Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Kafe Prancis menggelar perayaan ulang tahun ke-10 pada Jumat (12/12)  bertempat di Ruang Audiovisual lantai 2 Gedung Moh. Hatta Direktorat Perpustakaan, Kampus Terpadu UII. Acara ini diisi rangkaian kegiatan mulai dari talkshow, penampilan seni, bazar kreatif, hingga presentasi budaya yang melibatkan berbagai pihak. Hadir pula Direktur Institut Français d’Indonésie (IFI), Margaux Nemmouchi, sebagai tamu kehormatan. Perayaan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran Kafe Prancis sebagai ruang interaksi budaya serta wujud penguatan hubungan diplomatik Indonesia–Prancis yang telah berjalan lebih dari satu setengah abad.

Pada sesi sambutan, Koordinator Kafe Prancis UII, Ima Dyah Safitri, menekankan bahwa perjalanan sepuluh tahun Kafe Prancis tidak pernah terlepas dari kontribusi komunitas mahasiswa. Ia menggambarkan bahwa setiap program, kelas, dan kolaborasi yang terbangun selama satu dekade merupakan hasil kerja bersama yang konsisten.

 “Dalam perayaan satu dekade Kafe Prancis ini, kita mengenang perjalanan sepuluh tahun yang penuh dinamika dan pencapaian yang hanya mungkin terwujud berkat dukungan dari kalian semua yang selalu hadir pada setiap agenda yang kami selenggarakan,” ujarnya, menegaskan pentingnya keberlanjutan komunitas.

Ima kemudian melanjutkan pandangannya mengenai fondasi yang telah dibangun selama sepuluh tahun ini. Menurutnya, usia satu dekade adalah bukti bahwa Kafe Prancis tidak hanya bertahan, tetapi terus berkembang sebagai ruang kreatif mahasiswa lintas disiplin.

 “Makna sepuluh tahun itu sekaligus menjadi pengingat bahwa kami masih membutuhkan dukungan yang sama kuatnya untuk masa depan, dengan harapan kalian terus datang menikmati program Kafe Prancis yang akan semakin hidup dan menarik,” tuturnya, menandai optimisme menuju fase berikutnya.

Suasana perayaan semakin hidup ketika Margaux Nemmouchi, Direktur IFI, menyampaikan apresiasinya terhadap keberadaan Kafe Prancis di UII. Ia menyoroti dinamika aktivitas budaya yang berlangsung di UII sebagai salah satu yang paling progresif di Yogyakarta. Margaux menilai bahwa komunitas ini telah menjadi jembatan penting dalam membangun kedekatan antara mahasiswa Indonesia dengan budaya Prancis.

 “Kafe Prancis UII Yogyakarta menunjukkan dinamika terbaik di kota Jogjakarta, menjadi bukti hidup dari hubungan diplomatik Indonesia–Prancis yang telah dibangun selama lebih dari 150 tahun,” ungkapnya, menekankan signifikansi historis hubungan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Margaux juga membawa sebuah buku dokumenter yang merekam sejarah panjang hubungan Indonesia–Prancis. Ia menjelaskan bahwa hubungan kedua bangsa tumbuh dari banyak kanal, mulai dari perjalanan para penjelajah, karya para penulis, hingga seniman yang berinteraksi lintas budaya.

“Hubungan panjang itu terekam dalam sebuah buku yang saya hadiahkan hari ini, menuturkan jejak para penjelajah, penulis, hingga seniman yang menjembatani kedua bangsa, termasuk perjumpaan musisi Prancis dengan gamelan yang memantik evolusi kreatif,” jelasnya, memberikan gambaran konkret mengenai kedalaman interaksi budaya tersebut.

Di akhir sambutannya, Margaux menyampaikan komitmen IFI untuk terus memperkuat kerja sama dengan UII dan Kafe Prancis, terutama melalui program-program tahun 2026 yang disiapkan untuk memperluas akses pembelajaran dan pengalaman budaya. Ia menegaskan bahwa perjalanan satu dekade ini menjadi fondasi yang kuat untuk melangkah lebih jauh.

