Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022 merupakan ajang untuk melakukan para talenda muda di bidang sains data. Kita berharap ajang seperti ini akan menjadikan peserta menyukai untuk bergelut dengan data dan mengembangkan kemampuan menambang makna dari data. Data tidak berbicara sendiri dan harus “disiksa” dengan beragam kakas dan model, supaya “mengakui” pesan yang dibawanya.
Seminar pembuka yang dibingkai dengan tema “Genggam Data Kuasai Dunia Menuju Era Otomatisasi” menjadi pembuka rangkaian Satria Data 2022. Tema tersebut valid dan banyak bukti yang bisa dihadirkan untuk mendukungnya. Namun demikian, beberapa catatan dapat diberikan untuk memberikan arah, terkait sikap kita terhadap data dan nilai yang membimbing analisis mahadata (big data).
Sikap terhadap data
Pertama, mari kita konseptualisasi beragam sikap terhadap data. Sikap ini akan sangat terkait dengan keputusan yang kita buat dan hubungannya dengan data.
Paling tidak ada tiga pilihan pendekatan memposisikan data dan keputusan yang kita buat. Yang pertama adalah keputusan yang terdorong-data (data-driven). Frasa ini paling populer digunakan. Pendekatan ini digunakan untuk validasi. Tetapi perlu dilihat, bahwa pendekatan ini cenderung mekanis dan berdasar data yang ada, tanpa melibatkan akal sehat (common sense).
Sebagai contoh, keputusan memberi sanksi akademik kepada mahasiswa hanya melihat data yang ada, tanpa melihat konteks lain. Seorang mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi rendah diberi tafsir tunggal: tidak mampu secara akademik. Pendekatan terdorong-data, tidak akan melihat cerita di belakang data.
Pendekatan yang kedua mengandaikan bahwa keputusan yang kita ambil terinformasi-data (data-informed). Pendekatan ini menggunakan akal sehat dan melihat konteks. Di sini, kita pun berpikir kritis apakah data dapat ekstrapolasi.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengembangkan inovasi. Keputusan pun lebih bersifat organik, dan tidak lagi mekanis hanya berdasar data yang diberikan oleh mesin. Sebagai ilustrasi, seorang mahasiswa dengan indeks prestasi rendah bukan melulu karena bodoh, tetapi bisa jadi karena beban keluarga lain, termasuk menjadi tulang punggung keluarga.
Pendekatan ketiga melangkah lebih jauh, yaitu bahwa keputusan yang kita ambil tersinspirasi-data (data-inspired). Jika dalam pendekatan terdorong-data kita berusaha memahami semua ukuran metriks, maka dalam pendekatan terinspirasi-data ini, kita berusaha mengembangkan cerita dengan angka-angka yang tersedia.
Dalam pendekatan ini, kita pun akan mencoba menggunakan data lain untuk mencari penjelas, dan menghubungkan antartitik dari beragam tilikan yang muncul.
Berdasar pemahaman ini, kasus mahasiswa dengan indeks prestasi rendah yang menjadi tulang punggung keluarga dapat menjadi inspirasi formulasi beragam program intervensi, misalnya. Di sini, kita membangun narasi atau cerita, dan bahkan hipotesis dan mengimajinasi kemungkinan-kemungkinan.
Nilai abadi sebagai bingkai
Kedua, selama ini kita cenderung lebih banyak mendengar dan membaca sisi baik mahadata, dengan segala potensinya. Namun, mahadata dan olahan turunannya bukan tanpa masalah. Ada sisi gelap yang perlu disadari dan dimitigasi (Goodwin, 2016).
Termasuk di dalamnya adalah potensi eksploitasi manusia atas manusia lain, melalui manipulasi opini dan penggiringan perilaku. Manipulasi opini dapat dilakukan dengan penyebaran informasi bohong atau hoaks, yang diamplikasi dengan algoritma tertentu. Penggiringan perilaku juga dimungkinkan dengan penambangan mahadata.
