Belajar Public Relation Bersama Java PR

Memiliki karir yang cemerlang adalah impian semua orang, tak terkecuali para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Jurusan yang telah dipilih sejatinya akan mengarahkan mahasiswa untuk mahir di dalam bidang tertentu. Salah satu bentuk dari perencanaan dalam meniti karir adalah mengenal lebih dalam profesi tersebut. Communication Webinar Series (CWS) 2021 oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom UII) Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi menutup rangkaian event CWS di hari Senin (16/8) dengan mengundang sebuah PR Agency di Indonesia, Java PR.

Berangkat dari tema yang diangkat CWS 2021 “Great Future Comes From Choosing the Right Career”, Raden Narayana Mahendra Prastya, S.Sos, M.A selaku dosen ilmu komunikasi mengingatkan partisipan untuk menyimak dan aktif merespon guna memperoleh wawasan seputar peran public relation secara optimal.

“Sesungguhnya dari dulu sampai sekarang, fungsi PR tidak berubah. Tentang bagaimana membangun strategi komunikasi dan bagaimana menjalankan komunikasi secara strategis,” ungkap Senior Consultant di Java PR, Bambang Moegono saat memulai materinya dengan menguraikan tugas seorang PR secara garis besar.

Public relation consultant bertujuan mengelola persepsi publik; jika salah maka tugas seorang PR adalah meluruskan, dan jika benar maka menguatkan reputasi dari organisasi yang diwakilkan. Bambang melanjutkan bahwa untuk membuat siaran pers, mengadakan event dengan media, memberikan konsultasi, melakukan presentasi, dan memetakan masalah, dibutuhkan data yang akurat. Oleh karena itu, ia mendorong mahasiswa ilmu komunikasi untuk tidak abai terhadap mata kuliah penelitian yang nantinya akan bermanfaat untuk melakukan survei, riset, dan melaksanakan audit komunikasi.

Bambang Moegono juga mengarahkan para peserta zoom meeting untuk membaca berita serta melihat trending topic secara berkala. “Seorang PR jangan pernah menganggap sesuatu itu remeh,” ujarnya. Lantaran isu terkini lah yang akan memberi gambaran psikografis audiens untuk menciptakan pesan yang tepat sasaran. Bambang menguraikan beberapa bidang dan tanggung jawab PR seperti media monitoring & reporting, issue & crisis management, content development, brand campaign, dan lain sebagainya. Era digital yang dibarengi dengan situasi Pandemi Covid-19 telah membentuk cara kerja baru bagi segala macam profesi termasuk public relation. Namun, fokus PR tetap sama, yaitu membangun persepsi publik dan mempraktikkan komunikasi secara strategis.

Dapat disimpulkan bahwa PR adalah co-driver yang membaca dan menentukan arah peta dalam sebuah organisasi. Memiliki kepribadian yang matang, memahami jurnalistik, berwawasan luas, kreatif, memahami berbagai isu di berbagai industri, dan memiliki kecerdasan sosial adalah beberapa kualifikasi yang harus dibangun jika ingin menjadi individu potensial yang dibutuhkan industri PR. Tak hanya itu, disrupsi digital yang tak bisa dihindari selayaknya kita sikapi dengan tanggap beradaptasi.

Mempersiapkan diri untuk selalu update isu nasional dan global adalah langkah awal meniti karir sebagai PR. Tidak ada hal yang terbuang sia-sia ketika selalu update informasi, imbuh Bambang. Tambahnya, mahasiswa diharapkan rajin menulis, melakukan observasi, mengikuti kajian terhadap isu terkini, dan magang di tempat yang tepat.

“Temen-temen punya opportunity sebelum masuk dunia kerja. Mumpung ini masih sebagai mahasiswa di universitas, jika tertarik dalam dunia PR, magangnya akan lebih tepat jika magang di PR sehingga memahami cara pandang mereka ketika terjun nantinya,” pesan Konsultan PR dengan pengalaman lebih dari 18 tahun di industri ini.

Ia yakin bahwa para dosen ilmu komunikasi sudah memberikan ilmu dan teori yang cukup sehingga selanjutnya tinggal diselaraskan dengan mengundang para praktisi melalui magang agar ketika selesai kuliah sudah membekali diri dengan bekal yang sesuai. Di akhir pemaparannya, Bambang Moegono kembali mengingatkan partisipan untuk memperkaya wawasan, mempelajari karakter audiens yang akan dihadapi, dan tetap memegang erat nilai-nilai agama karena itulah yang akan membangun mental dan etika yang baik. (MRS/RS)