 “Dengan fondasi sejarah yang kuat ini, kami di IFI siap mendukung masa depan melalui program acara Kafe Prancis tahun 2026 dan platform pembelajaran bahasa Prancis bagi semua, sembari merayakan satu dekade perjalanan Kafe Prancis yang semoga terus berumur panjang,” katanya, merinci rencana penguatan kolaborasi jangka panjang.

Acara yang berlangsung seharian ini berisi bermacam rangkaian yang menarik. Talkshow “Gen-Z : Menavigasi Masa Depan dengan Tangguh,” perayaan ini juga menghadirkan penampilan band akustik, presentasi dari Campus France, aneka booth permainan, aktivitas seni seperti Paint the Rose, serta bazar kreatif yang menampilkan produk lokal dan karya mahasiswa. Seluruh rangkaian acara menjadi wujud komitmen Kafe Prancis UII untuk memperluas akses budaya, memperkuat komunitas, dan menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih interaktif bagi sivitas akademika dan masyarakat luas. (IMK/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali meneguhkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas akademik dan kapasitas riset. Tahun 2025, UII resmi menyambut 33 doktor baru yang menuntaskan studi di berbagai perguruan tinggi bergengsi dalam dan luar negeri. Para lulusan tersebut menempuh pendidikan doktoral di sejumlah negara, termasuk Australia, Jepang, Korea, Inggris, Swedia, Turki, Malaysia, Brunei Darussalam, Estonia, dan Indonesia.

Momentum tahunan ini menjadi langkah strategis UII dalam memperkuat SDM akademik serta mendorong terbangunnya ekosistem penelitian dan pengabdian masyarakat yang semakin unggul. Acara penyambutan digelar di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII, Kamis (11/12/2025), dihadiri Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Rektor dan Wakil Rektor, para dekan, serta pejabat struktural UII.

Dari 33 doktor baru tersebut, 16 dosen menyelesaikan studi di dalam negeri, sementara 17 lainnya meraih gelar doktor dari kampus luar negeri. Keragaman latar belakang akademik ini diharapkan memperluas perspektif keilmuan dan menguatkan jejaring kolaborasi internasional UII.

Sejumlah capaian istimewa turut mewarnai penyambutan tahun ini yaitu Nur Ellyanawati Esty Rahayu, S.E., M.M. dari Program Studi Analisis Keuangan Program Sarjana Terapan dan dr. Linda Rosita, M.Kes., Sp.PK(K)  dari Program Studi Kedokteran keduanya berhasil menyelesaikan studi doktoral dalam waktu tercepat, yakni 2 tahun 9 bulan.

Prestasi akademik juga ditorehkan oleh Moh. Hasyim, S.H., S.U. dari Program Studi Hukum , Supriyanto, S.T., M.Eng., M.Sc., Ph.D. dari Program Studi Teknik Lingkungan, dan Dr. Drs. Suwarsono dari Program Studi Manajemen yang masing-masing meraih IPK sempurna 4,00.

Rektor UII, Fathul Wahid menyambut dengan bahagia kembalinya para doktor baru UII. Ia menegaskan bahwa keberagaman lintasan akademik para doktor baru ini mencerminkan keluasan orientasi intelektual UII serta keterbukaan kita terhadap kolaborasi dan pertumbuhan nasional dan global. “Keberagaman keilmuan, latar pendidikan, dan pengalaman internasional para doktor baru menjadikan universitas ini lebih resilien, lebih subur secara intelektual, dan lebih siap menghadapi tantangan zaman.

Lebih lanjut, Fathul Wahid meyakini ragam latar belakang tidak hanya memperkaya pandangan keilmuan di lingkungan UII, tetapi juga membuka jalan bagi jejaring kolaborasi internasional yang semakin luas dan strategis. “Dengan hadirnya para doktor baru ini, kita memperkuat posisi UII dalam ekosistem pendidikan tinggi—baik di tingkat nasional maupun global—melalui kontribusi akademik yang lebih bermakna, relevan, dan berguna bagi masyarakat luas,” harapnya.

