,

Generasi Muda Berdaya dan Berkarya dengan Kartu Prakerja

Era revolusi 4.0 saat ini menyuguhkan berbagai situasi dan problematika yang kompleks bagi generasi muda. Karenanya generasi muda harus siap berkarya, kreatif, dan turut serta memajukan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia membutuhkan ide-ide cemerlang pemuda yang dibarengi aksi nyata.

Topik tersebut mengemuka dalam penyelenggaran Kuliah Umum bertajuk Generasi Muda Berdaya dan Berkarya dengan Kartu Prakerja yang dihelat oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) berkerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII). Acara yang digelar di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Muzakkir Kampus Terpadu UII pada Jumat (14/10) ini menghadirkan Direktur Eksekutif MPPKP, Denni Puspa Purbasari, M.Sc., Ph.D. sebagai pembicara.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, dalam sambutannya menyampaikan bahwa generasi muda sudah seharusnya menyiapkan diri untuk berkarya dan diniatkan mensejahterakan bangsa. “Bagi saya, kita memiliki tugas untuk saling mensejahterakan,” tegasnya.

Mensejahterakan sesama menurut Prof. Fathul termasuk ikhtiar meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. “Kartu Prakerja ini dipakai untuk melengkapi portofolio kalian, meningkatkan kreativitas untuk berkarya serta pengembangan diri di bidang yang diinginkan,” tuturnya.

Prof. Fathul Wahid juga mengingatkan, bahwa ada 1 peluang di kampus yang sering dilupakan yaitu menyemai dan membangun jaringan. “Saya berharap, mumpung masih menjadi mahasiswa, jalin relasi atau jaringan seluas-luasnya,” imbuh Rektor UII.

Menurutnya, jika bisa menyeimbangkan antara disiplin bidang ilmu yang ditekuni dan menjalin relasi, maka keterjualan di dunia kerja dan kesiapan diri untuk berkarya bisa diandalkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Willy Tandra selaku Direktur Baking World yang turut hadir dalam kuliah umum. Dikatakan bahwa dengan adanya disrupsi teknologi seakan-akan ada ketidaksesuaian antara disiplin bidang ilmu yang ditekuni dengan fakta yang terjadi. Inilah yang membuat generasi muda terombang-ambing.

“Tetapi, saat ini kalian yang sedang dicari oleh industri. Tingkatkan daya pikir untuk terus berkreatifitas dan modali dengan mengikuti kegiatan luar kampus,” ungkapnya.

Ditambah lagi, problematika generasi muda sekarang yang menginginkan segala sesuatu serba instan dan cepat. Ini merupakan salah satu dampak dari media sosial. Statistika menunjukkan bahwa pengangguran muda Indonesia 6 kali lipat lebih banyak. Tetapi mereka sewaktu-waktu bisa bekerja sesuai disiplin ilmu yang ditekuni atau skill yang dimiliki.

Sementara itu Denni Puspa Purbasari dalam pemaparannya menyampaikan bahwa program kartu prakerja merupakan platform yang tepat bagi masyarakat untuk menambah skill mereka. Ini berdasarkan post test pengguna program kartu prakerja dari Sabang sampai Merauke. Mereka merasakan, dengan mengikuti program tersebut, skill semakin terasah dan aksesnya pun fleksibel.

Di samping itu, ia menambahkan bahwa program kartu prakerja juga terintegrasi dengan lembaga-lembaga pelatihan terpercaya. “Lembaga pelatihan yang menjadi bagian dari ekosistem Program Kartu Prakerja telah diverifikasi dan divalidasi sebelum menyediakan berbagai jenis pelatihan sesuai kebutuhan dan minat masyarakat,” tuturnya.

Platform program kartu prakerja, menyediakan generasi bangsa untuk memilih skill pelatihan mandiri yang diminati. Program ini berusaha mengentaskan problematika alasan generasi yang enggan belajar dikarenakan tidak adanya modal.

“Kartu prakerja memberikan saldo 1 juta dan silakan bebas mengakses pelatihan yang diinginkan,” tutur Denni Puspa Purbasari. Di akhir materinya, ia berpesan untuk menjadi pemuda pemilik jiwa kreatif, inovatif, dan tangguh. “Berpikirlah sebagai pemimpin Indonesia yang kreatif,” tutupnya. (LMF)