,

Mahasiswa Program Internasional Ilmu Komunikasi Ikuti P2A ICE CREAM 2025 di Malaysia dan Thailand

Program Studi Ilmu Komunikasi Program Internasional Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menegaskan komitmennya dalam membangun jejaring akademik internasional melalui program Passage to ASEAN International Course on Creative Media (P2A ICE CREAM 2025). Kegiatan yang berlangsung pada 18–30 Agustus 2025 ini melibatkan mahasiswa angkatan 2023 Ilmu Komunikasi Program Internasional dan diselenggarakan secara kolaboratif bersama Universiti Utara Malaysia, Suan Dusit University, serta Chiang Mai Rajabhat University.

Mengusung tema “Creative Home of One ASEAN Community (CHOCO)”, program ini mengajak mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk menelusuri serta mendokumentasikan beragam komunitas kreatif yang tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Dalam proyek lintas negara ini, mahasiswa akan menghasilkan sebuah majalah digital berisi kisah-kisah komunitas kreatif dari Yogyakarta, Penang, Kedah, Bangkok, dan Chiang Mai.

Sebagai salah satu agenda tahunan, P2A ICE CREAM 2025 didesain untuk mengasah keterampilan mahasiswa dalam bidang creative media. Para peserta tidak hanya sekadar mengikuti kegiatan akademik di ruang kelas, melainkan juga terjun langsung ke lapangan untuk melakukan liputan, wawancara, hingga pendokumentasian visual.

Majalah digital yang dihasilkan nantinya dilengkapi dengan fitur interaktif berupa QR code yang berisi media audiovisual. Untuk mendukung proses produksi, tim mahasiswa dibagi ke dalam tiga divisi, yaitu copywriting, fotografi, dan videografi. Setiap divisi berperan penting dalam mewujudkan kualitas majalah yang komprehensif sekaligus representatif terhadap realitas komunitas kreatif ASEAN.

“Ini merupakan wadah mahasiswa untuk menunjukkan kreativitasnya, karena memang aspek utama dari program ini terletak pada creative media,” ungkap Dr. Herman Felani, S.S., M.A., selaku Program Director P2A ICE CREAM 2025.

Lebih lanjut, Herman menekankan bahwa P2A ICE CREAM 2025 memiliki tujuan strategis dalam memperkenalkan wajah komunitas kreatif ASEAN. “Tahun ini tema kita adalah P2A Ice Cream: Choco (Creative Home of One ASEAN Community). Kita melihat bagaimana ASEAN itu terdiri dari berbagai masyarakat kreatif, mulai dari level perkampungan hingga skala negara. Semuanya layak untuk diangkat menjadi narasi bersama,” jelasnya.

Salah satu momen yang menjadi sorotan dari rangkaian kegiatan ini adalah pengalaman mahasiswa menempuh perjalanan lintas negara menggunakan kereta api dari Malaysia menuju Bangkok, Thailand. Perjalanan panjang hampir 20 jam tersebut memberikan pengalaman berbeda bagi para peserta, sekaligus menjadi simbol keterhubungan antarnegara di kawasan Asia Tenggara.

Pengalaman ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan kultural. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal, memahami kebiasaan sehari-hari, serta menyaksikan langsung keberagaman yang menjadi kekuatan ASEAN. Hal inilah yang menjadikan program P2A ICE CREAM 2025 lebih dari sekadar agenda akademik, ia juga menjadi ruang pembelajaran lintas budaya yang otentik.

Sebagai luaran utama, majalah digital hasil karya mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi dokumentasi, tetapi juga medium untuk menginspirasi khalayak luas. Dengan mengangkat kisah komunitas kreatif dari tiga negara, majalah ini akan menunjukkan bagaimana kreativitas hadir dalam berbagai bentuk, baik itu seni, budaya, ekonomi kreatif, maupun aktivitas sosial masyarakat.

“Produk kreatif media yang dihasilkan tahun ini diwujudkan dalam bentuk digital magazine yang terdiri dari kisah-kisah kelompok komunitas kreatif, baik yang ada di Malaysia, Thailand, maupun Indonesia,” tambah Dr. Herman.

P2A ICE CREAM 2025 bukan hanya tentang menghasilkan karya media kreatif, melainkan juga tentang menumbuhkan semangat kebersamaan di antara generasi muda ASEAN. Melalui kerja sama lintas batas, mahasiswa belajar memahami keberagaman sekaligus menemukan titik temu yang dapat menguatkan identitas kolektif kawasan.

Program ini menjadi bukti bahwa komunikasi, kreativitas, dan kolaborasi adalah kunci dalam membangun ASEAN yang lebih solid di masa depan. Bagi mahasiswa, pengalaman ini akan menjadi bekal berharga, baik dalam pengembangan keterampilan profesional di bidang media maupun dalam pembentukan perspektif global yang inklusif. (MFPS/AHR/RS)