Hingga akhir 2025, UII memiliki 254 dosen bergelar doktor (32,60%) dari total 779 dosen. Angka ini akan terus meningkat seiring 202 dosen yang kini masih menempuh studi doktoral. UII memproyeksikan jumlah dosen berpendidikan S3 akan mencapai 456 orang atau 58,54% dalam beberapa tahun mendatang.

Kehadiran doktor baru menjadi penanda penting dalam upaya UII menjadi kampus riset berdaya saing global. Para doktor diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan mutu akademik melalui penelitian relevan, publikasi ilmiah bereputasi, dan program pengabdian masyarakat yang berdampak.

UII terus mendorong penelitian lintas disiplin, kolaborasi internasional, publikasi bereputasi, dan inovasi pengabdian masyarakat. Bertambahnya jumlah doktor baru menjadi modal utama bagi UII dalam memperkuat perannya sebagai perguruan tinggi yang adaptif, kompetitif, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. (IA/AHR/RS)

Direktorat Perpustakan Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Asesmen Lapangan Reakreditasi Perpustakaan UII sebagai bagian dari komitmen universitas dalam upaya penjaminan mutu layanan perpustakaan sebagai pendukung kegiatan pembelajaran dan riset. Agenda yang dilaksanakan di Ruang Audiovisual Gedung Moh. Hatta, Perpustakaan Kampus Terpadu UII pada Rabu (10/12) ini menghadirkan dua tim asesor lapangan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yaitu Dra. Made Ayu Wirayati, M.Ikom dan Renda Khris Ardhi Artha, S.Sos., M.Si.

Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII dalam sambutannya menegaskan bahwa perpustakaan memiliki peran strategis dalam mendukung pembelajaran dan penelitian di UII. “Perpustakaan merupakan unit yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran, penelitian, dan publikasi akademik di Universitas Islam Indonesia. Karena itu, asesmen eksternal ini menjadi sarana evaluasi untuk memastikan layanan perpustakaan telah berjalan sesuai standar mutu,” ujarnya.

Prof. Jaka juga menekankan pentingnya transformasi perpustakaan di tengah perkembangan teknologi digital. Menurutnya, perpustakaan UII perlu terus beradaptasi dengan kebutuhan sivitas akademika yang semakin dinamis. “Kami mendorong perpustakaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan mahasiswa dan dosen,” tambah Prof. Jaka.

Lebih lanjut, salah satu tim assessor lapangan, Dra. Made Ayu Wirayati, M.Ikom dalam sambutannya mengatakan bahwa akreditasi perpustakaan saat ini tidak lagi menempatkan fasilitas sebagai indikator utama dalam penilaian. Menurutnya, aspek yang tidak kalah penting adalah bagaimana perpustakaan mampu memberikan  performa yang optimal dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada para pemustaka.

“Jadi tidak lagi pemilihan gedung, luasan ruangan, banyaknya jumlah komputer. Tapi bagaimana perpustakaan untuk menciptakan program-program yang memang memberi manfaat bagi perpustakaan dan atau bagi masyarakat luas, itu baru dapat dikatakan perpustakaan tersebut berakreditasi dan mendapatkan nilai yang terbaik ke depan,” ungkapnya.

Kegiatan asesmen dilanjutkan dengan peninjauan langsung fasilitas Perpustakaan UII, meliputi koleksi buku, pojok-pojok baca, fasilitas penunjang layanan, hingga koleksi langka. Setelah itu, agenda dilanjutkan dengan diskusi serta peninjauan dokumen penunjang reakreditasi sebagai bagian dari proses penilaian menyeluruh.  Dari asesmen ini, tim asesor memberikan sejumlah rekomendasi kepada Perpustakaan UII sebagai tindak lanjut dalam meningkatkan mutu layanan perpustakaan yang perlu segera dilaksanakan mengingat proses pemantauan dan pengawasan akan terus dilakukan secara berkala.

