Manfaatkan Daun Bambu Untuk Pengolahan Limbah tekstil

Industri tekstil di Indonesia mengalami peningkatan yang semakin pesat guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan sandang. Namun besarnya jumlah industri tekstil di Indonesia ini tidak diimbangi dengan pengolahan limbah cair dengan baik dan benar.

Sebagian besar industri tekstil tersebut menggunakan pewarna sintetis dengan alasan murah, tahan lama, mudah diperoleh, dan mudah dalam penggunaan. Penggunaan pewarna tekstil sintetis menimbulkan berbagai masalah, yakni limbah yang dihasilkan masih berwarna dan sulit terdegradasi dengan reaksi biologis biasa.

Berangkat dari masalah tersebut, sekelompok mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Islam Indonesia (UII) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiwa (PKM) Bidang Penelitian dibawah bimbingan Dr. Is Fatimah telah mengembangkan inovasi pengolahan limbah tekstil berwarna dengan memanfaatkan limbah daun bambu yang selama ini hanya dibiarkan menumpuk menjadi sampah.

Inovasi penelitian tersebut dikerjakan oleh Sugesti Nur Amaliah (angkatan 2015), Rizky Putra (Angkatan 2015), dan Aldila Widya Ardiani (Angkatan 2016). Menurut Rizky Putra inovasi ini dapat menjadi solusi permasalahan pengelolaan limbah tesktil berwarna yang selama ini sulit terdegradasi.

“Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fotokatalisis dengan bantuan cahaya dan katalis, dimana katalis yang digunakan berasal dari limbah daun bambu yang ternyata banyak mengandung silika (SiO2),” ujar Rizky Putra pada Senin (4/6).

Tidak hanya itu, menurut Rizky Putra untuk meningkatkan efektivitas fotokatalis dilakukan pengembanan material Fe2O3 ke dalam SiO2 yang dapat meningkatkan volume pori katalis sehingga daya adsorpsi dan degradasinya semakin baik dan cepat.

Lebih lanjut Rizky Putra menuturkan, pemanfaatan fotokatalis SiO2 termodifikasi Fe2O3 dari limbah daun bambu merupakan metode yang efektif, selektif, dan sangat sesuai untuk mendegradasi zat warna organik pada limbah tekstil cair berwarna. Selain itu metode ini sangat ekonomis dan ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan alam dari limbah daun bambu yang selama ini dibiarkan menumpuk dan menjadi sampah.

“Diharapkan dengan hadirnya inovasi ini limbah tekstil berwarna yang dibuang ke lingkungan menjadi limbah tekstil yang aman dan tidak berbahaya sehingga industri tekstil dapat terus memproduksi produk tesktilnya tanpa perlu bingung dalam pengelolaan limbahnya,” tandasnya.