Fathul Wahid.

Di akhir sambutan, Fathul Wahid kembali berpesan agar mahasiswa baru tidak hanya fokus menuntaskan mata kuliah, tetapi juga membangun relasi dan persahabatan yang kelak dapat menjadi jaringan dalam peran masing-masing. Ia menekankan pentingnya menjaga persahabatan dengan kejujuran, kesetaraan, dan keadilan, serta menjadikan nilai-nilai UII yaitu Islami, Modial, Unggul, Intelektual, dan Indonesiawi (I’M UII) sebagai kompas moral dalam kehidupan.

Kegiatan Kuliah Perdana Mahasiswa Baru UII Tahun Akademik 2025/2026  ini menghadikan narasumber Adib Zaidani Abdurrohman  diplomat senior yang saat ini menjabat sebagai Deputy Director for Financial Contribution and Membership in International Organization di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral  Kementerian Luar Negeri RI dan  Nayla Ilma Kauna sebagai Mahasiswa Berprestasi I UII tahun 2024 dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Program Internasional Program Sarjana Angkatan 2022. (AHR/RS)

Program Studi Ilmu Komunikasi Program Internasional Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menegaskan komitmennya dalam membangun jejaring akademik internasional melalui program Passage to ASEAN International Course on Creative Media (P2A ICE CREAM 2025). Kegiatan yang berlangsung pada 18–30 Agustus 2025 ini melibatkan mahasiswa angkatan 2023 Ilmu Komunikasi Program Internasional dan diselenggarakan secara kolaboratif bersama Universiti Utara Malaysia, Suan Dusit University, serta Chiang Mai Rajabhat University.

Mengusung tema “Creative Home of One ASEAN Community (CHOCO)”, program ini mengajak mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk menelusuri serta mendokumentasikan beragam komunitas kreatif yang tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Dalam proyek lintas negara ini, mahasiswa akan menghasilkan sebuah majalah digital berisi kisah-kisah komunitas kreatif dari Yogyakarta, Penang, Kedah, Bangkok, dan Chiang Mai.

Sebagai salah satu agenda tahunan, P2A ICE CREAM 2025 didesain untuk mengasah keterampilan mahasiswa dalam bidang creative media. Para peserta tidak hanya sekadar mengikuti kegiatan akademik di ruang kelas, melainkan juga terjun langsung ke lapangan untuk melakukan liputan, wawancara, hingga pendokumentasian visual.

Majalah digital yang dihasilkan nantinya dilengkapi dengan fitur interaktif berupa QR code yang berisi media audiovisual. Untuk mendukung proses produksi, tim mahasiswa dibagi ke dalam tiga divisi, yaitu copywriting, fotografi, dan videografi. Setiap divisi berperan penting dalam mewujudkan kualitas majalah yang komprehensif sekaligus representatif terhadap realitas komunitas kreatif ASEAN.

“Ini merupakan wadah mahasiswa untuk menunjukkan kreativitasnya, karena memang aspek utama dari program ini terletak pada creative media,” ungkap Dr. Herman Felani, S.S., M.A., selaku Program Director P2A ICE CREAM 2025.

Lebih lanjut, Herman menekankan bahwa P2A ICE CREAM 2025 memiliki tujuan strategis dalam memperkenalkan wajah komunitas kreatif ASEAN. “Tahun ini tema kita adalah P2A Ice Cream: Choco (Creative Home of One ASEAN Community). Kita melihat bagaimana ASEAN itu terdiri dari berbagai masyarakat kreatif, mulai dari level perkampungan hingga skala negara. Semuanya layak untuk diangkat menjadi narasi bersama,” jelasnya.

Salah satu momen yang menjadi sorotan dari rangkaian kegiatan ini adalah pengalaman mahasiswa menempuh perjalanan lintas negara menggunakan kereta api dari Malaysia menuju Bangkok, Thailand. Perjalanan panjang hampir 20 jam tersebut memberikan pengalaman berbeda bagi para peserta, sekaligus menjadi simbol keterhubungan antarnegara di kawasan Asia Tenggara.

Pengalaman ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan kultural. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal, memahami kebiasaan sehari-hari, serta menyaksikan langsung keberagaman yang menjadi kekuatan ASEAN. Hal inilah yang menjadikan program P2A ICE CREAM 2025 lebih dari sekadar agenda akademik, ia juga menjadi ruang pembelajaran lintas budaya yang otentik.

Sebagai luaran utama, majalah digital hasil karya mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi dokumentasi, tetapi juga medium untuk menginspirasi khalayak luas. Dengan mengangkat kisah komunitas kreatif dari tiga negara, majalah ini akan menunjukkan bagaimana kreativitas hadir dalam berbagai bentuk, baik itu seni, budaya, ekonomi kreatif, maupun aktivitas sosial masyarakat.

“Produk kreatif media yang dihasilkan tahun ini diwujudkan dalam bentuk digital magazine yang terdiri dari kisah-kisah kelompok komunitas kreatif, baik yang ada di Malaysia, Thailand, maupun Indonesia,” tambah Dr. Herman.

