Selamat atas amanah baru, jabatan profesor, untuk Prof. Widodo Brontowiyono. Beliau adalah profesor ke-27 yang lahir dari rahim Universitas Islam Indonesia (UII). Saat ini, alhamdulillah, proporsi dosen UII yang menjadi profesor adalah 3,4%.
Jika hari ini, cacah profesor di LLDikti wilayah V berjumlah 139 orang, maka UII menjadi rumah bagi 19,4% di antaranya. Masih belum tinggi, tetapi insyaallah sudah lumayan. Mari kita syukuri bersama.
Karena Prof. Widodo Brontowiyono, sahabat kita ini berasal dari disiplin teknik lingkungan, maka izinkan saya mengisi sambutan mangayubagya ini dengan isu lingkungan.
Perubahan iklim
Salah satu isu global yang menjadi perhatian banyak negara adalah perubahan iklim. Di sana ada perubahan cuaca yang mempengaruhi produksi pangan sampai pada kenaikan permukaan air laut yang meningkatkan risiko banjir. Dampak perubahan iklim sangat dahsyat dan berskala global.
Apa penyebabnya?
Yang paling banyak disebut adalah adalah gas rumahkaca (greenhouse gas), yaitu gas yang menjebak panas di atmosfer bumi. Di sebut dengan greenhouse gas karena dia menyerap radiasi inframerah dari matahari dalam bentuk panas, yang disirkulasikan di atmosfer sebelum hilang di angkasa.
Gas rumahkaca ini mungkin berada di atmosfer dalam waktu beberapa tahun atau bahkan ribuan tahun. Gas inilah yang membuat “selimut” bumi semakin tebal sehingga menjadikan suhu di bumi menghangat.
Bayangkan seperti ketika memakai selimut ketika udara dingin. Yang menghangatkan kita, salah satunya, adalah karena panas yang dikeluarkan tubuh kita ditahan oleh selimut, selain udara dingin dari luar yang tidak menembus selimut.
Dampak pemanasan global
Salah satu kontributor utama gas rumahkaca adalah emisi karbon dioksida (CO2). Gas ini merupakan akibat aktivitas manusia. Termasuk di antaranya, akibat pembakaran bahan bakar fosil baik dalam transportasi, produksi listrik, beragam industri, maupun perubahan fungsi lahan atau berkurangnya luasan hutan.
Memang pandemi membuat emisi gas ini menurun drastis akibat berkurangnya aktivitas manusia, tetapi sayangnya, kabar baik ini hanya bersifat sementara.
Di sini, peran manusia dalam konteks ini sangat nyata, baik dalam menjaga atau merusak ekosistem lingkungan. Bahkan dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals), empat di antaranya yang sangat erat terkait dengan lingkungan, termasuk kehidupan di bawah air, kehidupan di atas tanah, aksi terkait iklim, dan air bersih dan sanitasi.
Mari kita lihat beberapa ilustrasi berikut. Komitmen dunia adalah menjaga pemanasan global tetap di bawah 2 derajat Celcius dibandingkan dengan suhu bumi sebelum era industrial. Sebagai gambaran, sejak 1880 sampai 2012, rata-rata suhu global sudah menaik 0,85 derajat Celcius.
Selama satu abad lebih, dari 1901 sampai 2010, permukaan air laut global rata-rata bertambah 19 cm karena pemanasan global dan melelehnya es di kutub. Berdasarkan data lampau, diramalkan pada waktu mendatang, kenaikan permukaan air laut bertambah menjadi 24-30 cm pada 2065 dan 40-63 cm pada 2100.
Kita bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan daratan yang dihuni manusia di waktu mendatang jika perubahan ini tidak dimitigasi.
Waktunya bertindak
Semuanya ini memberikan gambaran nyata dampak dari perubahan iklim, di mana kontribusi kita, manusia, sangat nyata. Dan, yang bisa menyelamatkannya, adalah juga kita, manusia.
Inilah saatnya untuk bertindak secara kolektif. Tentu, kita semua berharap untuk mampu berkontribusi secara optimal dalam gerakan global ini. Ini adalah gerakan untuk menjaga eksistensi manusia.
Kepada Prof Widodo Brontowiyono sebagai ahlinya, tidak berlebihan jika kita semua juga menginginkan Beliau berkenan menjadi gerbong yang berada di garda terdepan. Juga, menjadi muazin yang melantangkan pesan kepedulian kepada kelestarian lingkungan, untuk menjadikan kita terus sadar dan waspada.
