,

Mahasiswa UII Raih Juara Debat Ekonomi Tingkat Pulau Jawa

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) menyabet juara pada Economic Debate Competition se-Pulau Jawa yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) Fakultas Ekonomi, dan Bisnis Universitas Muria Kudus (UMK) pada Senin (11/3). Kali ini, tim yang terdiri atas Andi Putrado (Pendidikan Bahasa Inggris 2016), Agit Pratama (Teknik Kimia 2015), dan Aldo (Managemen 2015) berhasil menyabet juara 3 pada lomba yang bertajuk ‘Listen to Diversity Speak of Harmony for Quality Economic Global’.

Lomba yang diikuti oleh 16 tim dari berbagai universitas ini memiliki 3 babak yang harus dilalui oleh para peserta sebelum memasuki babak final. Yang pertama adalah babak kualifikasi yang membagi peserta ke dalam dua blok, yakni Blok A dan Blok B yang berjumlah 8 tim pada masing-masing blok.

Di babak selanjutnya adalah perempat final yang berjumlah 8 tim. Di babak ini peserta dituntut untuk lebih kritis dalam berargumentasi. Lalu terakhir ada babak semifinal dan final.

Andi menjelaskan bahwa dalam debat, ada pihak yang pro (setuju) dan kontra (tidak setuju) dalam menanggapi isu terkait. Ia lalu memaparkan bahwa setiap orang dalam tim memiliki tugasnya masing-masing.

“Orang pertama bertugas untuk membentuk setup debat dengan memaparkan latar belakang, urgensi, isu terkini, dan rencana dalam menanggapi isu tersebut. Lalu, orang kedua bertugas untuk menyampaikan argumen dalam rangka menyerang ataupun membantah argumen lawan. Sedangkan orang ketiga menganalisis alur debat, mencari titik temu debat, merangkum, dan memberikan posisi akhir tim pada ujung debat,” paparnya.

Ia juga menjelaskan bahwa sebelum debat dimulai, ada sesi case building di mana tim melakukan pematangan isu pada topik yang telah ditentukan dan membuat argumen pada topik tersebut.

Sejak awal ia dan timnya memang gemar mengikuti perkembangan isu ekonomi. “Semua dimulai saat Amerika melakukan pembaruan regulasi; kenaikan tarif ekspor impor untuk China,” jelasnya.
Menurutnya ini yang melandasi perang dagang antara Amerika-China. “China membutuhkan barang-barang agraria, sedangkan Amerika membutuhkan barang-barang industri, seperti besi dan baja, namun keduanya terkesan “gengsi” dengan menaikkan harga ini itu” lanjutnya. Secara tidak langsung, ia percaya dampaknya terasa di negara lain, bahkan sampai ke Indonesia, seperti jatuhnya nilai rupiah.

Walaupun persiapan timnya singkat, namun pencarian data dan fakta telah mereka lakukan berbulan-bulan melalui membaca. Terkhir, Andi berharap lomba ini dapat memotivasi peserta lain untuk bersemangat meraih prestasi. “Kegiatan ini memberi kesempatan kita untuk mengomunikasikan sebuah narasi, opini, sekaligus resolusi yang solutif dalam menanggapi isu-isu dunia yang sedang terjadi”, pungkasnya. (IG/ESP)