,

Memaknai Iman dan Puasa Demi Tercapainya Taqwa

Satu-satunya ibadah yang dilakukan oleh manusia dan hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Allah adalah ibadah puasa. Di bulan Ramadan, ibadah ini menjadi penentu seseorang muslim untuk dinaikkan derajatnya serta memetik buah taqwa. Kalimat tersebut disampaikan oleh Ustadz Zaky Ahmad Rivai dalam Kajian Spesial Senja dengan mengangkat tema “CINTA : Celoteh Iman dan Taqwa”. Acara kajian tersebut diselenggarakan pada Selasa (14/5) di pelataran Auditorium Kahar Mudzakkir kampus terpadu UII.

Dalam ceramahnya, Zaky Ahmad menyampaikan bahwa Iman berarti juga percaya. Iman ada 6 yang sering disebut sebagai Rukun Iman. “Rukun Iman hanya ada 6 perkara yang dimulai dari, Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-Kitab Allah, Rasul, Hari Akhir, serta Qodho dan Qodar. Rasulullah S.A.W bersabda, apabila ada seseorang yang sedang berzina dan melakukan keburukan adalah orang yang sedang tidak beriman. Hal itu berarti bahwa orang yang sedang melakukan maksiat adalah orang yang sedang tidak mengingat Allah dan tidak beriman kepada-Nya. Iman, apabila semakin tebal, maka ia juga semakin takut untuk berbuat maksiat.” Jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pembahasan mengenai Iman dan Taqwa ada di dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Keduanya dijelaskan dalam satu ayat mengenai kewajiban berpuasa tersebut. Alasannya karena beriman adalah input, berpuasa adalah proses dan bertaqwa adalah outputnya.

“Sebagai manusia kita harus beriman dalam menjalankan ibadah puasa, berpuasa di sini dianggap sebagai proses karena saat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, manusia akan cenderung mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan ibadah yang dianjurkan. Setelah itu barulah manusia akan mendapatkan ketaqwaan sebagai hasil akhir dari mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah”, pesannya.

Dalam penutupnya, Zaky Ahmad menjelaskan mengenai ciri-ciri orang beriman yaitu saat datangnya bulan Ramadan ia senang. Begitu pun saat mendengarkan atau membaca seruan bagi orang beriman ia merasa terpanggil dan saat meninggalkan Allah ia tahu dan merasa gelisah. “Apabila seseorang sudah beriman dan melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan, maka nantinya akan menghasilkan ketaqwaan yaitu rasa takut untuk melakukan segala bentuk kemaksiatan”, imbuhnya. (RRA/ESP)