Sekali lagi, melestarikan lingkungan adalah ikhtiar menjaga eksistensi manusia.
Semoga Allah memudahkan kita semua.
Sambutan pada acara serah terima surat keputusan kenaikan jabatan akademik profesor atas nama Prof. Widodo Brontowiyono di Universitas Islam Indonesia pada 11 Oktober 2022.
Ajak Masyarakat Cerdas Kelola Data, UII Gelar Seminar Nasional Satria Data
Dalam rangka meningkatkan edukasi dan peran data terhadap masyarakat, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Seminar Nasional dan Pembukaan Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022, kegiatan yang diselenggarakan via streaming YouTube pada Sabtu (15/10) itu bertemakan “Genggam Data Kuasai Dunia Menuju Era Otomatisasi”.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) itu juga menghadirkan Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., Dosen Statistika UII, Karina Yusanta Ayu, City Growth Lead, Grabfood Yogyakarta, Grab Indonesia – Yogyakarta, dan Priagung Khusumanegara sebagai Lead Data Scientist Telkomsel.
Read more
Muslimah Ideal Era Millennial
Pemakaian hijab di era milenial kini sudah menjadi trend. Hal tersebut disinggung oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII), Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes., pada acara puncak Hijab Day yang dilaksanakan pada Jumat (14/10) di Auditorium FK UII. Acara yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Solidaritas Hijab Internasional memiliki rangkaian acara sejak 1 Oktober 2022, seperti lomba poster, OOTD, dan reels dakwah.
Dia berpesan bahwa memakai hijab harus sebagai bentuk ketundukan seorang Muslimah terhadap perintah Allah Swt. Melalui hal itu, hidayah akan semakin dekat. Hijab juga harus digunakan sesuai syariat dengan tidak memakai pakaian ketat. Khusus kepada mahasiswa pesannya adalah agar tidak melepas hijab selepas kuliah. “Tunjukkan bahwa Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin”, jelasnya.
Read more
Generasi Muda Berdaya dan Berkarya dengan Kartu Prakerja
Era revolusi 4.0 saat ini menyuguhkan berbagai situasi dan problematika yang kompleks bagi generasi muda. Karenanya generasi muda harus siap berkarya, kreatif, dan turut serta memajukan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia membutuhkan ide-ide cemerlang pemuda yang dibarengi aksi nyata.
Topik tersebut mengemuka dalam penyelenggaran Kuliah Umum bertajuk Generasi Muda Berdaya dan Berkarya dengan Kartu Prakerja yang dihelat oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) berkerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII). Acara yang digelar di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Muzakkir Kampus Terpadu UII pada Jumat (14/10) ini menghadirkan Direktur Eksekutif MPPKP, Denni Puspa Purbasari, M.Sc., Ph.D. sebagai pembicara.
Read more
Diplomasi Budaya Sebagai Jembatan Membangun Bangsa
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (PSHI UII) melalui Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) mengadakan seminar HIFORIAFEST 2022 bertemakan “Youth Empowerment in Politics and Public Diplomacy”. Seminar yang digelar pada Kamis (13/10) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir tersebut menghadirkan Sujiwo Tejo sebagai pembicara acara pembukanya.
Hadir untuk mengisi sambutan sekaligus membuka acara HIFORIAFEST 2022, Ketua PSHI UII, Karina Utami Dewi, M.A. Dalam sambutannya ia mengucapkan rasa syukurnya atas terlaksananya HIFORIAFEST 2022. “Saya sangat bersyukur ya, dan bahagia karena akhirnya setelah waktu perjalanan yang cukup lama kegiatan ini berhasil diselenggarakan oleh KOMAHI UII”, ucap Karina Utami Dewi.
Read more
Regenerasi Lingkungan, FTSP UII Tebar Benih 2.000 Ikan di Embung Kladukan
Upaya regenerasi lingkungan semakin penting dilakukan di tengah kondisi bumi yang kian memprihatinkan. Sejalan dengan itu, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Jurusan Teknik Lingkungan UII menggelar acara pelepasan 2.000 benih ikan air tawar di Embung Kladukan UII, Kamis (13/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari Milad ke-58 FTSP UII sekaligus mensyukuri pendirian Program Studi (Prodi) Magister Teknik Lingkungan UII. Turut hadir Dekan FTSP UII, Dr. Ing Ir Ilya Fadjar Maharika M.A., IAI dan Ketua Jurusan / Prodi Teknik Lingkungan UII, Dr.-Ing Awaluddin Nurmiyanto S.T., M.T., serta beberapa dosen dan staff.