Penggunaan pasukan siber, baik berupa manusia atau akun terautomatisasi untuk melantangkan pesan di dunia maya, adalah salah satu contohnya (Bradshaw, Bailey, & Howard, 2021). Di samping itu, perusahaan-perusahaan kelas dunia yang menggumpulkan data penggunanya, juga sangat mungkin terjerat dalam praktik ini, dan bisa jadi bahkan menjadi strategi bisnisnya (The Economist, 2017). Inilah yang oleh Zuboff (2019) disebut telah menghadirkan kapitalisme pengintaian (surveillance capitalism).
Karenanya, kesadaran akan nilai-nilai abadi menjadi sangat penting untuk memitigasi sisi gelap mahadata. Nilai abadi tersebut termasuk kejujuran, keadilan, dan juga kesetaraan.
Untuk itulah, pengajaran dan implementasi semua algoritma dalam menambang mahadata harus dibarengi dengan penguatan nilai-nilai. Saintis data sudah seharusnya juga orang yang anti-eksploitasi manusia atas manusia lainnya, baik secara ekonomis maupun politik. Kode etik untuk saintis data yang dilengkapi dengan ilustrasi kaya yang meneguhkan kesadaran perlu disusun dan dilantangkan.
Akhirnya, dengan kesadaran penuh atas beragam manfaat dari mahadata, di saat yang sama, manusia dan kemanusiaan harus diselamatkan dari sisi gelap mahadata.
Referensi
Bradshaw, S., Bailey, H. & Howard, P. N. (2021) Industrialized disinformation: 2020 global inventory of organised social media manipulation. Working Paper 2021.1. Oxford, UK: Project on Computational Propaganda.
Goodwin, T. (2016). The dark side of big data. Forbes. Tersedia daring: https://www.forbes.com/sites/tomfgoodwin/2016/07/14/the-dark-side-of-big-data/
The Economist (2017). The world’s most valuable resource is no longer oil, but data. The Economist. Tersedia daring: https://www.economist.com/leaders/2017/05/06/the-worlds-most-valuable-resource-is-no-longer-oil-but-data
Zuboff, S. (2019). The age of surveillance capitalism: The fight for a human future at the new frontier of power. London: Profile Books.
Sambutan pada pembukaan seminar nasional dalam rangkaian Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022 di Universitas Islam Indonesia pada 15 Oktober 2022.
Antisipasi Industri Farmasi Hadapi Resesi Ekonomi Global
Prediksi terjadinya resesi ekonomi global dinilai dapat berdampak pada industri farmasi. Menyikapi hal tersebut, Program Studi Magister Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Webinar Nasional Lecturer Series. Webinar diadakan secara hybrid via platform Zoom Meeting dan luring di lantai 1 Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII pada Minggu (23/10). Pembicara yang hadir yakni Dr. Firman Pribadi, M.Si, seorang pakar ilmu ekonomi sebagai narasumber. Turut hadir Sekretaris Program Studi Farmasi apt. Suci Hanifah, S.F., M.Si., Ph.D., untuk mengisi sambutan sekaligus membuka acara webinar Farmasi tersebut.
Read more
Kerja Keras dan Dedikasi Hantarkan Prof. Is Fatimah Raih Top 2% World Ranking Scientists
Kerja keras dan semangat yang tinggi dalam menekuni bidang penelitian berhasil menempatkan kembali Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., sebagai peraih “Top 2% World Ranking Scientists” versi Stanford University. Pencapaiannya pada ajang pemeringkatan tahunan tersebut tidak lepas dari dedikasi tak kenal lelah dan keseriusannya sebagai seorang peneliti.
Ajang pemeringkatan tahunan Stanford University sendiri memberikan penilaian berdasarkan reputasi hasil publikasi penulis dan dikelola oleh tim peneliti yang terdiri dari Prof. John Ioannidis, Kevin Boyack, dan Jeroen Baas. Pada raihan pemeringkatan tahun ini, Prof. Dr. Is menempati Top 2% untuk kategori capaian Single Year, menjadi salah satu dari 29 orang yang mewakili Indonesia untuk kategori tersebut.
Dikatakan Prof. Is Fatimah bahwa penilaian untuk pemeringkatan tersebut tidak hanya berdasarkan reputasi publikasi, namun juga terdapat penilaian untuk topik yang dipilih. “Pemeringkatan tidak tergantung pada besarnya h-indeks saja, namun juga kriteria konsistensi topik dan posisi sebagai corresponding author”, ungkapnya.
