,

Generasi Produktif Tolak Penggunaan Zat Adiktif

Tonggak estafet perjuangan para pendiri bangsa sudah sepatutnya diteruskan oleh generasi saat ini. Namun musuh bagi generasi penerus bangsa kini bukan lagi penjajah melainkan ancaman narkoba dan zat adiktif. Penggunaan narkoba yang kian masif semakin mengkhawatirkan karena menggerus produktifitas generasi muda.

Demikian sebagaimana disampaikan Wakil Rektor III UII, Dr. Drs. Rohidin, M.Ag pada acara pembukaan seminar anti napza di Gedung Auditorium Kahar Mudzakkir, kampus terpadu UII (28/11). Pelaksanaan sosialisasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan penguatan imunitas mahasiswa ini diisi langsung oleh Brigjen Pol dr. Victor Pudjiadi, Sp.B, FICS,DFM selaku Staf Ahli Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia dan Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Sp.KJ(K) selaku kepala pusat studi NAPZA UII serta dihadiri oleh perwakilan dari BNNP Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Rohidin menyampaikan saat ini terdapat permasalahan yang cukup berbahaya di Indonesia, yakni bahaya laten korupsi dan narkoba. Keduanya memiliki peran yang cukup besar dalam menurunkan kualitas bangsa Indonesia. Penggunaan obat-obatan terlarang akan membawa pengaruh negatif terhadap pembangunan bangsa.

Lebih lanjut Rohidin berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk bersama-sama memerangi penggunaan narkoba. “Mari kita satukan tekad untuk mencegah generasi emas bangsa menggunakan narkoba demi menyongsong masa depan bangsa yang lebih cemerlang,” ungkapnya.

Ketergantungan pada obat-obatan menimbulkan dampak yang sangat parah. Tak hanya kondisi fisik yang tidak lagi prima sampai gangguan psikis. Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Sp.KJ(K) mengatakan pada pengguna narkoba terbukti mengalami depresi. Hal ini dikarenakan efek obat yang membuat pengguna akan tertekan saat tidak mengkonsumsinya.

“Narkoba akan membuat pengguna merasa tidak nyaman saat tidak memakai obat-obatan terlarang tersebut. Inilah yang akan menyebabkan kerusakan otak akibat dosis obat yang masuk ke dalam tubuh di luar kemampuannya,” ujarnya.

Prof. Soewadi menyebutkan tingkat ketergantungan seseorang bermula dengan adanya kesempatan untuk mencoba narkoba. Oleh karena itu beliau berpesan kepada teman-teman mahasiswa untuk selalu berhati-hati dalam memilih pergaulan.

Pada seminar anti napza ini disampaikan bahaya penggunaan napza, tindak pencegahan hingga cara merangkul para pecandu untuk berhenti memakainya. Brigjen Pol dr. Victor Pudjiadi, Sp.B, FICS,DFM menyampaikan materi dengan cukup unik dan menarik melalui analogi dengan media sulap. Berbagai macam bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba berhasil digambarkan dengan sempurna melalui interaksi dengan peserta melalui sulap. (ENI/ESP)