Read more
UII Gelar Uji Publik Calon Panitia Seleksi Satgas, Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Uji Publik Calon Panitia Seleksi Satgas, Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Kamis (13/10) melalui platform YouTube dan Zoom Meeting. Acara ini berlangsung dalam rangka melakukan upaya pencegahan dengan penguatan tata kelola, yaitu dengan pembentukan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Adapun panelis dalam Uji Publik Calon Panitia Seleksi Satgas ini adalah Pakar Psikologi UII sekaligus Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi, M.Si., dan Psikolog sekaligus Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Prof. Alimatul Qibtiyah, S.Ag., MSi., Ph.D. Berdasarkan proses seleksi yang telah dilaksanakan sebelumnya, maka terdapat 20 orang peserta yang mengikuti Uji Publik Capansel Satgas PPKS UII.
Read more
Berproses Menjadi Apoteker Andal
Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan acara bedah buku berjudul “Jadikan Aku Apoteker Andal” yang digelar di Auditorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) lantai 4 pada Rabu (12/10). Acara tersebut menghadirkan apt. Dra Dwi Pudjaningsih, MMR. sebagai pembicara, serta apt. Novi Dwi Rugiarti, M. Sc., sebagai pembedah buku.
Sekretaris Jurusan Farmasi, apt. Suci Hanifah, S.F., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangganya terhadap terbitnya buku yang ditulis oleh apt. Dra Dwi Pudjaningsih tersebut. “Ini menjadi momen yang luar biasa saya kira untuk Jurusan Farmasi, karena kita diberi kesempatan yang pertama untuk membedah buku dari bu Pudjaningsih ini. Pertama kali saya mendengar ya, melihat buku ini, luar biasa ya bangga, senang banget”, sambutnya.
Read more
Widodo Brontowiyono, Guru Besar Pertama di Jurusan Teknik Lingkungan UII
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc. berhasil meraih Jabatan Akademik Profesor. Hal ini sebagaimana tergambar dalam acara Serah Terima Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor di Gedung Kuliah Umum Prof. dr. Sardjito pada Selasa (11/10). Surat keputusan tersebut dibacakan langsung oleh Penyelia Sumber Daya Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY, Rahman Hakim, S.E di hadapan hadirin. Dengan raihan tersebut, Widodo Brontowiyono menjadi Guru Besar ke-1 di Jurusan Teknik Lingkungan, ke-5 di FTSP, dan ke-27 di UII.
Read more
Lingkungan Lestari untuk Eksistensi Manusia
Selamat atas amanah baru, jabatan profesor, untuk Prof. Widodo Brontowiyono. Beliau adalah profesor ke-27 yang lahir dari rahim Universitas Islam Indonesia (UII). Saat ini, alhamdulillah, proporsi dosen UII yang menjadi profesor adalah 3,4%.
Jika hari ini, cacah profesor di LLDikti wilayah V berjumlah 139 orang, maka UII menjadi rumah bagi 19,4% di antaranya. Masih belum tinggi, tetapi insyaallah sudah lumayan. Mari kita syukuri bersama.
Karena Prof. Widodo Brontowiyono, sahabat kita ini berasal dari disiplin teknik lingkungan, maka izinkan saya mengisi sambutan mangayubagya ini dengan isu lingkungan.
Perubahan iklim
Salah satu isu global yang menjadi perhatian banyak negara adalah perubahan iklim. Di sana ada perubahan cuaca yang mempengaruhi produksi pangan sampai pada kenaikan permukaan air laut yang meningkatkan risiko banjir. Dampak perubahan iklim sangat dahsyat dan berskala global.
Apa penyebabnya?
Yang paling banyak disebut adalah adalah gas rumahkaca (greenhouse gas), yaitu gas yang menjebak panas di atmosfer bumi. Di sebut dengan greenhouse gas karena dia menyerap radiasi inframerah dari matahari dalam bentuk panas, yang disirkulasikan di atmosfer sebelum hilang di angkasa.