Diharapkan melalui kegiatan asesmen reakreditasi ini, Perpustakaan UII mampu terus meningkatkan kualitas pengelolaan, memperkuat inovasi layanan, serta memberikan layanan prima yang berkelanjutan kepada para pemustaka dalam mendukung kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta dakwah Islamiyah. (AHR/RS)

Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pelatihan Capacity Building bagi Pengendali Sistem Mutu  “Productivity Skills for Professionals: Flow, Focus, Finish” dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan kualitas kerja di tengah tantangan dunia kerja modern yang semakin kompleks. Pelatihan ini mengusung konsep Work Smarter, Perform Better, Live Better dengan fokus pada penguatan keterampilan produktivitas melalui kerangka Flow, Focus, dan Finish, yang dipandu langsung oleh Human Capital Expert sekaligus Founder Insight Sinergi Talenta, Fauziah Zulfitri, S.Psi., M.M., PCC. pada Selasa (09/12) di Auditorium Gedung Fakultas Hukum (FH), Kampus Terpadu UII.

Kepala BPM, Dr. Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wadah untuk belajar bersama tentang produktivitas. Ia mengajak para peserta untuk mengambil inspirasi dari Bu Oci, panggilan akrab Fauziah Zulfitri, S.Psi., M.M., PCC, yang mampu tetap aktif di tengah berbagai peran. “Kita ingin belajar bagaimana tetap produktif walaupun memiliki banyak tanggung jawab,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa fokus dan pengelolaan waktu menjadi kunci agar kegiatan berjalan efektif. Peserta diharapkan dapat membatasi distraksi selama acara berlangsung sehingga materi dapat diterima dengan baik. “Kalau kita mengoptimalkan kapasitas yang kita punya, insya Allah akan ada jalannya dan kegiatan ini bisa berjalan dengan baik sampai selesai,” tutur Ibu Rina

Dalam paparannya, Fauziah menjelaskan bahwa produktivitas tidak identik dengan kecepatan, melainkan kejelasan tujuan dan pengelolaan energi yang tepat. “Productivity is not speed; it is clarity and intention. Kita sering mengatur waktu, tetapi jarang mengatur energi, padahal produktivitas lebih bergantung pada energi daripada jam kerja,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya memahami ritme energi harian agar pekerjaan berat dikerjakan pada waktu yang paling optimal.

Melalui sesi Flow, peserta diajak mengenali kondisi kerja ideal dengan meminimalkan distraksi dan multitasking yang kerap menjadi penyebab kebocoran waktu. Fauziah menegaskan, “Jika semua dianggap penting, maka tidak ada yang benar-benar penting,” merujuk pada perlunya penetapan prioritas agar fokus tetap terjaga. Perencanaan singkat dan penentuan tiga tugas utama harian disebut mampu meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.

Sementara itu, pada sesi Focus, peserta dibekali pemahaman tentang keterbatasan perhatian manusia modern serta teknik praktis untuk meningkatkan konsentrasi, seperti Pomodoro 2.0 dan Deep Work. Menurut Fauziah, “Fokus adalah keterampilan, bukan sekadar mood. Tanpa manajemen fokus, produktivitas akan selalu bocor.” Pendekatan ini diharapkan membantu peserta mengurangi beban kognitif dan gangguan digital yang berlebihan.

Pelatihan ditutup dengan sesi Finish dan Systemize yang menekankan pentingnya menyelesaikan pekerjaan secara konsisten dan membangun sistem produktivitas jangka panjang. Peserta diajak melakukan refleksi dan evaluasi rutin agar kebiasaan kerja produktif dapat terjaga. Program ini diharapkan mampu menciptakan individu dan organisasi yang tidak hanya sibuk, tetapi benar-benar produktif dan berkelanjutan. (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Ngaji Bareng bertajuk Visi Al-Qur’an Menjawab Tantangan Zaman pada Senin (8/12) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Ngaji bareng kali ini masih dibersamai oleh K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau kerap disapa dengan Gus Baha dan Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Lc., M.A. yang dimoderatori oleh Rektor UII, Fathul Wahid.

