Mengasah Kepedulian kepada Palestina

Jama’ah Al Faraby, Lembaga Dakwah Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII), berkolaborasi dengan Center of Islamic Engineers (CIE) Fakultas Teknologi Industri menggelar kajian bertajuk Stelan Cuek sama Palestina, Emang Boleh? pada Jumat (13/06). Kegiatan ini berlangsung di Lobby Fakultas Teknologi Industri dengan menghadirkan Saiful Aziz, S.H., M.H., dosen Fakultas Ilmu Agama Islam UII, sebagai pemateri utama.

Kajian ini diadakan sebagai respons atas urgensi krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina dan mengajak civitas akademika, khususnya mahasiswa UII, untuk tidak bersikap apatis terhadap konflik yang telah berlangsung panjang tersebut. Melalui pendekatan historis dan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, kegiatan ini juga menjadi wadah reflektif agar generasi muda Muslim lebih sadar dan aktif dalam membela hak-hak rakyat Palestina.

Dalam pemaparannya, Saiful Aziz menyoroti bahwa konflik Palestina-Israel bukan hanya konflik teritorial semata, melainkan berakar dari sejarah panjang penindasan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh pihak Zionis sejak awal abad ke-20. Ia menguraikan bahwa berbagai upaya perlawanan dari negara-negara Arab sering kali terhambat oleh dominasi narasi dan propaganda Barat yang menyesatkan.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa umat Islam sejatinya adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. “Muslim dengan muslim yang lain bagaikan satu tubuh yang sama, satu merasakan sakit maka yang lain akan merasakan sakit yang sama,” ujarnya di hadapan peserta kajian. Ia juga mendorong agar bentuk kepedulian tidak berhenti pada simpati semata, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata. “Jarak jauh bukanlah masalah. Kita harus membantu mereka dengan apa yang kita bisa: edukasi, kampanye melalui media sosial, kontribusi harta, atau jika belum mampu, setidaknya lewat doa,” tambahnya.

Kepala Divisi Syiar Jama’ah Al Faraby, Muhammad Zafran Izzul Haq, menuturkan bahwa kajian ini diinisiasi guna membangun kembali kesadaran kolektif mahasiswa UII terhadap isu kemanusiaan global, khususnya di Palestina. Menurutnya, generasi Z yang hidup berdampingan dengan gawai dan internet seharusnya memiliki posisi strategis dalam menyuarakan keadilan.

Zafran menilai bahwa banyak mahasiswa saat ini memiliki akses informasi yang luas, namun tidak semuanya tergerak untuk bertindak atau menyuarakan isu kemanusiaan tersebut. “Kajian ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesadaran mahasiswa akan keadaan Palestina saat ini,” ungkap Zafran. “Mereka adalah generasi yang akrab dengan ponsel, tetapi masih banyak yang memilih untuk diam. Maka dari itu, dalam usaha kami mempertahankan kesadaran ini, diadakanlah kajian yang fokus pada isu Palestina,” jelasnya lebih lanjut.

Dengan terselenggaranya kajian ini, panitia berharap mahasiswa UII dapat lebih terbuka terhadap krisis yang menimpa umat Islam di berbagai penjuru dunia. Semangat membela Palestina tidak hanya terbatas pada medan perang, tetapi juga melalui edukasi, media sosial, serta kontribusi nyata lainnya sesuai dengan kapasitas masing-masing. (IMK/AHR/RS)