,

Memahami Tiga Kata dari UII

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Guru besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII)  yang saat ini sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U. menyebut UII terbagi menjadi tiga macam kata yang harus dipahami makna per kata oleh setiap warganya, yakni Universitas, Islam, dan Indonesia. Hal ini dikemukakan Mahfud MD pada kegiatan Pesona Ta’aruf Universitas Islam Indonesia (PESTA UII) tahun 2020 melalui video asinkron, Jumat (11/9).

Universitas memiliki arti sebagai pusat pengembangan ilmu dan teknologi yang tekanannya pada kecerdasan otak dan skill. Berbeda dengan universitas lain, UII merupakan Universitas Islam yang mana dalam pengembangan ilmu dan teknologi harus diikuti dengan sikap-sikap keagamaan. Selanjutnya UII terletak di Indonesia, sehingga menurut Mahfud MD nilai-nilai Islam harus diturunkan dalam konteks ke-Indonesia-an.

“Indonesia ini negara yang bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika, berbeda agama, suku, ras, dan sebagainya juga tetap disatukan di Indonesia. Jadi kita bersaudara dalam perbedaan. Jangan terlalu ekstrim kalau berbeda lalu dianggap musuh,” ujarnya.

Lebih lanjut, alumnus Fakultas Hukum UII ini menjelaskan bahwa perbedaan sudah menjadi rahmat dan kehendak Allah. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Yunus: 99, bahwa Allah sengaja membuat setiap orang berbeda agar saling berlomba-lomba dalam kebaikan.

Mahfud MD menuturkan bahwa para pendiri UII tidaklah dari satu suku, melainkan menyebar dari Sabang sampai Merauke. Meski demikian, mereka bersatu demi menggapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia walaupun dalam suasana perbedaan suku. Menurutnya bersikap toleran dalam perbedaan menjadi ide pendirian UII.

“Dulu saya ada teman UII agama Kristen, Kong Hu Cu, dan Budha. Kita tidak membedakan. Setelah kita lulus, semua senang dan bangga menjadi lulusan UII. Sebab kita diberi suntikan rahmat untuk alam dan seluruh manusia, serta diberi kesempatan untuk maju,” ungkap Mahfud.

Mahfud MD menyatakan bahwa Islam merupakan Rahmatan Lil Alamin bagi seluruh alam dan dan manusia. Ia berharap agar setiap orang menjaga Islam dan tidak menjadikan Islam sebagai bencana dalam permusuhan dan pertentangan dalam perbedaan. “Islam itu sebagai nafas kehidupan,” tandasnya.

Teruslah belajar dan kembangkan kampus ini sesuai dengan nilai idelaisme yaitu pengembangan ilmu dan teknologi yang dinafasi Islam Rahmatan Lil Alamin untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

Menyikapi Perkembangan Zaman

Kemerdekaan memiliki substansi yang sama sejak dulu hingga sekarang. Mahfud MD menyebut substansi atau jiwa kemerdekaan yakni kebebasan dan tidak direndahkan bangsa lain. Upaya menggapai kemerdekaan saat zaman penjajahan dengan sekarang berbeda. Dulu, para pahlawan berjuang menggapai kemerdekaan dengan melawan para penjajah. Sedangkan sekarang berjuang agar Indonesia menjadi negara maju.

“Indonesia itu punya 17.540 pulau, kekayaan alam yang luar biasa, ada hutan, ikan, tambang emas, nikel, batubara, timah, dan sebagainya. Kalau kita berjuang memanfaatkan kekayaan geografis atau SDA yang ada dengan kekayaan demografis atau SDM yang hebat-hebat. Maka Indonesia akan maju. Kalau Indonesia maju, Anda juga maju,” jelas Mahfud MD.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan hidup semakin berat, terlebih adanya kemajuan zaman. Oleh karena itu, Mahfud MD menuturkan bahwa menyesuaikan diri dengan kemajuan sangatlah penting. Menurutnya ada dua nilai dalam mengikuti perkembangan zaman, yakni fundamental dan instrumental.

“Fundamental itu semangat memajukan bangsa dengan dasar iman dan takwa atau agama. Kalau instrumental itu teknologi digital. Kita di era industri 4.0. Anda kalah dalam pergaulan digital maka Anda akan ketinggalan untuk bersilaturahmi dalam kemajuan digital,” ujarnya.

Di sisi lain, Mahfud mengungkapkan rasa senang dan bangganya terhadap UII yang memapu mengikuti perkembangan zaman. Ia menyebut di tahun 80 an, UII sudah memiliki Fakultas Teknik Industri yang merupakan fakultas dengan fokusnya pada digital.

“Itu tantangan ke depan. Sekali lagi jangan sampai kehilangan identitas keilmuan yang tunduk dan patuh pada ajara agama Islam, memajukan bangsa dan negara karena ini bangsa Indonesia yang menjadi rahmat Allah,” kata Mahfud MD.

Selain itu, Mahfud MD mengamanahkan kepada para mahasiswa UII agar belajar dan berjuang dengan baik. Sebab di eranya sudah menjadi era kualitas. “Berusaha sekeras-kerasnya, karena orang yang bekerja keras itu, Allah akan berikan kemudahan dan keberhasilan. Disertai juga dengan doa da tawakal,” pesannya. (SF/RS)