,

Membudayakan Pemerataan Kampus Hijau

Dalam rangka mengimplementasikan budaya kampus hijau di Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Lokakarya Kelompok Kerja Infrastuktur dan Lingkungan Kampus pada Rabu (27/7). Acara yang mengusung tema Kampus Hijau Sebagai Implementasi Lingkungan Berkelanjutan ini digelar di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, M.P.H. Kampus Terpadu UII.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Konservasi, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa saat ini UNNES turut bersinergi mengembangkan konsep kampus hijau dengan mengusung tiga unsur, yakni nilai dan karakter, seni budaya dan Sumber Daya Alam (SDA) serta lingkungan.

“Jadi menurut kami, kalau karakter itu penting, karakter yang baik pasti akan menjaga lingkungan juga. Kita juga punya kewajiban untuk menularkan semangat konservasi ke sekola-sekolah, terkhusus Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), kita menerapkan seperti UI Green Metric dan saat ini sudah berjalan,” ucapnya.

Sedangkan mekanisme dan sistem peningkatan konservasi lingkungan, saat ini UNNES sudah berkolaborasi dengan universitas-universitas lain yang ada di Indonesia. “Kami sudah menanam bibit diluar UNNES, di UNNES sudah tidak bisa ditatami lagi, soalnya di UNNES lahannya sudah full pohon. Kita juga sudah bekerjasama mendapat bantuan rutin bibit, sebagian besar dibantu sebagian kecil kita beli,” tambahnya.

Senada dengan Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si., dalam kesempatannya Ar. Ir. Tony Kunto Wibisono Ir. M.T., GP., Dosen jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan (FTSP) UII berpendapat bahwa UII memiliki konsep The Colour of Nature sebagai landasan berdirinya filosofi kampus hijau di UII itu sendiri.

“Konsep masterplan kampus UII ini mengambil tema The Colour of Nature, tema ini merepresentasikan hubungan lestari antara manusia dengan alam. Mengedepankan keberagaman inklusivitas baik dalam budaya maupun pola pikir keilmuan dalam bingkai keindahan alami,” ujarnya.

Sedangkan untuk menunjang dan meingimplimentasikan konsep kampus hijau, sebagai awalan UII telah memulai menggunakan solar cell di Fakultas Teknik Industri (FTI) sebagai upaya ramah lingkungan. Rencananya, konsep solar cell ini akan dilanjutkan ke FTSP UII. Diharapkan penggunaan solar cell ini dapat merata 100% diterapkan di UII secara bertahap.

Menurutnya, masih Ar. Tony Kunto Wibisono Ir.M.T. GP., konsep Green Building harus dibuat senyaman dan sekreatif mungkin. “Green Building harus kreatif dan inovatif ya karena di dalamnya ada unsur estetika juga. Kategori Green Building ini dibagi menjadi enam, yakni tepat guna lahan, konservasi energi, konservasi air, sumber daya dan siklus material yang ramah lingkungan, kesehatan dan kenyamanan, pengelolaan bangunan dan lingkungan,” imbuhnya.

Sementara itu, Expert Member of Data, System and IT, UI Greenmetric World University Rankings Network, Dr. Ruki Harwahyu, M.T., M.Sc., mengapresiasi forum lokakarya yang diadakan oleh UII. Ia menilai bahwa forum lokakarya nasional itu dapat mendorong kampus-kampus lain untuk berbagi pengetahuan terkait konsep kampus hijau.

“Saya pikir forum seperti ini bisa diselenggarakan di wilayah-wilayah, atau dikumpulkan perkategori, karena sharing seperti ini sangat bermanfaat, ini lebih mudah membuat kita fokus dan beradaptasi. Bayangkan kalau acaranya besar sekelas internasional, justru cukup sulit akan kita adaptasikan, melihat dari backgroundnya yang berbeda, finansialnya, keadaan iklimnya dan lain sebagainya,” tukasnya.

Untuk mengetaui tata sistematika pengelolaan Green Building yang ada di UII, para peserta kemudian mengikuti agenda Campus Tour. Partisipan yang hadir pada acara itu dibagi menjadi tiga kelompok, pertama menuju FTSP untuk melihat mekanisme Rainwater Harvesting, kemudian kelompok kedua menuju Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan (FMIPA) untuk mengetahui tata pengelolaan limbah, dan kelompok ketiga menuju Embung UII. (AMG/RS)