Mahfud MD: UII Didirikan dengan Watak Keindonesiaan yang Plural serta Keislaman yang Damai

Universitas Islam Indonesia (UII) mewisuda 749 lulusannya pada jenjang Doktor, Magister, Sarjana, dan Ahli Madya, di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Sabtu (25/02). Wisuda pada hari ini diikuti oleh 643 wisudawan/wisudawati dimana 132 diantaranya berhasil meraih predikat cumlaude. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi diraih oleh mahasiswa sebagai berikut:

  • Lusi Sopia dengan IPK 3,99 (tiga koma sembilan sembilan), Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Kimia.
  • Siti Syah Dhahni Tirta dengan IPK 3,69 (tiga koma enam Sembilan), Mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Diploma Analis Kimia
  • Ninki Hermaduanti, S.Kom., dengan IPK 4 (empat), Mahasiswi Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Magister Teknik Informatika
  • Drs. Subroto, M.Si., dengan IPK 3,73 (tiga koma tujuh tiga), mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam, Program Studi Doktor Hukum Islam

Sampai kelulusan kali ini, alumni UII telah mencapai jumlah 84.998 orang. Ucapan selamat disampaikan Plt Rektor UII, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., kepada segenap wisudawan dan wisudawati atas selesainya menempuh studi di UII pada jenjang masing-masing. Ia mengibaratkan wisudawan-wisudawati sebagai burung yang sudah saat nya terbang mencari kehidupan sendiri, maka setelah ini wisudawan-wisudawati harus bisa mengimplementasikan ilmu yang selama ini sudah didapatkan di kampus, dan mengamalkannya dengan berbakti kepada masyarakat luas.

“Ibarat burung tadi, terbanglah setinggi-tingginya, menyebarlah keseluruh penjuru dunia, berikan manfaat kepada masyarakat, namun yang paling penting jangan sampai lupa pada sarangnya, yaitu Universitas Islam Indonesia,” ujar Ilya.

Wisuda pada hari ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Moh Mahfud MD, S.H., S.U., selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII), yang menyampaikan bahwa setelah prosesi wisuda ini, setiap orang harus mengikuti aliran kehidupan yang tidak pernah berhenti.

Pihaknya memberikan penjelasan bahwa salah seorang filsuf Yunani kuno, Herakleitos, pernah mengatakan bahwa hidup adalah Panta Rhei, yakni selalu mengalir dan tidak pernah berhenti. Kita juga dapat melihat isyarat Panta Rhei itu dari firman Allah di dalam Alquran Surat Ar Ra’du Ayat 19 yang menggambarakan kehidupan dengan turunnya air dari langit yang kemudian mengalir dan membawa buih-buih. Kita didorong oleh Allah untuk tidak menjadi buih-buih itu melainkan menjadi air yang mengambil alirannya sendiri karena buih itu hanya mengalir dengan sia-sia.

“Jika memilih aliran air kehidupan berdasarkan idealisme kelahiran UII maka jalan kehidupan utama yang harus Saudara/i pilih adalah membangun Indonesia dengan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (Islam rahmatan lil ‘alamin). Itulah tugas hidup kita dalam bermasyarakat dan bernegara dalam melaksanakan perintah Allah untuk beribadah kepada-Nya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Mahfud MD mengatakan bahwa UII didirikan dengan watak keindonesiaan yang plural, keislaman yang damai dan inklusif, serta keilmuan yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Saudara/i harus membangun negara dan masyarakat Indonesia sebagai negara yang “berkesatuan dalam keberagaman” dengan nafas-nafas dan nilai-nilai keislaman yang penuh kedamaian dan persaudaraaan. Kita tidak boleh berwatak dan berlaku eksklusif sehingga sekan-akan kita sendirilah yang paling benar. Bangsa dan Negara Indonesia ini didirikan sesuai dengan fitrah kehidupan manusia yang niscaya berbeda-beda, karena Allah sendirilah yang menciptakan perbedaan-perbedaan itu.

“Ideologi yang kita pakai di Indonesia sudah benar, Pancasila mampu menyatukan perbedaan-perbedaan itu, pembahasan ideologi bangsa sudah selesai, tantangan kita selanjutnya adalah bagaimana menciptakan pemerintah yang bersih, dan itu adalah tugas saudara semua,” pungkasnya.