,

Wisuda 820 Lulusan, Rektor UII Ingatkan untuk Jaga Relevansi

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Wisuda Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma Periode VI Tahun Akademik 2022/2023 di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Acara yang dilaksanakan selama dua hari, yakni Sabtu dan Ahad (29-30/07) tersebut mewisuda sejumlah 820 lulusan.

Wisuda periode ini meluluskan sebanyak 17 ahli madya, 705 sarjana, 95 magister, serta 3 doktor. Terdapat perwakilan penerima penghargaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada tiap jenjang, seperti Evi Grediani dari Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) dengan perolehan IPK 3,95, serta Beti Yuliani dari Program Studi Magister Ilmu Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dengan IPK 3,98.

Adapun pada jenjang sarjana diraih oleh Umi Dinurri’anah dari Program Studi Ekonomi Islam, FIAI dengan angka IPK 3,99, dan diploma oleh Riskayati dari Program Studi Analisis Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan raihan IPK 3,91.

Dalam amanatnya, Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mengimbau agar alumni dapat mempertahankan relevansinya di masyarakat. Mengenai itu, Prof. Fathul menyampaikan tiga langkah yang dapat ditempuh, dimulai dengan berani untuk berpikir ulang (rethinking) dan melupakan pelajaran lama (unlearning). Sikap ini membutuhkan kesediaan untuk mempertimbangkan perspektif yang berbeda.

“Perspektif lama sangat mungkin tidak relevan lagi. Kita juga bisa menemukan kelemahan pelajaran yang kita dapatkan karena sumber yang tidak terpercaya, menemukan bukti baru, ada masalah ketika dijalankan, atau karena refleksi mendalam kita sendiri. Ini mirip dengan meninggalkan amalan yang selama ini kita lakukan, karena ternyata berdasar hadis palsu,” ucapnya.

Adapun langkah kedua adalah membiasakan budaya saintis untuk berpikir ulang secara terus-menerus. Meski peran kelak tidak sebagai saintis, hal ini penting dikarenakan budaya saintis mendorong upaya untuk selalu menguji dan mempertanyakan, sehingga tidak mudah terjebak di dalam asumsi.

“Mengapa hoaks bisa menyebar dengan cepat? Salah satunya adalah karena banyak pengguna media sosial tidak berpikir seperti saintis, bahkan di kalangan saintis. Kesadaran harus dijaga, karena profesor pun kadang lupa kalau dia seorang saintis,” tuturnya.

Ketiga adalah dengan membedakan budaya kinerja (culture of performance) serta budaya pembelajaran (culture of learning). Menurutnya, apabila budaya ini disalahpahami, ia dapat melemahkan proses pembelajaran dan justru berpotensi memberi toleransi terhadap sikap yang tidak etis. 

“Sebagai ilustrasi, ketika menjadi juara kelas adalah tujuan dan segala-galanya, dan bukan dianggap sebagai dampak karena menyelesaikan pekerjaan rumah dan ujian dengan baik, maka tidak jarang banyak godaan di sana. Dan apa akibatnya? Seringkali menghalalkan semua cara untuk berbuat curang dan bahkan menghinakan orang lain,” katanya.

Selain itu, acara wisuda juga menghadirkan perwakilan dari Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII, yakni Joni Irwan, S.H., M.H. serta Rudi Hermanto, S.H., M.H., CLA. Pada sambutannya, Pak Joni selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) IKA UII Provinsi Riau memberi pesan agar alumni tidak merasa puas dengan ilmu yang didapat.

“Jangan puas dengan keadaanmu. Majulah tanpa henti. Dengan tujuan yang teguh, berdoalah kepada Allah untuk membawamu dari keadaanmu saat ini menuju ke yang berikutnya. Dalam segala keadaan, lakukanlah sesuatu dengan ikhlas dan jujur,” pesannya.

Sehubungan dengan hadirnya beragam peran di masyarakat, beliau menyampaikan tata cara sehingga alumni dapat memiliki kemampuan adaptasi yang baik. “Pertama, berpikirlah secara terbuka. Open mindset. Kedua, memiliki karakter yang baik. Good character. Ketiga, mempunyai kebiasaan baik. Good habit. Keempat, berperilaku yang baik. Good attitude. Dan kelima, memiliki impian yang besar. Big dream,” sebutnya.

Akhir kata, beliau berpesan agar para wisudawan dapat meneruskan perjuangan UII dalam menebar manfaat. “Semoga para wisudawan-wisudawati menjadi tonggak peradaban dalam mewujudkan Universitas Islam Indonesia sebagai universitas rahmatan lil ‘alamin. Semoga seluruh wisudawan, Anda menjadi panji-panji UII yang turut memberikan cahaya penerangan untuk menebarkan manfaat dan menghadirkan maslahat umat,” pungkasnya. (JRM/ESP)