Tahan Diri Sebarkan Informasi Pandemi

Informasi pandemi - berita UII

Tak terasa Ramadhan sudah memasuki hari ke-13. Walaupun masih dalam situasi keprihatinan pandemi Covid-19, alangkah baiknya kita harus tetap semangat dan berjuang dalam mempersembahkan amal terbaik. Kali ini Rabu (6/5), Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Agama Islam Universitas Islam Indonesia (DPPAI UII) memberikan kajian onlinenya di channel Youtube yang diisi Ustadz Subhan Afifi.

Menurut Ustadz Subhan Afifi, selain menghadapi pandemi Covid-19, kita juga menghadapi masalah infodemics. Infodemics adalah situasi dimana dunia sedang berlimpah dengan informasi. Terdapat keberlimpahan informasi yang sangat banyak dan melimpah luas.

Kondisi itu membuat masyarakat kesulitan dalam mengambil keputusan atau membuat antisipasi terhadap situasi yang sedang dihadapi. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyebut bahwa istilah infodemics memiliki bahaya yang lebih besar ketimbang virus itu sendiri.

Informasi yang bergerak tidak kalah cepat dengan penyebaran Covid-19. Maka berita yang beredar di media sangat mengerikan terlebih apabila informasi tersebut adalah hoax atau palsu. Hal tersebut terjadi karena terdapat mis-informasi, mis-komunikasi, bahkan ujaran kebencian terhadap pihak lain.

“Semua ini merupakan wabah yang mesti kita hadapi juga,” ujar Ustadz Subhan Afifi.
Rasulullah SAW sudah mengingatkan kepada umatnya tentang bahaya dis-informasi. Dalam sebuah hadistnya, Rasulullah bersabda: “Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5)

Ia pun menambahkan jika kita mengatakan sesuatu yang sudah jelas ketidakbenarannya, maka termasuk dalam golongan pendusta. “Begitu kita menyebarkan informasi bohong dengan enteng dan mudahnya, maka ini sudah bisa disebut dengan pendusta,” tegasnya.

Terlebih pada masa pandemi ini, membuat informasi yang sulit untuk dimengerti dan menjadi informasi yang tidak pasti. Untuk itu, sebagai manusia yang cerdas maka ketika kita mendengarkan informasi apapun jangan langsung diterima bahkan disebarkan.

Ada proses klarifikasi, tabayyun, atau cek and ricek. “Ramadhan kali ini kita diingatkan untuk menahan diri sekaligus menata hati agar selalu diarahkan untuk taat kepada Allah SWT,” pesannya.

Selain menjaga diri dan menata hati, tentu kita juga harus menjaga jari jemari. “Jempol kita ini akan sangat mudah menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenaran informasi, gampang membagikan tapi lupa melakukan saring sebelum sharing,” jelasnya.

Maka terus berhati-hati dan mari tingkatkan kualitas Ramadhan kali ini dengan menahan diri untuk tidak menjadi bagian dari penyebar informasi palsu. (SF/ESP)