Dokter Muda Penting Pahami Dasar Komunikasi Kesehatan

Pendidikan klinis tidak hanya sekedar bagaimana memeriksa pasien, mengawasi pasien, atau aktivitas medis lainnya. Namun di dalamnya terdapat tujuan untuk menciptakan para dokter yang profesional dan berkompetensi, sebelum nantinya benar-benar terjun di tengah masyarakat. Pendidikan klinis ini hendaknya dijadikan momentum untuk menimba keterampilan dan pengalaman para dokter muda.

Demikian sebuah pesan singkat yang disampaikan oleh rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., pada prosesi pengucapan janji dokter muda yang dilaksanakan pada Jum’at (20/7) di Auditorium Kahar Muzakir. Pada acara tersebut sebanyak 64 dokter muda, yang terdiri dari 20 orang putra dan 44 orang putri yang siap untuk melaksanakan pendidikan klinis di rumah sakit mitra UII.

Fathul Wahid juga menambahkan bahwa dalam menjalankan pendidikan klinis, para dokter muda juga akan dilatih mengenai bagaimana pentingnya berkomunikasi secara baik. Ia mengutip dari buku berjudul dasar-dasar komunikasi kesehatan, ada prinsip dasar yang kiranya perlu diperhatikan oleh para dokter muda UII yaitu Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble.

Pada prinsip Respect, sikap hormat dan menghargai terhadap lawan bicaranya penting untuk ditekankan. Dalam prinsip Empathy, bisa memberikan perhatian dan pengertian seseorang dalam memahami sikap orang lain. Audible, di sini komunikasi yang efektif memerlukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis, serta cepat tanggap terhadap situasi yang ada.

Selanjutnya pada prinsip Clarity, atau sebuah kejelasan dari pesan yang disampaikan sehingga kesan pesan itu bisa bertahan lama. Dan yang terakhir yaitu Humble, atau rendah hati, yang di mana dengan rendah hati seseorang akan lebih menghargai kita baik dalam sikap, tindakan serta ucapannya.

Sementara itu, Wakil Dekan FK UII, dr. Erlina Marfianti., M.Sc., Sp., Pd., mengatakan bahwa di rumah sakit nanti, para dokter muda akan langsung berinteraksi dengan guru yang sebenarnya yaitu pasien. “Para pasien adalah guru sebenarnya bagi para dokter karena mereka mengajarkan kepada dokter mengenai bagaimana harus bersikap, berkomunikasi, serta mendiagnosis suatu penyakit dari seorang pasien. Seperti yang diucapkan pada saat janji, para dokter harus bersikap dan memperlakukan pasien dengan sikap yang terbaik.” Ujarnya.

Erlina Marfianti juga menambahkan bahwasanya para dokter muda masih harus melalui beberapa tahapan lagi sebelum benar-benar menjadi dokter yang professional. Para dokter muda harus mempersiapkan untuk menghadapi uji kompetensi nasional. Karena di Indonesia sendiri banyak dokter muda yang belum lulus dalam tahapan uji kompetensi sehingga belum bisa untuk melangkah dalam tahap praktek.

Selanjutnya, disampaikan oleh Wakil Direktur RSUD Dr. Soedono Madiun, dr. Dita Artiningtyas, M.Kes., bahwa saat ini adalah saatnya para dokter muda menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan S1 pendidikan dokter. Para dokter muda juga diharapkan mampu mengimplementasikan visi dan misi dari UII.

“Para dokter muda dianjurkan untuk memanfaatkan waktu yang tidak lama di rumah sakit karena sangat berguna untuk melatih kesiapan dokter muda untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Karena semakin banyak dalam menghadapi berbagai macam kondisi pasien, maka semakin banyak pengetahuan mengenai bagaimana cara penyembuhan dan juga cara menghadapi pasien.” Tutupnya. (RRA/ESP)