Gas rumahkaca ini mungkin berada di atmosfer dalam waktu beberapa tahun atau bahkan ribuan tahun. Gas inilah yang membuat “selimut” bumi semakin tebal sehingga menjadikan suhu di bumi menghangat.
Bayangkan seperti ketika memakai selimut ketika udara dingin. Yang menghangatkan kita, salah satunya, adalah karena panas yang dikeluarkan tubuh kita ditahan oleh selimut, selain udara dingin dari luar yang tidak menembus selimut.
Dampak pemanasan global
Salah satu kontributor utama gas rumahkaca adalah emisi karbon dioksida (CO2). Gas ini merupakan akibat aktivitas manusia. Termasuk di antaranya, akibat pembakaran bahan bakar fosil baik dalam transportasi, produksi listrik, beragam industri, maupun perubahan fungsi lahan atau berkurangnya luasan hutan.
Memang pandemi membuat emisi gas ini menurun drastis akibat berkurangnya aktivitas manusia, tetapi sayangnya, kabar baik ini hanya bersifat sementara.
Di sini, peran manusia dalam konteks ini sangat nyata, baik dalam menjaga atau merusak ekosistem lingkungan. Bahkan dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals), empat di antaranya yang sangat erat terkait dengan lingkungan, termasuk kehidupan di bawah air, kehidupan di atas tanah, aksi terkait iklim, dan air bersih dan sanitasi.
Mari kita lihat beberapa ilustrasi berikut. Komitmen dunia adalah menjaga pemanasan global tetap di bawah 2 derajat Celcius dibandingkan dengan suhu bumi sebelum era industrial. Sebagai gambaran, sejak 1880 sampai 2012, rata-rata suhu global sudah menaik 0,85 derajat Celcius.
Selama satu abad lebih, dari 1901 sampai 2010, permukaan air laut global rata-rata bertambah 19 cm karena pemanasan global dan melelehnya es di kutub. Berdasarkan data lampau, diramalkan pada waktu mendatang, kenaikan permukaan air laut bertambah menjadi 24-30 cm pada 2065 dan 40-63 cm pada 2100.
Kita bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan daratan yang dihuni manusia di waktu mendatang jika perubahan ini tidak dimitigasi.
Waktunya bertindak
Semuanya ini memberikan gambaran nyata dampak dari perubahan iklim, di mana kontribusi kita, manusia, sangat nyata. Dan, yang bisa menyelamatkannya, adalah juga kita, manusia.
Inilah saatnya untuk bertindak secara kolektif. Tentu, kita semua berharap untuk mampu berkontribusi secara optimal dalam gerakan global ini. Ini adalah gerakan untuk menjaga eksistensi manusia.
Kepada Prof Widodo Brontowiyono sebagai ahlinya, tidak berlebihan jika kita semua juga menginginkan Beliau berkenan menjadi gerbong yang berada di garda terdepan. Juga, menjadi muazin yang melantangkan pesan kepedulian kepada kelestarian lingkungan, untuk menjadikan kita terus sadar dan waspada.
Sekali lagi, melestarikan lingkungan adalah ikhtiar menjaga eksistensi manusia.
Semoga Allah memudahkan kita semua.
Sambutan pada acara serah terima surat keputusan kenaikan jabatan akademik profesor atas nama Prof. Widodo Brontowiyono di Universitas Islam Indonesia pada 11 Oktober 2022.
Pameran Fotografi UII, Bersahabat dan Berkhidmat dengan Merapi
Universitas Islam Indonesia (UII) pada Senin (10/10) menggelar pameran fotografi bertempat di Gedung Mohammad Hatta, Kampus Terpadu UII. “Merapi Bersahabat, UII Berkhidmat” merupakan tema yang diusung pada ajang pameran kali ini. Hal itu juga sebagai bagian upaya menyemarakkan kegiatan bernafas seni dan budaya di lingkungan universitas. Pameran menampilkan beragam foto karya fotografer dari Indonesia dan mancanegara yang pernah ditampilkan dalam Pameran Fotografi Internasional 2022 Bara-Api di Magelang. Selain itu, turut ditampilkan foto karya sivitas UII baik dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Pengunjung dari sivitas maupun masyarakat umum dapat menikmati pameran karya foto dari 10 Oktober – 10 November 2022.
Read more