UII Terima 105 Mahasiswa Temasek Polytechnic dalam Program GSOST

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi internasional melalui penyelenggaraan program Global Study Overseas Study Trip (GSOST) bersama Temasek Polytechnic Singapore. Acara yang berlangsung pada Kamis, 15 Mei 2025 ini dihelat di  Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito, Kampus Terpadu UII dan dihadiri oleh 105 mahasiswa serta staf pendamping dari Temasek Polytechnic, bersama dosen, staf, dan mahasiswa UII.

Program ini menjadi bagian penting dari agenda internasionalisasi UII yang bertujuan untuk membangun pemahaman lintas budaya, mendorong pembelajaran kolaboratif, serta mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan global. Melalui sesi akademik, diskusi kelompok, hingga kegiatan sosial dan interaktif, acara ini dirancang sebagai ruang saling belajar yang inklusif dan memperkuat nilai-nilai kewarganegaraan global.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini dan menyambut hangat seluruh peserta dari Temasek Polytechnic. Ia menegaskan pentingnya kerja sama internasional sebagai jembatan menuju pengembangan akademik dan penguatan karakter mahasiswa.
“We believe that partnerships like this are not only about academic exchange but also about building a better understanding of the world we live in,” ujar Wiryono. “It is our hope that through this visit, all of you will experience the richness of Indonesian culture and the warmth of our community.”

Sambutan dari pihak Temasek Polytechnic disampaikan oleh perwakilan rombongan, Mr. Denesh Sreedharan, yang mengungkapkan rasa terima kasih atas penerimaan hangat dari keluarga besar UII. Ia menyatakan bahwa pengalaman belajar lintas negara ini menjadi peluang berharga bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dan menjalin relasi global.
“It is always an enlightening experience to step out of our own environments and learn from others. UII has given us not only academic insights but also heartfelt hospitality,” ucap Denesh. “We are grateful for this opportunity to share and grow together.”

Sesi materi pertama dibawakan oleh Rina Desitarahmi, S.Pd., M.Hum., dengan topik Understanding Culture and Identity. Dalam pemaparannya, Rina mengajak peserta untuk mengenal budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta, melalui tradisi seperti sinoman dan salim, serta pentingnya menghargai keberagaman. Suasana cair dan interaktif semakin terasa saat sesi permainan budaya antara Indonesia dan Singapura digelar.

“The most important thing when it comes to cultural differences between places is to understand and respect them, as this helps strengthen the bonds of friendship and unity among us,” kata Rina, menutup materinya. “Embracing diversity allows us to learn from each other and build a more inclusive and harmonious community.”

Pembicara kedua, Mukhammad Andri Setiawan, Ph.D., membawakan topik Managing Digital Life for Well-Being. Ia mengungkapkan kekhawatiran atas waktu berlebihan yang dihabiskan remaja di depan layar, khususnya media sosial, dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik.

“Without clear boundaries, excessive use of smartphones—especially social media—can harm our physical and mental well-being, despite the fact that technology, when used wisely, offers valuable opportunities for growth and learning,”ungkap Andri. Ia mengakhiri dengan pernyataan yang menjadi refleksi bersama: “Technology should improve your life, not become your life.”

Setelah pemaparan materi, peserta dibagi dalam sepuluh kelompok untuk membuat poster bertema penggunaan media sosial yang cerdas, bijak, dan berempati. Poster-poster tersebut dipresentasikan satu per satu, membuka ruang diskusi dan refleksi tentang dampak teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penilaian, tiga kelompok terbaik mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi kreativitas dan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga ruang digital yang sehat.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana edukasi yang menguatkan kesadaran kolektif tentang pengelolaan digital yang sehat di era teknologi. Melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif, program GSOST berhasil mempererat hubungan lintas budaya antara mahasiswa UII dan Temasek Polytechnic.

Harapannya, pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh selama program ini dapat mendorong mahasiswa untuk terus membuka wawasan, menghargai keberagaman, dan memanfaatkan teknologi secara bijak. Dengan demikian, UII semakin konsisten membentuk generasi yang kompeten, berwawasan global, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (IMK/AHR/RS)