Seminar Karir UII Angkat Isu Peduli Lingkungan
Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Career Seminar pada Sabtu (17/05) dengan mengangkat tema “Redefining Career for Impact: From Passion to Contribution” di Ruang Auditorium Lt. 5 Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII. Para peserta yang hadir dalam acara tersebut mendapatkan berbagai pengetahuan berharga dari dua narasumber, Khalifah Nur Ridayanti, S.T (CSR Sustainability PT Noovoleum Indonesia) dan Rafa Jafar (Founder dan CEO eWasteRJ). Kedua narasumber memiliki antusiasme dan profesionalitas dalam upaya menjaga keberlangsungan lingkungan.
Allan Fatchan Gani Wardana, S.H., M.H. selaku Direktur Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) UII secara resmi membuka dan memuji penyelenggaraan acara Career Seminar yang kini mengangkat tema kehijauan yang unik dan menarik. Tema keberlangsungan lingkungan yang diangkat Career Seminar kali ini dihubungkan dengan materi peluang karir adalah perpaduan yang kreatif untuk menunjukkan bahwa bekerja tidak hanya soal mencari nafkah, namun juga makna bagi sekitarnya.
Penyampaian materi pertama diawali oleh Khalifah Nur Ridayanti S.T yang juga merupakan alumni Prodi Teknik Kimia UII pada Career Seminar tersebut dan dibersamai oleh Almazya Ayesha selaku moderator.
Khalifah menceritakan kilas baliknya saat masih berkuliah ketika ia beserta teman-temannya mencetuskan pendirian Society of Renewable Energy (SRE) di UII. Berdirinya SRE di UII berawal dari informasi-informasi yang Khalifah dapatkan ketika membangun relasi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sesuai dalam berbagai kegiatan yang dilakukannya. Dari sana Khalifah memiliki tekad dan kemauan yang kuat untuk berkontribusi lebih terhadap lingkungan dengan mendirikan SRE. Khalifah menekankan bahwa relasi yang baik dan kemauan yang kuat akan memberikan kesuksesan.
Khalifah menerangkan bahwa masih banyak orang menganggap bahwa bekerja itu hanya untuk sekadar mencari uang. Menurutnya, bekerja tidak hanya soal mencari nafkah, namun juga bagaimana memberikan makna bagi sekitarnya.
Selain itu, Khalifah juga menegaskan berbagai kecerdasan sosial akan memberikan nilai lebih dalam karir, seperti kemampuan public speaking dan komunikasi. “Tidak hanya sekadar bisa berbicara di depan orang lain. Namun, bagaimana cara kita bertukar pikiran dengan orang lain, menjaga hubungan baik itu sangat penting dalam dunia kerja,” terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa potensi profesi yang memberikan kontribusi bagi keberlangsungan lingkungan tidak hanya dimiliki lulusan teknik kimia maupun lingkungan. Seluruh bidang ilmu memiliki kontribusi masing-masing dalam penjagaan lingkungan baik itu hukum, ekonomi, komunikasi, dan lainnya.
Kolaborasi adalah hal yang sangat penting bagi lingkungan kerja saat ini, sehingga kemampuan membangun relasi sangat dibutuhkan. “Dimanapun kita berpijak, berkomunikasi kepada siapapun dengan baik sangat penting karena bisa saja seseorang tersebut bisa membantu kita dan menjadi rekan kerja kita kedepannya,” sebut Khalifah.
Penyampaian materi selanjutnya dijelaskan oleh Rafa Jafar. Aktivis lingkungan dan pengusaha muda yang juga merupakan mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini membagikan insight yang melatarbelakangi dirinya mendirikan eWasteRJ.
Awalnya, ia selalu memikirkan kemana setiap barang elektronik yang sudah tidak terpakai dibuang. Menurutnya, membuang sampah elektronik itu menyebabkan pencemaran lingkungan dan racun yang memiliki risiko penyakit jangka panjang bagi manusia yang terpapar. Rafa kemudian menemukan bahwa solusi dari permasalahan sampah elektronik adalah mass recycling dan penerapan ekonomi sirkular.
Solusi-solusi ini ditawarkan oleh EwasteRJ yang bergerak untuk memberikan solusi bagi para stakeholder dalam rantai daur ulang sampah elektronik untuk membuat sistem ekonomi sirkular. “Jadi, sekarang banyak bahan baku dasar sudah tidak perlu ambil dari alam lagi, tapi dari daur ulang sampah. Sebetulnya ada resources dari sampah-sampah ini yang dari kita masih banyak mengabaikannya. Padahal, semua barang elektronik yang dibuang bisa menjadi bahan ekonomi sirkular,” jelasnya.
Dalam acara Career Seminar, Rafa sendiri mengajak para peserta untuk berkontribusi dalam gerakan peduli lingkungan dengan mengumpulkan sampah elektronik lewat EwasteRJ. Di lokasi Career Seminar, EwasteRJ menyediakan tempat pengumpulan sampah elektronik yang menampung mulai dari kabel pengisi daya hingga handphone yang sudah tidak terpakai. (AAU/AHR/RS)