Read more
Mahadata dan Nilai Abadi
Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022 merupakan ajang untuk melakukan para talenda muda di bidang sains data. Kita berharap ajang seperti ini akan menjadikan peserta menyukai untuk bergelut dengan data dan mengembangkan kemampuan menambang makna dari data. Data tidak berbicara sendiri dan harus “disiksa” dengan beragam kakas dan model, supaya “mengakui” pesan yang dibawanya.
Seminar pembuka yang dibingkai dengan tema “Genggam Data Kuasai Dunia Menuju Era Otomatisasi” menjadi pembuka rangkaian Satria Data 2022. Tema tersebut valid dan banyak bukti yang bisa dihadirkan untuk mendukungnya. Namun demikian, beberapa catatan dapat diberikan untuk memberikan arah, terkait sikap kita terhadap data dan nilai yang membimbing analisis mahadata (big data).
Sikap terhadap data
Pertama, mari kita konseptualisasi beragam sikap terhadap data. Sikap ini akan sangat terkait dengan keputusan yang kita buat dan hubungannya dengan data.
Paling tidak ada tiga pilihan pendekatan memposisikan data dan keputusan yang kita buat. Yang pertama adalah keputusan yang terdorong-data (data-driven). Frasa ini paling populer digunakan. Pendekatan ini digunakan untuk validasi. Tetapi perlu dilihat, bahwa pendekatan ini cenderung mekanis dan berdasar data yang ada, tanpa melibatkan akal sehat (common sense).
Sebagai contoh, keputusan memberi sanksi akademik kepada mahasiswa hanya melihat data yang ada, tanpa melihat konteks lain. Seorang mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi rendah diberi tafsir tunggal: tidak mampu secara akademik. Pendekatan terdorong-data, tidak akan melihat cerita di belakang data.
Pendekatan yang kedua mengandaikan bahwa keputusan yang kita ambil terinformasi-data (data-informed). Pendekatan ini menggunakan akal sehat dan melihat konteks. Di sini, kita pun berpikir kritis apakah data dapat ekstrapolasi.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengembangkan inovasi. Keputusan pun lebih bersifat organik, dan tidak lagi mekanis hanya berdasar data yang diberikan oleh mesin. Sebagai ilustrasi, seorang mahasiswa dengan indeks prestasi rendah bukan melulu karena bodoh, tetapi bisa jadi karena beban keluarga lain, termasuk menjadi tulang punggung keluarga.
Pendekatan ketiga melangkah lebih jauh, yaitu bahwa keputusan yang kita ambil tersinspirasi-data (data-inspired). Jika dalam pendekatan terdorong-data kita berusaha memahami semua ukuran metriks, maka dalam pendekatan terinspirasi-data ini, kita berusaha mengembangkan cerita dengan angka-angka yang tersedia.
Dalam pendekatan ini, kita pun akan mencoba menggunakan data lain untuk mencari penjelas, dan menghubungkan antartitik dari beragam tilikan yang muncul.
Berdasar pemahaman ini, kasus mahasiswa dengan indeks prestasi rendah yang menjadi tulang punggung keluarga dapat menjadi inspirasi formulasi beragam program intervensi, misalnya. Di sini, kita membangun narasi atau cerita, dan bahkan hipotesis dan mengimajinasi kemungkinan-kemungkinan.
Nilai abadi sebagai bingkai
Kedua, selama ini kita cenderung lebih banyak mendengar dan membaca sisi baik mahadata, dengan segala potensinya. Namun, mahadata dan olahan turunannya bukan tanpa masalah. Ada sisi gelap yang perlu disadari dan dimitigasi (Goodwin, 2016).
Termasuk di dalamnya adalah potensi eksploitasi manusia atas manusia lain, melalui manipulasi opini dan penggiringan perilaku. Manipulasi opini dapat dilakukan dengan penyebaran informasi bohong atau hoaks, yang diamplikasi dengan algoritma tertentu. Penggiringan perilaku juga dimungkinkan dengan penambangan mahadata.
