,

UII Sambut Hangat Delegasi R20 di Candi Kimpulan

Universitas Islam Indonesia (UII) menyambut hangat kunjungan delegasi Religion of Twenty atau R20 di Candi Kimpulan, Gedung Perpustakaan Moh. Hatta pada Sabtu (5/11). R20 adalah forum pertemuan para pemimpin agama dan sekte sedunia guna menyatukan pandangan dan mencari jalan keluar dari berbagai persoalan global. Delegasi R20 yang terdiri dari 100 orang mendapat kesempatan menyaksikan harmonisasi berupa bangunan Candi Hindu yang terawat dengan baik di lingkungan universitas Islam. Para delegasi juga diajak mengunjungi Museum UII yang menceritakan sejarah perjalanan kampus nasional tertua di Indonesia ini.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa sebagai tuan rumah UII mengusung misi untuk melenggangkan pesan harmoni, saling menghargai dan persaudaraan bersama semua organisasi agama dunia. 

Ia menegaskan bahwa perbedaan merupakan keniscayaan namun bukan berarti bahwa dunia tidak bisa bersatu karena perbedaan tersebut. Ia pun menuturkan bahwa pesan perdamaian yang diusung R20 bukan perjuangan sekali jalan namun membutuhkan upaya yang berkesinambungan. Pesan itu menurutnya harus kerap dilantangkan untuk mengedukasi umat bahwa perdamaian penting diwariskan untuk generasi selanjutnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan meski kunjungan ke Candi Kimpulan UII dihadiri tokoh atau pimpinan organisasi agama, namun harapannya pesan yang dibawa dapat membumi hingga akar rumput sehingga bisa mewujud dan menyata di kalangan luas.

Fathul Wahid juga menyampaikan posisi UII sebagai sebuah kampus yang terbuka untuk semua agama baik Islam maupun umat lain karena UII milik bangsa. “Saya senang ketika kawan-kawan non-muslim yang kuliah di UII bisa merasa aman dan mendesain masa depan bersama UII.” Ujarnya. 

Terkait dengan kelestarian Candi Kimpulan di UII, ia menyatakan bahwa kehadirannya membawa dua pesan bermakna bagi UII. Pertama, UII mencoba untuk menghargai masa lalu karena keberadaan generasi saat ini juga sumbangsih dari generasi pendahulu sebagaimana candi yang telah lebih dulu ada sebelum UII. Pesan kedua yakni mengenai kesetaraan dalam konteks mayoritas dan minoritas. Ia meyakini mayoritas harus memberikan ruang untuk berkembang bagi minoritas sehingga keduanya dapat setara dan saling mengisi.

Sementara itu, Prof. Dr. Dr. Thomas Schirrmacher, selaku Secretary General & CEO, World Evangelical Alliance yang hadir di UII berpendapat acara ini adalah contoh yang sempurna tentang tujuan R20 yang menggambarkan agama bukan semata catatan kaki di tengah masyarakat.

Lebih dari itu, agama punya kemampuan membentuk pola pikir masyarakat dan di saat yang sama juga harus menentukan arah pikirannya saat ini. “Apakah mereka (red. agama) menginginkan kekerasan, pertikaian, perang, dan membuat masalah atau mereka menginginkan perdamaian, toleransi, dan bekerja bersama”, tegasnya.

Ia menyampaikan bagaimana kunjungan ke UII yang di dalamnya terawat sebuah Candi Hindu menjadi gambaran mengenai Islam di Indonesia sekaligus contoh yang yang baik terkait toleransi keyakinan. “Saya berharap pengaruh Indonesia benar-benar pergi jauh melampaui tidak sekedar pada even ini namun juga menjadi contoh bagi banyak negara lain bahwa sangat mungkin memiliki identitas keagamaan namun tetap sangat toleran.” Pungkasnya. (AP/ESP)