Leaderless Group Discussion Banyak Digunakan Perusahaan

Salah satu skills penting di dalam dunia pekerjaan adalah problem solving, namun skills ini juga harus dibarengi dengan skills kerja sama. Suatu keputusan harus merupakan solusi terbaik, tidak hanya dilihat dari satu orang saja, tetapi juga dari berbagai sudut pandang orang lain. Karenanya tidak sedikit perusahaan menggunakan tes Leaderless Group Discussion (LGD) untuk melihat skills kerja sama calon karyawannya.

Merespon hal tersebut, Direktorat Pengembangan Karier & Alumni Universitas Islam Indonesia (DPKA UII) menyelenggarakan Mini Workshop: Get To Know Leaderless Group Discussion Better kusus bagi Mahasiswa dan Alumni UII, pada Sabtu (27/6) secara virtual.

Penyelenggaraan workshop kali ini berfokus pada tips dan pelatihan diskusi kelompok dengan sistem simulasi seperti tes LGD pada umumnya. Workshop menghadirkan Annisa Miranty Nurendra, S.Psi., M.Psi. sebagai pembicara, didampingi Kepala Divisi Pengembangan Karier DPKA UII, Nur Pratiwi Noviati, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai moderator.

LGD merupakan diskusi kelompok yang dilakukan tanpa adanya fasilitator, hal ini bertujuan untuk menilai kemampuan peserta dalam menyelesaikan tugas secara kelompok. “Peserta LGD hanya akan diberi studi kasus yang biasanya terkait masalah dalam perusahaan si pelamar, setelah itu diskusi akan dibiarkan berlangsung, dan asesor menilai masing-masing individu,” jelas Annisa Miranty.

Disampaikan Annisa Miranty, kemampuan yang dinilai dalam LGD antara lain analisis masalah, pengelolaan emosi, penyesuain diri, ketrampilan komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan. “Kita memang harus aktif dalam diskusi, bukan berarti harus mendominasi diskusi karena itu salah, karena kita juga harus bisa mendengarkan pendapat orang lain dan menilainya sehingga bisa didapatkan solusi berdasarkan musyawarah dan bukan voting,” terangnya.

Di dalam Tes LGD biasanya terdapat dua tahap, tahap pertama yaitu penyelesaian kasus secara individu sekitar 10-15 menit. Tahap kedua adalah penyelesain kasus secara kelompok yang biasanya selama 20-30 menit.

Annisa Miranty menjelaskan, untuk lolos tes ini peserta harus berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok, membrikan kesempatan orang lain untuk berbicara, bersikap sopan, membuat catatan dan menyelesaikan diskusi tepat waktu. Adapun hal yang tidak boleh dilakukan diantaranya diam dan tidak ikut diskusi, berbicara terlalu banyak, tidak memberikan kesempatan orang lain, dan memotong pembicaraan.

Terakhir, Annisa Miranty memberikan tips untuk mempersiapkan diri sebelum hari tes LGD. “Banyak-banyaklah membaca buku atau berita agar pengetahuan menjadi luas, atau meneliti masalah yang ada di dalam perusahaan dan kita coba untuk membuat solusinya. lalu biasanya peserta ada masalah dalam berkomunikasi, hal ini bisa di atasi dengan mengobrol topik masalah dengan teman ataupun orang terdekat lainnya,” paparnya. (MH/RS)