Melihat Lebih Dalam Informatika Medis

Prodi Magister Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan webinar bertema “Informatika Medis” pada Sabtu (19/9). Acara ini menghadirkan pembicara Izzati Muhimmah, Ph.D, dosen UII dan Khairul Hafidz, M.Kom, alumni Magister Informatika UII. Disampaikan Izzati Muhimmah, semakin berkembangnya aplikasi Informatika Medis memberi banyak manfaat. Di antaranya meningkatkan keamanan pasien, manajemen klinis, pengurangan biaya, fungsi administratif, dukungan diagnostik, dukungan keputusan pasien, dokumentasi, dan peningkatan alur kerja.

Dalam webinar ini, Izzati juga sedikit mengupas tentang analisa citra medis untuk mendukung proses diagnosis. “Riset analisis citra medis tidak hanya membantu pasien mengobati penyakit dengan tepat, namun juga membantu kinerja dokter dan diagnosisnya. Teknologi telah memudahkan proses diagnosis lebih cepat dari gejala yang dikeluhkan pasien”, jelasnya.

Ia mencontohkan ketika pasien mempunyai indikasi klinis tuberculosis maka para tenaga medis perlu waktu sekitar 4 jam untuk menemukan sputum images dari mikroskop. Analisa citra medis dapat memudahkan dan mempersingkat waktu untuk menemukkan indikasi tuberculosis dari pasien. Citra medis juga melingkupi ilmu yang sangat luas banyak hal-hal baru di bidang konsentrasi ilmu ini.

Oleh karenanya, ia tidak ragu ketika merekomendasikan Program Magister Informatika UII sebagai salah satu rujukan konsentrasi informatika medis di tingkat nasional. Rekomendasi tersebut didasarkannya pada visi misi prodi dan rekam jejaknya dalam menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang informatikaa medis.

Sementara itu, Khairul lebih membahas penelitiannya tentang permodelan sistem analisis dipstick urinanalisis menggunakan kamera smartphone. Tujuan penelitian tersebut adalah menghasilkan permodelan sistem klasifikasi kualitatif (semi-kuantitatif) dalam menganalisis citra dipstick urinalisis sepuluh parameter.

“Pengumpulan data reference terdiri dari 44 sampel urine pasien rawat jalan karena lebih mudah daripada pasien rawat inap. Pemeriksaannya ada dua yakni pemeriksaan anlitik dan post analitik. Dengan teknologi bioinformatika medis dipstick urinanalisis dapat diketahui melalui smartphone”, imbuhnya. (HN/ESP)