CILACS UII Adakan Studi Ekskursi BIPA untuk Mahasiswa Internasional

Center for International Language and Cultural Studies (CILACS) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan studi ekskursi untuk Mahasiswa Internasional Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Angkatan 2023 yang mengikuti program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilaksanakan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga pada Senin-Rabu (28-30/4).

Kegiatan yang diikuti oleh lima mahasiswa internasional KNB yakni Fazli Elahi dan Usama Ahmad Khan dari Pakistan, Muhammed Fatty dari Gambia, Mqinisi Sibanda dari Zimbabwe, serta Murokib Kode dari Thailand ini dilakukan untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap bahasa, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia secara langsung.

Jenis kegiatan yang dilakukan mencakup menghadiri seminar mini tentang seni budaya, kunjungan ke berbagai situs sejarah, observasi terhadap kehidupan masyarakat lokal, belajar bela diri tradisional seperti pencak silat, mengunjungi UMKM lokal untuk menyaksikan cara pembuatan produk, mengunjungi tempat ibadah serta sekolah yang merupakan cagar budaya, serta melakukan percakapan santai dengan warga setempat maupun keluarga asuh.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa internasional tidak hanya belajar Bahasa Indonesia secara teoretis di kelas, tetapi juga menggunakannya dalam konteks nyata melalui interaksi langsung dengan penutur asli, yakni masyarakat Indonesia yang ditemui di sekitar kampus UKSW dan lokasi kunjungan diantaranya Rumah Khalwat RONCALLI Salatiga, UMKM Ting-Ting Gepuk Cap Klenteng, Kedai Ronde Ny. Ong, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga, Prasasti Plumpungan, dan Museum Salatiga, serta SMP Negeri 1 Salatiga.

Usama yang merupakan salah satu mahasiswa BIPA UII mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal membantunya untuk menjadi lebih percaya diri dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-harinya selama menempuh pendidikan di UII.

Selain itu, saya jadi lebih mengerti budaya Indonesia, bukan hanya dari buku, tapi dari pengalaman langsung seperti saat belajar pencak silat dan mencicipi makanan tradisional Salatiga. Menurut saya, ini salah satu cara belajar yang menyenangkan dan efektif,” ungkap Usama. (NJS/AHR/RS)