Dalam paparannya, Gus Baha menekankan pentingnya orang saleh menguasai ilmu hadis agar tidak terjerumus pada penyampaian riwayat yang keliru.

“Keilmuan hadis itu harus dijaga supaya orang sholeh itu tidak berdusta seperti meriwayatkan hadis. Ini penting supaya orang muslim tidak terjebak pada riwayat yang tidak jelas. Orang baik itu mengakui dan taat hukum,” ujar Gus Baha.

Sementara itu, Quraish Shihab menyoroti bahwa tantangan terbesar manusia sepanjang masa adalah perubahan zaman. Menurutnya, manusia dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa melepaskan nilai-nilai ajaran Islam. Ia menegaskan bahwa manusia sebagai khalifah memiliki tugas untuk mengelola bumi berdasarkan prinsip-prinsip Islam dan memaknai keindahan ciptaan Allah.

“Alam raya ini semuanya indah, semuanya benar, semuanya baik, maka manusia mencari yang terbaik dan di situ manusia menemukan Tuhan. Mencari yang benar, melahirkan ilmu; mencari yang baik, melahirkan akhlaq; mencari yang indah melahirkan seni,” tutur Quraish Shihab. (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan Networking Lunch bersama perwakilan kedutaan mitra, lembaga penyedia beasiswa internasional, dan institusi pendidikan global pada Kamis (04/12)  di Gedung Kuliah Umum, Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian International Day 2025 dan bertujuan memperkuat jejaring kerja sama internasional UII baik di bidang akademik, penelitian, maupun pengembangan mobilitas mahasiswa.

Acara tersebut dihadiri oleh Rektor UII, Fathul Wahid; Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Wiryono Raharjo, Direktur Kemitraan/Kantor Kantor Urusan Internasional, Dian Sari Utami; Kepala Divisi Kemitraan Luar Negeri, Joni Aldila Fajri; dan Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Nihlah Ilhami. Turut hadir dari pihak mitra internasional Mr. Stephen Lorete, Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Kenya di Jakarta; Mr. Théophile Rurangwa, First Counsellor Kedutaan Besar Rwanda di Jakarta; Olivia Jeane Sopacua, Program Officer for Marketing DAAD Indonesia; serta Agung Riantiarno, Koordinator Campus France Indonesia di Yogyakarta.

Dalam sesi diskusi tersebut, UII dan perwakilan Kedutaan Rwanda dan Kenya menyepakati rencana kolaborasi strategis di bidang pendidikan, khususnya dalam hal penerimaan mahasiswa internasional dan pengembangan jejaring kerja sama antar institusi di kedua negara. Kolaborasi ini diharapkan membuka lebih banyak jalur mobilitas akademik dan peluang beasiswa bagi masyarakat Rwanda dan Kenya yang berminat melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia melalui UII. Selain itu, UII juga menjajaki kolaborasi lanjutan dengan DAAD Indonesia dan Campus France Indonesia terkait informasi beasiswa dan penyelenggaraan kegiatan bersama di masa mendatang.

UII menyampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh pihak dalam membangun kerja sama yang lebih kuat demi peningkatan kualitas internasionalisasi di lingkungan UII. Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menghadirkan lebih banyak peluang global bagi mahasiswa UII dan memperluas dampak pendidikan tinggi lintas negara. (NI/DS/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) menyelenggarakan kegiatan Info Session Study in Germany & Scholarship Opportunities pada Kamis (04/12) yang menghadirkan narasumber dari DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst / German Academic Exchange Service). Sesi ini disampaikan oleh Ibu Olivia Jeane Sopacua, Program Officer for Marketing – DAAD Indonesia, yang memaparkan berbagai informasi terkait peluang studi dan beasiswa untuk mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di Jerman.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, Direktur Kemitraan / Kepala Kantor Urusan Internasional UII, yang menyambut baik terselenggaranya sesi sosialisasi ini. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari komitmen UII dalam memperluas wawasan internasional mahasiswa dan dosen serta menyediakan akses informasi langsung mengenai peluang studi dan pendanaan pendidikan di luar negeri. Ia berharap semakin banyak mahasiswa dan dosen UII yang dapat memanfaatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Jerman melalui skema beasiswa DAAD.

