UII Sambut Delegasi Universiti Malaya dalam Entrepreneurship & Cultural Program 2025

Universitas Islam Indonesia (UII) menyambut kedatangan delegasi dari Universiti Malaya (UM), Malaysia, dalam rangka pelaksanaan Entrepreneurship & Cultural Program (ECUP) 2025. Program yang diikuti oleh 20 mahasiswa dan 2 dosen pendamping ini dikoordinatori oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII bekerja sama dengan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII sebagai bentuk sinergi dalam memperkuat inisiatif internasionalisasi kampus pada Senin (24/11) di Gedung Kuliah Umum Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII.

Acara pembukaan yang berlangsung di Gedung Kuliah Umum (GKU) UII diawali dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Dr. Wiryono Raharjo. Dalam pidatonya, Dr. Wiryono menyampaikan antusiasme UII dalam menyambut delegasi Universiti Malaya, serta menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk memperluas wawasan mahasiswa. Ia menambahkan bahwa ECUP merupakan ruang strategis untuk memperkenalkan mahasiswa pada semangat kewirausahaan sekaligus memperkaya pengalaman lintas budaya yang sangat relevan di era global.

Sambutan kedua disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni, FBE UII, Dr. Ahmad Tohirin, yang menegaskan komitmen FBE untuk terus mengembangkan kegiatan internasional yang memberikan dampak nyata bagi mahasiswa. Ia menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa dan dosen pendamping dari Universiti Malaya membuka kesempatan bagi kedua institusi untuk saling bertukar gagasan, belajar bersama, serta memperkuat jejaring akademik dalam suasana kolaboratif yang positif.

Selama pelaksanaan program, peserta ECUP akan mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman komprehensif tentang kewirausahaan dan budaya lokal Yogyakarta. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi kunjungan budaya ke Kraton Yogyakarta untuk memahami sejarah dan tradisi Kesultanan Yogyakarta, serta perjalanan ke Candi Borobudur untuk mengeksplorasi salah satu monumen warisan dunia UNESCO yang sarat nilai sejarah dan filosofis. Selain itu, peserta juga mengunjungi Project Bahasa Indonesia, sebuah inisiatif kewirausahaan sosial yang mengolah minyak jelantah menjadi lilin dan produk kreatif lainnya.

Program ECUP turut dilengkapi dengan tur kampus UII, kegiatan komunikasi lintas budaya, serta berbagai sesi akademik yang memungkinkan mahasiswa Universiti Malaya dan UII berinteraksi dalam suasana edukatif dan inspiratif. Melalui pengalaman kolaboratif ini, UII berharap program ECUP dapat memperkuat hubungan institusional dengan Universiti Malaya serta membuka peluang kerja sama yang lebih luas dalam bidang pendidikan, riset, dan pengembangan mahasiswa di masa mendatang. (NI/AHR/RS)