Penggunaan pasukan siber, baik berupa manusia atau akun terautomatisasi untuk melantangkan pesan di dunia maya, adalah salah satu contohnya (Bradshaw, Bailey, & Howard, 2021). Di samping itu, perusahaan-perusahaan kelas dunia yang menggumpulkan data penggunanya, juga sangat mungkin terjerat dalam praktik ini, dan bisa jadi bahkan menjadi strategi bisnisnya (The Economist, 2017). Inilah yang oleh Zuboff (2019) disebut telah menghadirkan kapitalisme pengintaian (surveillance capitalism).
Karenanya, kesadaran akan nilai-nilai abadi menjadi sangat penting untuk memitigasi sisi gelap mahadata. Nilai abadi tersebut termasuk kejujuran, keadilan, dan juga kesetaraan.
Untuk itulah, pengajaran dan implementasi semua algoritma dalam menambang mahadata harus dibarengi dengan penguatan nilai-nilai. Saintis data sudah seharusnya juga orang yang anti-eksploitasi manusia atas manusia lainnya, baik secara ekonomis maupun politik. Kode etik untuk saintis data yang dilengkapi dengan ilustrasi kaya yang meneguhkan kesadaran perlu disusun dan dilantangkan.
Akhirnya, dengan kesadaran penuh atas beragam manfaat dari mahadata, di saat yang sama, manusia dan kemanusiaan harus diselamatkan dari sisi gelap mahadata.
Referensi
Bradshaw, S., Bailey, H. & Howard, P. N. (2021) Industrialized disinformation: 2020 global inventory of organised social media manipulation. Working Paper 2021.1. Oxford, UK: Project on Computational Propaganda.
Goodwin, T. (2016). The dark side of big data. Forbes. Tersedia daring: https://www.forbes.com/sites/tomfgoodwin/2016/07/14/the-dark-side-of-big-data/
The Economist (2017). The world’s most valuable resource is no longer oil, but data. The Economist. Tersedia daring: https://www.economist.com/leaders/2017/05/06/the-worlds-most-valuable-resource-is-no-longer-oil-but-data
Zuboff, S. (2019). The age of surveillance capitalism: The fight for a human future at the new frontier of power. London: Profile Books.
Sambutan pada pembukaan seminar nasional dalam rangkaian Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022 di Universitas Islam Indonesia pada 15 Oktober 2022.
Menyiapkan Diri Menyambut Digitalisasi Pendidikan di Era 5.0
Meski dihantam Pandemi Covid-19, Indonesia terus mengalami digitalisasi yang pesat dalam banyak aspek, termasuk pendidikan. Pembelajaran jarak jauh tak akan mampu diselesaikan tanpa teknologi sebagai jembatan penghubungnya. “Memasuki era 5.0 bidang pendidikan dituntut untuk kolaborasi,” disampaikan oleh Beni Suratno, S.T., M.Soft.Eng., Direktur Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) di acara Webinar LABMA Scientific Fair pada Sabtu (22/10).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pada era 5.0 kelak menonjolkan kompetisi bukan prioritas lagi, melainkan kolaborasi. Tantangan saat ini adalah pemilahan informasi. Berlimpahnya informasi yang ada, menantang kita untuk mencari informasi yang bermanfaat. Terhadap perubahan tersebut, seorang manusia harus bersikap aktif dan responsif. Kepedulian terhadap isu-isu baik lokal maupun global yang berdampak pada kehidupan.
Read more
IKI UII Ajak Sadari Pentingnya Menjaga Kesehatan Lansia
Ikatan Keluarga Ibu-Ibu Universitas Islam Indonesia (IKI UII) mengadakan pertemuan dalam rangka memperkuat ukhuwah Islamiyah, pada Jumat (21/10) di Auditorium Abdul Kahar Muzakkir Kampus Terpadu UII. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya dengan Talk Show Spesial bersama Dr. Aisah Indati, MS., Psikolog yang bertema “Bahagia Menjadi Lansia” dan dimoderatori oleh Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi UII, Dr. Nita Tri Mulyaningsih, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, kali ini Hadroh IKI UII juga turut memberikan penampilan terbaiknya. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Dekan FPSB UII, Dr. Phil. Qurotul Uyun,M.Si., Psikolog yang menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia serta hadirin, “Harapan kami mudah-mudahan menjadi ajang silaturahmi, ibu-bu semua, para ibu-ibu karyawan dan juga istri-istri para karyawan. Semoga silaturahmi ini bisa memberikan tambahan kebahagiaan dan keberkahan dari Allah Swt.,” tuturnya.
