UII dan Kemdikbudristek Gelar Pendampingan Publikasi Jurnal Internasional untuk Dosen

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi berkolaborasi dengan Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional dan Workshop Jurnal Ilmiah menuju Terindeks Internasional Bereputasi pada Kamis (02/10) di Auditorium lantai 4 Gedung Fakultas Hukum, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi sekaligus meningkatkan kapasitas dosen dalam menulis artikel untuk jurnal internasional bereputasi. Sejumlah dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UII turut berpartisipasi aktif yang didampingi oleh pemateri ahli antara lain Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc.Ed., Ph.D. (Universitas Jambi), Prof. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom  (Universitas Dian Nuswantoro), Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D. (Universitas Hasanuddin), Dr. Eng. Ali Khumaeni, S.Si., M.Eng. (Universitas Diponegoro), Prof. Dr. Renea Shinta Aminda, S.E., (Universitas Ibn Khaldun), Prof. Dr. Jaka Sriyana (Universitas Islam Indonesia), Prof. Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd. (Universitas Tidar), Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T. (Universitas Diponegoro), Tinton Dwi Atmaja, S.T, M.T. (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Antomi Saregar, M.Pd., M.Si. (UIN Raden Intan Lampung), dan Prof. Dr. Hariyanto, M.Hum., M.Pd (UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri)  yang memberikan pendampingan langsung kepada peserta dalam proses penulisan, penyuntingan, hingga strategi publikasi di jurnal internasional bereputasi.

Menulis Artikel yang Kuat dan Terarah
Sesi pertama disampaikan oleh Prof. Amirul Mukminin tentang materi Title, Authorship, Abstract, Keywords, and References yang menjelaskan bahwa elemen-elemen awal seperti judul dan abstrak sangat menentukan kesan pertama bagi editor dan pembaca. Menurutnya, judul yang baik harus ringkas, spesifik, dan mencerminkan kontribusi riset. Sementara kepengarangan harus ditetapkan berdasarkan kontribusi nyata, bukan karena jabatan atau hubungan personal.

Kualitas Hasil dan Pembahasan dalam Artikel Ilmiah
Dilanjutkan lagi paparan oleh Prof. Jaka Sriyana mengenai hasil, diskusi, dan kesimpulan pada penelitian yang menjadi inti dari naskah penelitian. Bagian ini tidak hanya menyajikan data, tetapi juga menunjukkan kontribusi ilmiah atau novelty yang membedakan penelitian tersebut dari karya sebelumnya. Penulis didorong untuk menafsirkan temuan dalam konteks yang lebih luas, sehingga hasil penelitian memberi dampak nyata pada pengembangan ilmu.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Penulisan Artikel Ilmiah
Lebih lanjut, Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D memaparkan materi teknologi informasi dalam penulisan artikel ilmiah. Menurutnya, teknologi informasi menawarkan banyak maanfat dalam siklus artikel ilmiah mulai dari akses ilmu pengetahuan yang bervariasi hingga reproduksibilitas dan data yang terbuka yang mendorong transparansi, validitas, dan kolaborasi lanjutan.

Beragam platform seperti Journal FinderOpen Science Framework (OSF)Zenodo, hingga GitHub kini memudahkan kolaborasi dan penyimpanan data riset secara transparan. Selain itu, peneliti juga diingatkan agar berhati-hati terhadap jurnal predator yang sering menawarkan publikasi instan tanpa proses telaah sejawat yang valid.

Etika dan Integritas dalam Publikasi
Tak kalah penting, perlu untuk menjaga etika dan integritas agar menghasilkan jurnal ilmiah yang berdampak baik seperti yang dipaparkan oleh Prof. Jaka Sriyana  dalam materi Research Misconduct, Plagiarism, dan Penggunaan AI Pada Publikasi Ilmiah.

Prof. Jaka memaparkan berbagai bentuk pelanggaran etik dalam penelitian dan publikasi mulai dari fabrikasi, falsifikasi, manipulasi, hingga plagiarisme. Etika merupakan aturan pedoman moral yang sifatnya eksternal, sedangkan integritas merupakan kualitas individu yang bersifat pribadi Dua aspek ini menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kejujuran dan tanggung jawab akademik.

Tidak hanya itu, Prof. Jaka juga menyoroti  penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan banyak keuntungan seperti peningkatan efisiensi hingga penyempurnaan tata kelola penulisan. Selain itu, ethical clearance untuk penelitian yang melibatkan manusia dan hewan sebagai sasaran dan tujuan risetnya juga perlu diperhatikan.

“Untuk penelitian yang tergolong menimbulkan risiko ketidaknyamanan ringan atau tidak ada risiko sama sekali (low and negligible risk), dokumen ethical clearance dapat diganti dengan pernyataan mandiri dari penulis tentang kepatuhan pada kelayakan etik, yang disetujui oleh mitra bestari dan penyunting,” ungkap Prof. Jaka.

Workshop Jurnal dan Pendampingan
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop jurnal ilmiah yang membahas standarisasi substansi artikel, manajemen jurnal, etika penerbitan, serta substansi jurnal itu sendiri. Selanjutnya, peserta mendapatkan pendampingan dan sesi bedah jurnal secara kelompok. Melalui kegiatan ini, para dosen didorong untuk tidak hanya mengejar kuantitas publikasi ilmiah semata yang berpotensi menimbulkan pelanggaran etika akademik. Fokus utama diarahkan pada penguatan kualitas dan integritas dalam penulisan. Dengan demikian,  artikel yang dihasilkan tidak hanya bereputasi internasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan masyarakat luas. (AHR/RS)