UII Terima Lawatan Kerja BKSAP DPR-RI
Universitas Islam Indonesia menerima kunjungan kerja dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) pada Kamis (26/06) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Delegasi lawatan kerja ini yaitu Bramantyo Suwondo, M.IR dan Amelia Anggraini disambut langsung oleh Rektor UII, Fathul Wahid.
Mengambil tema “Peran Diplomasi Soft Power (P to P) melalui Pertukaran Mahasiswa antar Bangsa”, BKSAP DPR-RI ingin kunjungan kerja ini tidak hanya sebagai lawatan simbolis saja, tetapi bisa mengajak sivitas akademika perguruan tinggi untuk memberikan sumbangsih pikiran dan ide agar hubungan antar bangsa dalam terjalin dengan baik sehingga pendidikan antar bangsa menjadi lebih maju.
Dalam sambutannya, Fathul Wahid menyampaikan bahwa UII sejak berdirinya telah melakukan banyak ikhtiar dalam melakukan diplomasi soft power dengan mengundang duta besar maupun duta besar Indonesia untuk negara sahabat. Lebih dari itu, UII juga sering menjadi delegasi dalam dialog antar iman.
“Kebetulan kami (UII -red) juga punya tempat yang pas untuk itu karena kami adalah kampus Islam yang merawat candi Hindu dari abad ke-10. Kami temukan dan kami rawat pada 2010 ketika membangun gedung perpustakaan sampai saat ini. Itu merupakan bagian dari soft power diplomacy yang selama ini kami amalkan. Rektor pertama (Prof. Abdul Kahar Mudzakkir) juga melakukan banyak termasuk ke Palestina, Singapura, Pakistan untuk membangun kerjasama dan banyak alumni-alumni kami yang terlibat disana. Sehingga hari ini memperkuat apa yang selama ini kami lakukan,” ungkap Fathul Wahid.
Fathul Wahid menambahkan sejak awal UII punya nilai mondialitas , bahkan saat belum seumur jagung ada banyak kerjasama yang dibangun saat itu mulai dari Punjab University, Columbia University, Alexandria University, dan lain sebagainya.
“Alhamdulillah UII menjadi rumah bagi 200 mahasiswa dari 24 negara, tentu saja kami berharap mahasiswa UII setelah lulus menjadi duta-duta tidak hanya untuk UII tapi untuk Indonesia dengan mengabarkan hal yang baik, nilai-nilai yang diyakini bangsa Indonesia di tempat mereka berinteraksi hari ini,” harap Rektor UII ini.
Sementara itu, Bramantyo Suwondo, M.IR mengenalkan BKSAP DPR-RI sebagai salah satu alat kelengkapan dewan selain komisi-komisi yang ada di DPR. DPR dalam menjalankan tugasnya memiliki tiga fungsi pokok meliputi pengawasan, penganggaran, dan representasi ditambah dengan satu fungsi lainnya yaitu fungsi diplomasi.
“Ditambah satu poin dalam UU MD 3 yaitu tugas tambahan dari DPR adalah fungsi diplomasi karena parlemen RI tidak hanya berhubungan dengan masyarakat, tetapi juga berhubungan dengan parlemen yang ada di dunia yang tidak hanya dijalankan oleh komisi 1 tapi oleh BKSAP juga, jadi BKSAP ini adalah Kemlunya DPR,” terang Bram.
BKSAP DPR RI, dijelaskan oleh Bram begitu panggilan akrabnya, membawakan isu yang tentunya beragam tidak hanya isu parlemen tetapi juga mengangkat isu aktual dan faktual yang dekat dengan kehidupan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, hingga pariwisata.
“Salah satu poin yang kita (BKSAP DPR-RI) lakukan adalah melakukan dialog dan interaksi kepada masyarakat. BKSAP ini dalam melakukan tugas-tugas diplomasinya tidak lepas dari masukan-masukan masyarakat dan civitas akademika agar apa yang menjadi bahan diplomasi kita ini up to date dan menjawab apa yang menjadi kebutuhan bangsa,”
Di samping itu, Bram menjelaskan kondisi saat ini dimana dunia sedang tidak baik-baik saja dimulai dari Perang di Uni Eropa yaitu Ukraina – Rusia dan saat ini perang di Timur Tengah tidak dapat dihindari oleh warga dunia yang menggambarkan hubungan antar negara ada kalanya baik begitupun sebaliknya.
“Tapi disisi lain, hubungan masyarakat ke masyarakat (people to people) diharapkan bisa langgeng terus disaat kondisi dan politik tidak memungkinkan. Kita harapkan hubungan people to people ini menjadi jembatan untuk memperbaiki hubungan di kedua belah pihak negara ataupun multilateral. Salah satu poin untuk memperbaiki dan mempererat hubungan masyarakat yaitu melalui fungsi pendidikan,”
BKSAP DPR-RI menginginkan kuota pertukaran mahasiswa bisa lebih banyak yang artinya mahasiswa negara lain yang datang belajar ke Indonesia untu berbagai hal dari budaya, kuliner, maupun juga hubungan antar iman.
“Saya yakin Indonesia bisa menjadi model bahwa Indonesia yang sangat plural, sangat majemuk bisa memiliki hubungan masyarakat yang baik walaupun berbeda secara latar belakang seperti suku, agama, maupun ras. Sisi lain kita juga menginginkan mahasiswa kita bisa masuk ke beasiswa yang lain untuk tidak hanya mendapatkan ilmu di negara maju, tetapi juga membangun silaturahmi hubungan yang kuat dengan negara berkembang. Jadi itu yang ingin kita lakukan, tetapi kami juga butuh masukan dari masyarakat perihal poin-poin yang perlu diperkuat perihal beasiswa dan exchange student ini,” harap Bram
Lawatan kerja ini dilanjutkan dengan diskusi jajak pendapat dengan civitas akademika UII membahas tentang beberapa masukan terkait dengan kebijakan negara yang perlu ditingkatkan dan dikaji ulang khususnya bidang pendidikan dan pertukaran mahasiswa agar bisa lebih ramah terhadap perguruan tinggi swasta. (AHR/RS)