Membidik Peluang Bisnis Baru di Tengah Pandemi

Melemahnya sektor perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan banyak pihak. Tidak hanya pengusaha, tidak sedikit masyarakat biasa yang mengalami kesulitan ekonomi akibat lesunya aktivitas perekonomian. Direktorat Peengembangan Karir dan Alumni (DPKA UII) bersama Ikatan Keluarga Alumni (IKA UII) merespon hal ini dengan menyelenggarakan Ngobrol bareng alumni sesi #2 bertemakan “Prospek Bisnis Pasca Wabah Covid-19, Peluang dan Tantangan Bisnis Berbasis Komunitas”.

Acara yang diadakan secara daring pada Sabtu (2/5) menghadirkan empat pembicara Alumni UII yaitu, Ilham Mulyawan (ahli bidang Marketplace), Herry Ahmadi (Entrepreneur), Yodhia Antariksa (ahli HR Management), serta Dr. Drs. Rohidin S.H., M.Ag (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni).

Ilham Mulyawan, founder dari EJA (Expat Jakarta.com) sebagai pembicara pertama membahas pentingnya marketplace dalam pembangunan ekonomi. Menurut Ilham ada beberapa cara untuk membangun bisnis baru pada saat dan pasca Covid-19 yaitu mempersiapkan model baru dalam berbisnis dengan analisis sederhana SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

“Banyak marketplace yang ditawarkan di Indonesia, namun yang menjadi pembeda pada EJA adalah bidikannya untuk mikro ekonomi agar bisa memasuki pasar internasional selain itu EJA juga langsung melibatkan antara pembeli dan penjual” ujarnya.

Pembahasan dilanjutkan Herry Ahmadi, alumni Teknik Informatika yang bergerak di bidang Cyber Security yang juga entrepreneur bisnis online. “Bermula dari dampak Covid-19 yang mengharuskan semua kegiatan usaha dilakukan dari rumah, kemudian saya bersama rekan melakukan sebuah amplifikasi ekonomi sederhana yaitu menjual kebutuhan pokok sehari-hari menggunakan sistem online” jelasnya.

Ia melihat peluang saat adanya pandemi, konsumen dianjurkan untuk berdiam diri di rumah yang membuat jumlah pembelian online meningkat. Memanfaatkan jaringan komunitas yang sangat luas yang bisa menjadi distributor. Herry dan tim membuat database konsumen yang sederhana, tapi difokuskan pada penjaminan suplai barang yang dibutuhkan konsumen. Menurut Harry yang terpenting adalah fokus bisnis yang jelas. Dalam waktu dua minggu Herry dan tim bisa meraup keuntungan hingga 200 juta.

Sementara Yodhia Antariksa menambahkan perlu adanya perbandingan dari kanal apa bisnis kita berkembang lalu kita fokuskan pada kanal yang pergerakannya sangat tinggi dan cepat. Media grup dan personal seperti Whatsapp bisa lebih efektif jika ingin memanfaatkan komunitas dalam berbisnis, semakin banyak kontak yang kita punya semakin luas dan kuat jaringan bisnisnya.

Sedangkan, Dr. Rohidin menjelaskan UII sangat memperhatikan alumninya dengan adanya pendataan yang masif mengenai alumni dan aktivitasnya. Tercatat ada seratus ribu lebih alumni yang tersebar di seluruh Indonesia. Data tersebut bisa diakses oleh alumni itu sendiri dan juga sangat berpotensi besar.

“Saat ini UII baru saja membuka marketplace yaitu Warung Rakyat yang baru berkembang di wilayah Jogja dan Jawa Tengah. Tujuannya sebagai wadah masyarakat seperti petani dan pedagang kecil yang usahanya terhambat, juga memfasilitasi alumni yang ingin bergabung” pungkasnya. (CSN/ESP)