Dalam pemaparannya, Olivia menjelaskan secara komprehensif mengenai berbagai keuntungan studi di Jerman, mulai dari kualitas pendidikan yang tinggi, keberagaman program internasional dalam Bahasa Inggris, biaya kuliah yang terjangkau, hingga peluang kerja setelah lulus. Selain itu, peserta mendapatkan informasi mengenai proses pendaftaran, persyaratan akademik dan bahasa, mekanisme visa, skema pendanaan studi, serta berbagai opsi beasiswa seperti EPOS, Helmut Schmidt Programme, Postgraduate Scholarships, Summer Courses, serta beasiswa penelitian untuk mahasiswa Master, PhD, maupun Postdoctoral. Dari kegiatan ini diharapkan semakin banyak mahasiswa dan dosen yang mendapatkan informasi terkait potensi dan kesempatan studi lanjut di Jerman. (NI/DS/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan International Day 2025 di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir pada Kamis (04/12) sebagai ajang perjumpaan budaya global yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara. Acara tahunan yang diinisiasi oleh Culture and Learning Center (CLC) ini berlangsung selama satu hari penuh dan menghadirkan beragam pertunjukan budaya, bazar internasional, serta aktivitas interaktif yang bertujuan memperkuat pemahaman lintas budaya di kalangan mahasiswa UII.

Rektor UII, Fathul Wahid, dalam sambutannya menegaskan bahwa International Day menjadi pengingat penting bahwa internasionalisasi bukan hanya agenda akademik, tetapi proses memperkuat cara pandang yang terbuka dan kolaboratif di lingkungan kampus. Ia menekankan bahwa keberagaman yang hadir pada hari itu mencerminkan wajah UII sebagai komunitas global yang terus tumbuh.

“Hari ini kampus kita kembali menjadi ruang perjumpaan budaya yang memperkaya cara kita memahami dunia,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa UII berkomitmen membangun ekosistem yang inklusif dan siap berkontribusi di tingkat global.

“Internasionalisasi tidak hanya bicara tentang prestasi akademik, tetapi juga tentang keberanian membuka diri dan berkembang bersama komunitas global,” tegasnya.

Rektor menutup sambutannya dengan penegasan bahwa kehadiran para tamu lintas negara memperkuat langkah UII menjadi universitas yang ramah dan aktif dalam jejaring dunia. “

Inisiatif seperti ini mempertegas posisi UII sebagai institusi yang terbuka dan siap memperluas kontribusi di ranah global,” tuturnya.

Acara tahun ini turut dihadiri tamu undangan internasional, antara lain Mr. Stephen Lorete (Deputy Head of Mission, Kedutaan Besar Kenya), Mr. Theophile Rurangwa (First Counsellor, Kedutaan Besar Rwanda), Olivia Jeane Sopacua dari DAAD, serta Danang Aditya Nizar dari Raoul Wallenberg Institute, yang semakin memperkaya atmosfer global perhelatan.

Sepanjang kegiatan, peserta menikmati Opening Parade yang menghadirkan UII Marching Band dan mahasiswa internasional dalam busana tradisional, International Fashion Show, pertunjukan angklung, tembang Jawa, CLC Buddies Dance, Xaviera Dance, serta penampilan budaya dari berbagai negara yang dipresentasikan oleh mahasiswa. Cultural Bazaar menyajikan kerajinan, produk tradisional, dan makanan khas dari berbagai negara dan daerah, sementara Games Booth menyediakan aktivitas interaktif untuk memperkuat keterlibatan peserta dalam pembelajaran budaya.

