Mahasiswa Bagikan Pengalaman Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 yang jatuh pada 2 Mei kali ini terasa berbeda dari tahun sebelumnya. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 banyak institusi pendidikan lebih memilih merayakannya secara daring melalui berbagai acara. Salah satunya Universitas Islam Indonesia (UII) yang menggelar acara Talkshow menggunakan aplikasi zoom. Talkshow bertemakan “Students to Students Sharing Session : How to Cope With Covid 19 Pandemic” ini diadakan bekerjasama dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Moderator talkshow, Nihlah Ilham selaku perwakilan dari International Program UII membuka acara dengan menyampaikan kondisi sivitas akademika menghadapi Covid-19. “Ada banyak tugas di waktu karantina pandemi bagi para mahasiswa tapi di lain waktu ada juga yang merasa bosan dan tidak tahu hal apa yang akan dilakukan. Talkshow ini mengundang narasumber enam mahasiswa yang berkuliah di negara dan universitas yang berbeda”, katanya. Mereka akan memaparkan tips dan trik selam pandemi dan juga keadaan belajar mengajar di saat-saat seperti ini.

Adelya Krista Putri yang sedang menempuh pendidikan di University of Queensland mengungkapkan cara belajar daring dengan platform online sudah diterapkan di Australia sebelum adanya pandemi. Metode online dengan memberikan materi dan berkomunikasi dengan dosen lewat email sehingga tidak terlalu susah untuk beradaptasi dengan metode yang baru dalam hal pembelajaran saat ini.

“Untuk menambah inovasi di tengah pandemi, University of Queensland membuat website yang berfungsi untuk berkumpul secara online berupa forum diskusi ataupun berbagai macam games. Selalu jaga kesehatan mental, karena kesehatan mental juga akan mempengaruhi kesehatan jasmani juga”, sarannya.

Ia juga menyarankan untuk membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan di pagi, siang, dan malam hari. Kegiatan yang dilakukan dibuat santai dan gampang serta jangan terlalu memaksakan diri. Selain itu, ia juga mengungkapkan agar tidak lupa tetap berhubungan dengan orang sekitar dengan cara online.

Sementara itu, Firna Mahardika Salsabila yang sedang berkuliah in Saxion University of Applied Sciences, Belanda mengaku awalnya ia merasakan takut karena tidak tahu kapan pandemi berakhir. Pihak universitas dan pemerintah di Belanda menghimbau agar tidak panik berlebih dan tetap tenang.

Tips dari Firna selama waktu karantina adalah selalu menjaga kebersihan agar dapat berpikir secara positif, mandi setiap hari, dan tidak berada di kasur setiap saat, serta berhubungan dengan keluarga dan teman-teman sekitar. Kegiatan pembelajaran di Belanda juga dilakukan di tempat masing-masing. Ia juga menyarankan agar menggunakan media resmi pemerintah untuk mengetahui berita-berita perkembangan situasi terkini untuk menghindari hoaks.

Sedangkan Mohamed Ameen dari UII juga menghimbau agar menghindari informasi yang berlebih serta membuat rutinitas yang baru. Sibukkan diri dengan aktivitas menenangkan diri seperti mendengarkan musik, membaca buku-buku lama, olahraga, beres-beres, dan belajar hal yang baru.

“Dekatkan diri dengan Sang Pencipta karena sangat membantu dalam menenangkan diri dan meluangkan waktu untuk reflection time”, imbuhnya.

Patok Waktu Produktif 3 Jam

Adapun Ibrahim Adi Prasetyo Vincentus Raymon, mahasiswa Universitas De La Salle Filipina memberikan tips produktif dengan mematok waktu produktif tiga jam per hari. Tiga jam tersebut harus dilakukan secara fokus dan sungguh-sungguh. Segala sesuatu yang memungkingkan menggangu seperti gawai harus dihindari dahulu, baru setelah tiga jam tersebut melakukan hal lain. Sekali-sekali memesan pizza untuk mengisi waktu luang, motivasi diri sendiri, dan tetap berhubungan dengan yang lain. “Together We Are Stronger”, tuturnya.

Di akhir sharing, Shereley Esparansa selaku mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta juga mengungkapkan situasi pembelajaran online di kampusnya melalui website situskuliah.com. Ia juga mengatakan bahwa punya lebih banyak waktu untuk membaca buku. Di daerah sekitar kampusnya juga sudah terdapat beberapa pasien yang positif corona sehingga ia selalu dirumah dan memesan makanan secara online dalam kesehariannya. (HN/ESP)