,

Mahasiswa UII Raih Penghargaan Travel Grant di Korea Selatan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali menorehkan prestasi di ajang Internasional. Pada kesempatan ini, UII memberangkatkan 5 tim dari Fakultas Kedokteran yang terdiri dari Rafik Prabowo, Roby Cahyono, Galih Putro Dewantoro, Fitri Rachmawati Putri, dan Jamilah Aulia Haikhah. Kelima mahasiswa itu berangkat mengikuti 5th Seoul International Congress of Endocrinology and Metabolism (SICEM) 2017 yang digelar di Seoul, Korea Selatan oleh Korean Endocrine Society (KES) pada 27-30 April 2017.

Salah seorang delegasi UII, Rafik Prabowo berhasil membawa pulang penghargaan Travel Grant dengan tunjangan sebesar 600 dollar dalam kategori ePoster Presentation. Travel Grant adalah penghargaan yang diberikan kepada peserta dengan karya terbaik dari hasil seleksi ketat yang dilakukan oleh KES.

Konferensi tersebut mengangkat tema endokrin dan metabolisme. Ajang ini merupakan ajang bergengsi yang diikuti oleh 200 peneliti-peneliti mancanegara baik professor, doktor, dokter, dan mahasiswa yang berasal dari berbagai negara.

Disampaikan Rafik Prabowo, ia mengangkat ide yang unik ke dalam ePoster dengan judul “Efek Pemberian Kuning Telur Puyuh terhadap Indeks Massa Tubuh Tikus”. Alasan utamanya memilih kuning telur puyuh dilatarbelakangi karena kuning telur punyuh mengandung kadar kolesterol yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan telur unggas lainnya. Sehingga menurutnya cocok untuk mengetahui pengaruh kolesterol terhadap indeks massa tikus dengan intervensi kuning telur puyuh.

Melalui temuannya ini, ia berhasil membuktikan bahwa konsumsi kolesterol tidak berpengaruh terhadap berat badan proporsional seseorang. “Orang-orang dengan kadar lemak normal dan rendah juga sama-sama memiliki resiko terhadap penyakit jantung jika pola makan tidak teratur terutama konsumsi terhadap kolesterol yang tinggi”, ujarnya.

Rafiq juga menceritakan sekelumit pengalamanya selama mengikuti SICEM. “Suatu keberkahan tersendiri, melalui ajang ini saya dapat memperluas wawasan terlebih ketika bertukar pikiran dengan para pakar dalam bidang endokrin dan metabolisme”, tambahnya.

Ia berharap semoga ke depannya lebih banyak lagi mahasiswa yang mendapat kesempatan untuk mengikuti ajang seperti ini. Ia menilai ajang ini sangat baik untuk mengembangkan penelitian di Indonesia sehingga mampu bersaing di dunia Internasional dan hasilnya bisa berkontribusi bagi pembangunan bangsa. (FEP)