Melalui International Day 2025, UII berharap tumbuhnya rasa hormat dan apresiasi terhadap keberagaman di lingkungan kampus, meningkatnya komunikasi lintas budaya antara mahasiswa lokal dan internasional, serta bertambahnya kesadaran mahasiswa terhadap peluang pembelajaran global. Kegiatan ini juga menghasilkan dokumentasi foto dan video, umpan balik peserta, serta penguatan kolaborasi antara komunitas mahasiswa dan jaringan internasional sebagai wujud komitmen UII terhadap lingkungan kampus yang inklusif dan berwawasan global.

Dalam rangka memperingati Milad ke-24 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan donor darah bekerjasama dengan PMI Kabupaten Sleman. Acara ini dilaksanakan pada Selasa (2/12) bertempat di Auditorium Lantai 1 FK UII. Jumlah pendonor berjumlah 100 orang yang dibuka untuk seluruh sivitas akademika di UII.

Kepala PMI Kabupaten Sleman, dr. Mafilindati Nuraini, M.Kes dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi dan kerjasama dari FK UII yang menurutnya sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar khususnya bagi pasien yang membutuhkan.

“Jadi darah adalah golongan obat yang tidak bisa digantikan dengan kapsul, metode infus. Ini harus tetap darah. Sehingga inilah yang mendorong kami untuk selalu melakukan pendekatan ke sasaran-sasaran yang sehat seperti halnya di kampus,” tutur dr. Mafilindati.

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FK UII, dr. Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD. melanjutkan bahwa kebutuhan darah saat ini semakin meningkat sehingga harapannya dari kegiatan ini akan memenuhi target 100 hingga 110 kantong darah yang terkumpul.  “Semoga aksi ini nantinya dapat membantu sesama setidaknya ini target kami 100 ya 110 gitu untuk menambah kantong darah yang nanti dibutuhkan,” ucap dr. Erlina.

Pelaksanaan donor darah dalam rangka Milad ke-24 FK UII ini tidak hanya menjadi bentuk syukur dan perayaan, tetapi juga wujud nyata kepedulian sivitas akademika terhadap kebutuhan kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, FK UII berharap dapat terus berkontribusi pada upaya kemanusiaan dan mendorong lebih banyak pihak untuk ikut serta dalam aksi donor darah di kesempatan berikutnya. (NKA/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) menyelenggarakan pertemuan dengan perwakilan Woosong University, Korea Selatan, di Ruang Rapat Abu Dhabi DK/KUI pada Selasa (02/12) untuk membahas peluang kolaborasi dan implementasi program IDegree COIL (Collaborative Online International Learning). Pertemuan berlangsung pada hari ini dan dihadiri oleh Ony Avrianto Jamhari, selaku Country Director, Office of International Affairs, Woosong University, dan N. Serlin Muliawati selaku Global Partner Development IDegree by Woosong University.

Dari pihak UII, hadir Dr. Wiryono Raharjo, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Dr. Joni Aldila Fajri, Kepala Divisi Kemitraan Luar Negeri; serta Nihlah Ilhami, Kepala Divisi Mobilitas Internasional. Pertemuan ini menjadi wadah diskusi mengenai potensi pengembangan kerja sama akademik berbasis pembelajaran kolaboratif lintas negara melalui integrasi model pembelajaran daring dan hybrid.

Program IDegree COIL menawarkan pengalaman pembelajaran global yang fleksibel dan inklusif, dengan menggabungkan perkuliahan daring oleh profesor internasional melalui platform Learning Management System (LMS) Woosong University dan pembelajaran berbasis proyek yang dibimbing oleh dosen di universitas mitra. Kolaborasi ini membuka peluang untuk pengakuan kredit akademik, pengembangan kurikulum bersama, serta eksplorasi kerja sama jangka panjang dalam bidang internasionalisasi pendidikan.

UII menyambut positif inisiatif kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam memperluas akses global untuk mahasiswa dan dosen, memperkuat kompetensi internasional, serta meningkatkan kualitas kolaborasi akademik lintas kampus. Diskusi lanjutan akan dilakukan untuk merumuskan skema implementasi yang paling sesuai dan manfaat yang dapat diperoleh kedua institusi. (DS/NI/AHR/RS)