PPAr UII Dan Dinas PUPKP Kota Yogyakarta Revitalisasi Wilayah Kampung Lampion Kotabaru

Program Profesi Arsitek Universitas Islam Indonesia bersama dengan dinas PUPR Kota Yogya melakukan kick off revitalisasi Kawasan Kumuh Kampung Lampion RT.18 RW.4 di daerah Kotabaru, tepi Sungai Code pada Kamis (03/07). Turut hadir dalam acara tersebut Walikota Yogyakarta, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Ketua Program Profesi Arsitek UII, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Kepala Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, pejabat struktural di lingkungan pemerintah Kota Yogyakarta, hingga ketua RT dan RW.

“Jadi kampung ini dinamakan dengan Kampung Lampion karena banyak sekali dihiasi dengan lampion-lampion. Kemudian pada saat ini kami dari dinas PUPKP bekerjasama dengan UII dan UKDW untuk menata bareng-bareng kampung lampion ini. Saat ini untuk kondisinya rumah-rumah ini masih mepet dengan sungai. Harapannya nanti semua rumah yang ada disini mendapatkan akses jalan. Jadi nanti ada jalan 3 meter mepet jalan nanti tembus ke jembatan kleringan,” Jelas Umi Akhsanti, S.T., M.T., Kepala DPUPKP Kota Yogyakarta.

Di tahap pertama, ungkap Umi, akan ada revitalisasi 10 rumah, 6 diantaranya dibiayai dengan dana APBD, kurang lebih 1 Miliar, kemudian 4 lainnya dibantu oleh yayasan SPARC dari India dan SPEC Indonesia senilai 580 juta rupiah. “Untuk perancangan kawasan, kita dibantu oleh teman-teman dari UII. Kemudian untuk tanah, karena ini sultan ground, kita meminta izin dari Kanjeng Suryo, untuk ditata. Masyarakat juga akan mendapat kekancingan sesuai dengan lokasi yang baru,” ujarnya.

Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D.,sebagai Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII mengatakan program ini mengawali juga program kickoff dari India di Indonesia, yaitu SPARC (Society for the Promotion Area Resources Center), sebuah LSM internasional berbasis di Mumbai, India, yang sudah menjadi mitra UII dalam 2 tahun terakhir ini. SPARC ini mengalokasikan dana untuk revitalisasi permukiman kumuh berskala internasional, di india sudah berjalan, dan di luar India ini yang pertama.

Menurut Wiryono, program ini bukan hanya sebagai Slum Upgrading, tetapi sebagai laboratorium untuk belajar bersama.  Program ini akan menjadi media pembelajaran untuk program serupa di negara lain, salah satunya Brazil. “Ini juga mengingatkan kita semua bahwa sebenarnya pendekatan untuk menyelesaikan masalah perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah bukan hanya produksi rumah baru, melainkan juga meningkatkan kualitas perumahan yang sudah ada.” tegasnya.

Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) selaku Walikota Yogyakarta, dalam sambutannya menyebutkan bahwa Kotabaru harus ditertibkan secara riil. “Harus ditertibkan, sayap-sayapnya juga perlu ditertibkan, nanti akan menjadi full pedestrian, untuk wisata, Kotabaru harus bersih, tebing-tebing sungai ini harus bersih,” ucapnya dengan semangat.

Hasto menyebutkan bahwa dalam masa jabatannya sebagai walikota, Ia berharap penertiban wilayah 3 sungai utama di Daerah Kota Yogyakarta yakni Kali Code, Kali Winongo dan Kali Gajah Wong dapat dimulai sesegera mungkin. “Kita harus membersihkan sungai, saya sebagai dokter ya malu, ko kalinya reget (kotor-red),” jelas Hasto.

Acara kemudian dilanjut dengan pemotongan tumpeng oleh Walikota dan pembongkaran secara simbolis jendela serta genteng salah satu rumah yang akan direvitalisasi. (MNDH/AHR/RS)