Read more
Membangun Jaringan dan Berkolaborasi Tingkatkan Riset di Indonesia
Riset merupakan sebuah kebutuhan yang harus dilakukan baik oleh institusi pemerintah, perguruan tinggi maupun pihak swasta. Ketika riset telah terlaksana, maka konferensi merupakan salah satu ajang untuk menguji riset tersebut. Konferensi sendiri tidak hanya semata-mata ditujukan sebagai ajang penilaian riset namun juga harus dimaknai sebagai ajang mencari partner untuk berkolaborasi. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Islam Indonesia (UII), Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D.
Ia menyampaikannya pada pembukaan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bertema Teknologi Pengolahan dan Pengembangan Material Maju. Acara berlangsung di Grand Zuri Malioboro Hotel Yogyakarta pada Kamis (20/10).
Read more
UII Masuk Pemeringkatan Times Higher Education World University Rankings 2023
Universitas Islam Indonesia (UII) masuk Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2023. Ini adalah pertama kalinya kampus pionir pendidikan tinggi di Indonesia tersebut masuk radar lembaga pemeringkatan yang bermarkas di London, Inggris.
Secara rinci, UII berada di rentang 1.501+ dunia, 14 besar nasional, peringkat kedua perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Demikian rilis resmi yang diberikan oleh Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A., Kepala Bidang Akademik dan Organisasi, Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP)/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan, UII kepada Bidang Hubungan Masyarakat, UII.
Read more
UII Fasilitasi Pertemuan Kerja Sama Dengan University of California Davis
Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi tuan rumah dalam Partnership Meeting antara University of California Davis, Amerika Serikat dengan beberapa Perguruan Tinggi Dalam Negeri (PTDN) yang mengirimkan mahasiswanya dalam program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA). Acara partnership meeting ini dihadiri oleh para pimpinan fakultas UII, perwakilan IISMA serta perwakilan Kantor Urusan Internasional dari beberapa perguruan tinggi seperti UGM, UNY, UMY hingga UNAIR. Pertemuan berlangsung di GKU Prof. dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII pada Senin (17/10).
Read more
IBISMA UII Turut Tingkatkan Kapasitas Startup Bersama Kemenkop UKM
Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyelenggarakan Workshop Proyeksi dan Strategi Pengembangan Bisnis dalam rangka Peningkatan Kapasitas Startup pada (17/10) di Hotel Grand Tjokro Yogyakarta.
Bagus Panuntun, S.E., MBA. selaku Kepala IBISMA UII menyampaikan terima kasih atas adanya program ini untuk berkolaborasi dengan penta helix. Ia berharap agar teman-teman startup dapat berdiri sendiri serta saling mendukung bisnis dan kewirausahaan di wilayah DIY.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi, M.M.A. dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Yogyakarta sudah mencapai angka wirausaha sebesar 3,37% dari target capaian 4% di tahun 2024. Walaupun begitu, masih banyak tantangan yang perlu diselesaikan, terutama daerah perbukitan yang ketimpangannya sangat tinggi.
Read more
Tingkatkan Kolaborasi, UII Jalin Kerja Sama dengan ITSNU dan UWH
Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan Penandatangan Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua universitas sekaligus, yakni Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan dan Universitas Wahid Hasyim (UWH). Acara berlangsung di Gedung Prof. Dr. Sardjito, UII pada Senin, (17/10).
Penandatangan MoU dilakukan langsung oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor ITSNU Dr. Haryadi, M.Sc., dan Rektor UWH Prof. Dr. H. Mudzakir Ali, M.A. Penandatangan MoU diawali antara pihak UII dengan ITSNU, kemudian dilanjutkan antara UII dan UWH.
Read more