P2A ICE CREAM 2025 bukan hanya tentang menghasilkan karya media kreatif, melainkan juga tentang menumbuhkan semangat kebersamaan di antara generasi muda ASEAN. Melalui kerja sama lintas batas, mahasiswa belajar memahami keberagaman sekaligus menemukan titik temu yang dapat menguatkan identitas kolektif kawasan.

Program ini menjadi bukti bahwa komunikasi, kreativitas, dan kolaborasi adalah kunci dalam membangun ASEAN yang lebih solid di masa depan. Bagi mahasiswa, pengalaman ini akan menjadi bekal berharga, baik dalam pengembangan keterampilan profesional di bidang media maupun dalam pembentukan perspektif global yang inklusif. (MFPS/AHR/RS)

Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan komitmennya terhadap isu keberlanjutan dengan menggelar Envirofest 2025 bertema Hentikan Polusi untuk Keberlanjutan Lingkungan pada Sabtu (30/8) di Gedung Moh. Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII. Kegiatan ini dihadiri siswa kelas XII sekolah mitra, mahasiswa baru angkatan 2025, dosen, serta komunitas lingkungan yang ada di Yogyakarta. Dengan nuansa edukasi sekaligus penyambutan mahasiswa baru, acara ini bertujuan menanamkan kesadaran sejak dini akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di tengah meningkatnya ancaman polusi.

Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Teknik Lingkungan UII, Dr.Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng., mengajak audiens untuk merenungkan hubungan erat antara budaya, alam, dan keberlanjutan. Ia mencontohkan olahraga tradisional pacu jalur yang saat ini sedang populer di Riau. Menurutnya, tradisi tersebut memang melestarikan budaya, tetapi juga memiliki konsekuensi ekologis. Perahu yang digunakan atau yang biasa disebut jalur itu membutuhkan kayu sekitar 40 meter. Kalau hutan terus ditebangi untuk berbagai keperluan, termasuk ini, maka habislah hutan kita,” ujarnya dengan nada tegas. Pesan ini menekankan bahwa tanpa kesadaran dan pengelolaan yang bijak, kebudayaan bisa jadi ancaman bagi kelestarian lingkungan.

Sejalan dengan itu, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, M.T., memberikan apresiasi atas keterlibatan berbagai pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan. Ia menekankan bahwa keberhasilan menjaga bumi tidak hanya menjadi tanggung jawab satu individu atau kelompok, melainkan tugas bersama yang harus dikerjakan secara kolaboratif. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelenggarakan agenda ini, para dosen, mahasiswa, dan para hadirin sekalian. Semoga acara ini menjadi salah satu cara meningkatkan kesadaran dan semangat menjaga lingkungan,” tuturnya. Pesan tersebut sekaligus menegaskan pentingnya sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan komunitas masyarakat dalam upaya nyata menghentikan polusi.

Rangkaian Envirofest 2025 dikemas dengan penuh makna. Sejak pagi, para peserta disambut dengan registrasi dan penampilan vokal yang memeriahkan suasana. Acara pembukaan berlangsung khidmat dengan sajian tari tradisional, menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Hymne UII, doa, sambutan pimpinan jurusan dan fakultas, hingga pelepasan burung merpati sebagai simbol harapan kebebasan dari polusi.

Setelah itu, peserta mengikuti sesi kelas inspiratif yang dirancang untuk memberikan wawasan praktis terkait isu lingkungan sehari-hari. Beberapa topik yang diangkat antara lain tema Konservasi Air yang membahas pentingnya air tanah sebagai sumber kehidupan yang tak tergantikan. Sungai dan Polutan yang menguraikan perjalanan polutan dari sumber hingga mencapai laut. Tema Kelola Sampah yang menekankan bahwa pengelolaan sampah efektif dimulai dari sumbernya. Terakhir, tema Polusi Udara yang memberikan pemahaman menyeluruh mengenai ancaman polusi udara. Melalui kelas-kelas ini, siswa dan mahasiswa baru diajak menyadari bahwa isu polusi sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan membutuhkan solusi nyata sejak dari diri sendiri.

Tak hanya itu, sesi penampilan seni, talkshow, hingga festival lingkungan di hall dan area Gedung FTSP UII menambah semarak suasana. Melalui format interaktif, peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan akademisi dan praktisi, sekaligus mengembangkan perspektif baru tentang strategi pengendalian polusi.

Envirofest 2025 bukan sekadar seremonial penyambutan mahasiswa baru, tetapi juga momentum reflektif. Harapan besar dititipkan agar generasi muda semakin sadar akan bahaya polusi dan bersemangat menjadi agen perubahan bagi lingkungan. Dengan sinergi akademisi, alumni, praktisi, dan komunitas, UII berharap kegiatan ini menjadi langkah kecil yang berkontribusi besar terhadap upaya global menghentikan polusi demi keberlanjutan bumi. (IMK/AHR/RS)